Gawat! Maluku Posisi Ke 7 Darurat Narkoba

BERITA MALUKU. Indonesia dinyatakan sebagai negara yang berada dalam status darurat narkoba, termasuk juga Maluku yang diketegorikan sebagai daerah darurat narkoba, menginggat dari 34 provinsi, Maluku berada pada posisi ke-7.

Status ini merupakan manifestasi dari realitas permasalahan narkoba yang terlanjur mengakar kuat, menjerat berbagai lapisan masyarakat, bahkan memperdaya para penyelenggara negara.

Menurut Wakil Gubernur Gubernur, Zeth Sahuburua, hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Maluku, pada tahun 2014 Maluku menempati posisi ketujuh dengan jumlah penyalahgunaan NAPZA sebanyak 27.150 jiwa dari populasi sebanyak 1.169.800 jiwa.

Dikatakan, dari data diatas kejahatan narkoba masih menjadi ancaman besar bagi masyarakat Maluku. Hal ini dapat dilihat dari pengungkapan kasus kejahatan narkoba oleh aparat kepolisian yang terus meningkat.

Kondisi geografis Provinsi Maluku yang berciri kepulauan dan berbatasan dengan negara tetangga seperti Australia dan Timor Leste, memberikan tingkat kerawanan yang tinggi terjadinya penyelundupan narkoba.

“Pola penyebarannya bisa melalui kapal laut pada pelabuhan-pelabuhan utama, tetapi juga melalui kapal-kapal kecil yang langsung ke pulau-pulau. Disisi lain, terbatasnya tenaga dan sarana pengawasan wilayah laut di Maluku, turut berdampak pada tingginya peredaran gelap narkoba,” ujar Sahuburua.

Jelasnya, mencermati fenomena yang terjadi, maka perlu dilakukan penanganan yang lebih optimal, terpadu dan menyeluruh (holistik) yang melibatkan Pemerintah Daerah, aparat keamanan, dan masyarakat.

“Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Maluku juga tetap berkomitmen untuk memberikan dukungan, perhatian dan menunjang program pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba atau P4GN di wilayah Maluku,” tegas Sahuburua.