Lulusan Dokter Unpatti Harus Tersebar di Kabupaten/Kota

Fransirapanussa Asal SBB Peroleh Nilai Tertinggi

BERITA MALUKU. Rektor Unpatti, Porf DR. Nus Sapteno, SH, MH, mengharapkan para lulusan fakultas kedokteran Universitas Pattimura (Unpatti) bisa tersebar di 11 kabupaten/kota yang masih kekurangan dokter.

Rektor juga menyatakan kebanggaan terhadap Fakultas Kedokteran Unpati karena telah menembusi peringkat ke 33 dari 70 fakultas kedokteran yang ada di Indonesia, kendati fakultas ini baru berusia 8 tahun.

Karena itu ia berharap para mahasiswa terus belajar keras agar tidak kalah dengan fakultas-fakultas kedokteran di daerah lain.

“Saya bangga karena walaupun fakultas kedokteran Unpatti ini baru berusia 8 tahun, yang kita peringati bersamaan dengan pengambilan sumpah dan pelantikan 12 lulusan dokter baru, karena bisa berada pada peringkat ke 33 dari 70 fakultas kedokteran di Indonesia."

"Kalian harus terus belajar keras, coba lihat kampus fakultas kedokteran ini adalah kampus terbagus dan mewah, jadi mahasiswa juga harus belajar terus meningkatkan prestasi,” ujar rektor para mahasiswa dan para lulusan dokter baru serta civitas akademika fak kedokteran, Jumat (15/7/2016) kemarin.

Rektor juga mengatakan fakultas kedokteran ini akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang tak kalah dari fakultas kedokteran lain di Indonesia.

Ditambahkan, kerjasama fakultas kedokteran Unpatti dengan Medycal University (Vitnam) kata Rektor membawa keuntungan besar dalam banyak hal, misalnya saja pertukaran siswa pertukaran dokter dan saling menunjang dengan fasilitas-fasilitas pendukung.

Terkait dengan penempatan dokter baru di kabupaten / kota, Rektor mengatakan kabupaten Aru yang paling banyak meminta tenaga dokter dan mahasiswa asal aru juga ada sekitar 8 orang kuliah di Fakultas Kedokteran Unpatti.

Sementara itu dekan Fakultas Kedokteran, DR. dr. Manuputty Yacob, MPH, Sabtu (16/7/2016) menjelkan bahwa HUT F. Kedokteran Unpatti jatuh pada tanggal 11 Juli namun karena libur lebaran baru masuk pada 11 Juli maka HUT baru dilakukan tanggal 13 Juli bersamaan dengan pengambilan sumpah dan pelantikan 12 orang dokter baru saat ini.

Dijelaskan, pendidikan dokter di Unpatti ditempuh lewat 2 fase pendidikan/program studi (prodi) yaitu pendidikan dokter yang berlangsung selama 4 tahun dan prodi profesi dokter yang berlangsung selama 2 tahun.

Menurutnya para dokter baru ini telah melewati kedua fase pendidikan tersebut dan sukses.

Manuputty menjelaskan, dari 12 dokter baru yang diambil sumpah dan dilantik kemarin itu, ada salah satu dokter asal Kabupaten Seram Bagian Barat yang memperoleh nilai CBT tertinggi yakni 83,5.

“Ini merupakan kebanggaan tersendiri karena batas lulus ujian CBT adalah 66,” tandas Manuputty.

Dijelaskan, setelah mereka dilantik mereka mempersiapkan diri untuk masuk internship atau proses pemahiran yang akan berlangsung selama 1 tahun. Mereka kata Manuputty akan ditempatkan di rumah sakit dan puskesmas. Dan setelah Internship mereka akan para dokter ini akan berpraktek secara mandiri.

“Setiap kesempatan saya selalu menyarankan bagi para dokter ini untuk selesai internship mereka melamar di kabupaten/kota di Maluku. Jadi prioritasnya adalah Maluku karena masih kekurangan dokter. Dan jika mereka mengabdi di Maluku makan mereka dapat menunjukan bahwa mereka adalah anak-anak bangsa asal daerah ini,” ujar mantan Direktur RSUD dr Haulussy Ambon itu.

Manuputty juga menyampai terima kasih kepada pemerintah provinsi Maluku yang selalu setia memberikan bantuan sehingga banyak dosen untuk spesialisasi di berbagai bidang ilmu kedokteran yang pada gilirannya akan mampu melayani para pasien terutama di rumah-rumah sakit pemerintah di provinsi Maluku.

Manuputty juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Aru yang selalu membantu fakultas kedokteran unpatti dalam berbagai kegiatan penilitian dan pengabdian masyarakat.

Ditambahkan, mitra fakultas kedokteran Unpatti antara lain FK Unair, FK Unhas, FK Unpad, dan Kaohsung Medical University dimana terjalin kerjasama untuk masa depan kesehatan dan dunia kedokteran di Maluku. (**)