PANDAN KASTURI DAN BATU KORA-KORA | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

PANDAN KASTURI DAN BATU KORA-KORA

MALUKU merupakan salah satu pulau yang banyak dikunjungi oleh para pedagang yang datang dari pelosok nusantara. Pada abad ke-XV, di Pulau Jawa terjadi perang agama di antara kerajaan yang beragama Hindu dan kerajaan yang telah memeluku agama Islam, sehingga keadaan menjadi sangat kacau.

Banyak orang-orang yang lari mengungsi keluar Pulau Jawa. Beberapa keluarga dengan menggunakan perahu besar yang dinamakan perahu kora-kora, berlayar bersama-sama para pedagang menuju kota Ambon. Mereka masuk Teluk Ambon dan mendarat di Pandan Kasturi tepatnya di tikungan Tugu Selamat Datang.

Dinamakan Pandan Kasturi ceriteranya demikian;

Diantara keluarga tersebut ada seorang perempuan bernama Nyai Mas. Ketika di pantai dan hendak berlabuh Nyai Mas memetik sehelai daun pandan untuk diikat di atas kondenya kemudian ia mengambil setangkai bunga rampe (rampai) yang dijalin menjadi sebuah hiasan rambut dan dipasangkan di atas kondenya, sehingga ia kelihatan cantik.

Namun tanpa diketahui apa sebabnya burung kesayangannya terlepas dan terbang. Nyai Mas berusaha untuk menangkapnya tetapi sia-sia. Burung itu terbang meninggalkannya. Tempat tersebut kemudian dinamakan Pandan Kasturi. Pandan berasal dari daun pandan dan kasturi berasal dari nama burung Kasturi.

Nyai Mas, Mahudun dan Latu Paranusa kemudian naik ke gunung dan bersepakat untuk mendirikan sebuah negeri yang kemudian mereka beri nama  Negeri Hative. Sisa-sisa negeri Lama dari negeri Hative masih dapat kita temui sampai sekarang, tepatnya di atas Kapahaha. Sedangkan Kyai Kaya Fulu dan Kyai Kaya Daud melanjutkan perjalanan mereka ke pulau Seram bahagian Timur dan membangun sebuah negeri dan diberi nama Tobu.

Ada seorang pedagang yang kemudian melanjutkan perjalanan pelayarannya menyusuri pantai ke arah Timur Teluk Ambon sambil berkata; “Apabila Perahu kora-kora ini nantinya terkandas dan menjadi sebuah batu, maka disitulah aku akan mendirikan negeriku”.

Setelah selesai mengucapkan kalimat itu maka perahu kora-kora itu terkandas di tepi pantai Halong dekat dengan jembatan Irian (Pelabuhan Halong) tempat berlabuhnya kapal-kapal TNI Angkatan Laut. Perahu kora-kora itu kemudian menjadi batu yang berbentuk perahu dan dinamakan batu kora-kora.

(Sumber: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Maluku dan Malut)
Ceritera Rakyat 8228824778325419483
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks