DANAU HOHONG DAN SEJARAH BENTENG HATTU | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

DANAU HOHONG DAN SEJARAH BENTENG HATTU

DANAU Hohong tidak asing lagi bagi penduduk di negeri Piru ibukota Kecamatan Seram Bagian Barat dan sekitarnya, yaitu sebuah danau (kolam) kecil yang terletak 1,5 km dari negeri Piru. Kedalamannya kira-kira 25 m. Keadaan di sekitar danau sangat menyeramkan. Konon pada masa datuk-datuk, danau tersebut sudah ada dan dimiliki oleh keluarga besar Kakalessy/Nussy dan keluarga Salelua.

Danau tersebut sering digunakan oleh masyarakat sekitarnya sebagai tempat mencucui dan mandi. Setiap kali mencuci, mereka selalu duduk di atas sebuah batu yang dijadikan tempat mencuci dan tempat duduk.

Pada suatu hari, seperti biasanya kaum perempuan pergi mencuci di danau tersebut. Ketika selesai mencuci dan mereka akan pulang, salah satu dari mereka yang bernama Hohong, tidak bisa berdiri dari batu yang ia duduki. Ibu-ibu yang lain berusaha menariknya, tetapi semakin ditarik, ia semakin lengket pada batu tersebut.

Melihat kejadian itu, para ibu kembali ke negeri mengabarkan hal tersebut kepada penduduk sekaligus minta pertolongan. Tetapi ketika mereka tiba di tempat kejadian, perempuan itu telah hilang bagaikan ditelan bumi bersama-sama batu tersebut. Pencarian dilakukan ke seluruh daerah sekitar danau, tetapi tidak berhasil.

Berteriak memanggil namanya tetapi tidak ada hasilnya. Untuk mengenang kejadian itu, maka danau tersebut kemudian diberi nama “Hohong” sesuai dengan nama wanita yang hilang itu. Akibat hilangnya Hohong, maka tempat itu menjadi angker. Hal ini terus dipercaya oleh masyarakat setempat sampai sekarang.

SEJARAH BENTENG HATTU

BENTENG Hattu terletak di sekitar Pelabuhan Hattu, kira-kira 2 km dari kota Piru ibukota Kecamatan Seram Bagian Barat. Letaknya strategis karena berada di dekat pantai Hattu yang indah pemandangannya. Sekarang benteng ini telah menjadi puing-puing batu, karena telah dimakan usia dan kurangnya perawatan, namun Benteng Hattu menyimpan sejuta misteri dan ceritera lama yang perlu dikenang oleh anak cucu.

Pada zaman dahulu, di negeri Hattu berdiri sebuah benteng, tempat tinggal kapitan Hattu yang bergelar “Kapitan Mata Empat”. Dengan berbagai cara dan upaya, musuh Kapitan Hattu ini berusaha agar dapat membunuh Kapitan Hattu, namun tidak berhasil.

Akhirnya kapitan-kapitan ini bermusyawarah menentukan bagaimana caranya agar dapat membunuh atau menaklukkan Kapitan Hattu. Kesepakatan diambil uaitu dengan cara menggunakan daun atap. Rakyat diperintahkan untuk menghamburkan daun-daun atap tersebut di jalan yang biasanya dilalui oleh Kapitan Hattu sambil bersiap siaga.

Kapitan Hattu bersama rakyatnya tidak mengetahui yang akan terjadi. Tiba-tiba terdengar bunyi tembakan musuh, karena terkejut Kapitan Hattu berlari keluar dan melewati daun atap yang telah dihamburkan oleh musu. Karena daun atap itu licin, maka Kapitan Hattu terjatuh.

Kesempatan ini dipergunakan oleh musuhnya untuk membunuh Kapitan Hattu, tetapi Kapitan Hattu tidak mati, kemudian musuhnya mencabut pedang Kapitan Hattu dan menghujamkan ke tubuh Kapittan Hattu. Akhirnya kapitan Hattu dapat dibunuh.

Rakyat dari Kapitan Hattu yang mendapat serangan berlari kucar-kacir menyelamatkan diri masing-masing. Mereka menggunakan apa saja yang ada di dekat pantai untuk dapat menyelamatkan diri, seperti; kiming kelapa, sabut kelapa dan lain-lain.

Akhirnya mereka singgah di sebuah pulau dan membangun pulau tersebut dan diberi nama sesuai dengan nama di tempat asal mereka yaitu Hattu yang terletak di kecamatan Laihitu Pulau Ambon. Di desa ini tumbuh pohon “Kolang Susu” (pohon kamboja) yang telah besar.

Menurut orang tua-tua desa Hattu, pohon kolang susu itu dibawa dari Hattu Piru ketika mereka lari, kemudian disiram dengan air Kasturi yang hingga kini masih ada.

Peristiwa yang sangat menyedihkan itu tidak dapat dilupakan oleh rakyat Hattu Ambon. Akhirnya mereka yang selamat mengangkat sumpah bahwa mereka tidak akan menginjakkan kaki lagi di Hattu Piru. Janji itu ditepati sampai sekarang.

(Sumber: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Maluku dan Malut)



Ceritera Rakyat 8162983303403979067
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks