Sidang Sinode ke-39 GPM Resmi Bergulir, Bahas Arah Pelayanan Menuju Gereja yang Berdampak
AMBON - BERITA MALUKU. Suasana hikmat dan penuh sukacita mewarnai pembukaan Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM) yang digelar di Gereja Maranatha Ambon, Minggu (19/10/2025). Sidang yang akan berlangsung hingga 26 Oktober ini menjadi momentum penting jelang satu abad perjalanan GPM dalam pelayanan dan kesaksian iman di Maluku dan Maluku Utara.
Sidang Sinode yang dibuka Menteri Agama yang diwakili Dirjen Bimas Kristen, Jeane Marie Tulung, di bawah sorotan tema besar: “Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM” dengan subtema “Layanilah Umat dengan Tekun Sesuai Kasih Allah.”
Sebanyak 630 peserta dari 34 klasis se-Maluku dan Maluku Utara hadir dalam persidangan ini, termasuk peserta luar biasa, mitra gereja dari Belanda dan Korea, serta tokoh lintas lembaga. Agenda utama dipusatkan di Gereja Maranatha, sementara sidang-sidang komisi berlangsung di tujuh gereja dalam wilayah Klasis Pulau Ambon.
Selain itu, MPH Sinode GPM juga menggelar Expo Sidang Sinode ke-39 di Pattimura Park. Dalam kegiatan sosialnya, GPM membagikan 1.000 paket sembako senilai Rp39 ribu untuk penyapu jalan dan buruh sebagai wujud nyata pelayanan kasih.
Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas kiprah panjang GPM yang kini menapaki perjalanan menuju satu abad pelayanan.
“Tema dan subtema Sidang Sinode ini sangat bermakna dan mendalam, karena mengandung kesadaran iman dan refleksi sejarah GPM. Gereja ini telah menjadi pilar rohani, sosial, dan kultural di bumi Maluku dan Maluku Utara,” ujar Gubernur.
Ia menegaskan, sejarah telah membuktikan GPM tetap eksis di tengah pergolakan zaman, dari masa penjajahan hingga era digital, dan senantiasa menjadi penopang spiritualitas masyarakat Maluku.
“GPM hadir bukan hanya sebagai lembaga keagamaan, tetapi juga mitra kritis pemerintah dalam membangun masyarakat yang beradab dan berkeadilan. Gereja harus tetap menjadi terang yang menuntun umat di tengah tantangan globalisasi, digitalisasi, kemiskinan, serta kerusakan lingkungan,” tegasnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya sinergi antara gereja dan pemerintah “Gereja menanamkan nilai rohani dan moralitas, sementara pemerintah membangun ekonomi dan infrastruktur. Walau berbeda jalan, tujuan kita sama, menghadirkan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat.”
Ia berharap Sidang Sinode kali ini menghasilkan keputusan yang tidak hanya administratif, tetapi juga strategis dan transformatif. “GPM harus tampil sebagai gereja profetik, berani menyuarakan kebenaran, melawan ketidakadilan, membela yang lemah, dan menjadi jembatan perdamaian.”
Menteri Agama yang diwakili Dirjen Bimas Kristen, Jeane Marie Tulung, dalam sambutannya menegaskan bahwa Sidang Sinode ke-39 adalah momentum bersejarah yang menandai anugerah besar Allah atas perjalanan GPM.
“Gereja diharapkan menjadi rumah bersama bagi semua anak bangsa. Pelayanan rohani harus berdampak sosial, menghadirkan kasih dalam bentuk nyata, dan turut mengangkat harkat hidup umat,” ujarnya.
Ia juga mengajak gereja untuk hadir secara relevan dan adaptif di era digitalisasi. “GPM telah menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa, bukan hanya dalam spiritualitas rohani umat, tetapi juga dalam membangun moralitas dan perdamaian,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua MPH Sinode GPM, Pdt. Elifas T. Maispaitella, dalam khotbah peneguhannya menekankan pentingnya menjaga persaudaraan sejati sebagai warisan iman orang Maluku.
“Sidang ini adalah panggilan untuk terus menjaga putihnya kain gandong dan menepati janji salam Sarane. Gereja harus menjadi agen damai, mendamaikan umat dan memperkuat ikatan kekeluargaan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pdt. Elifas juga meluncurkan buku berjudul “Dua Abang Satu Cerita”, sebagai refleksi perjalanan spiritual dan kebersamaan dalam pelayanannya.
Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Ambon siap mendukung penuh seluruh rangkaian kegiatan Sidang Sinode ke-39 GPM.
“Persidangan ini menjadi momentum strategis untuk merumuskan arah pelayanan gereja yang adaptif dan kolaboratif. Pemerintah kota berkomitmen memberikan pelayanan maksimal bagi seluruh peserta,” ujarnya.
Ia berharap sidang ini menghasilkan keputusan yang berkenan bagi Allah dan membawa dampak bagi umat serta masyarakat luas.
Sidang Sinode ke-39 GPM bukan sekadar pertemuan gerejawi, tetapi menjadi ruang refleksi dan pembaharuan arah pelayanan menuju gereja yang kokoh secara teologis, berakar dalam Injil, serta berbuah nyata dalam pelayanan sosial dan kemanusiaan.