Pemerintah Tidak Tutup Mata: Gubernur Hendrik Lewerissa Tunjukkan Kepedulian Nyata Bagi Korban Banjir Kamarian
AMBON - BERITA MALUKU. Bencana memang tak pernah diundang, tapi kepedulian bisa dan harus dihadirkan. Inilah yang ditunjukkan oleh Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, saat banjir melanda Desa Kamarian, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), akibat cuaca ekstrem yang mengguyur sebagian wilayah Maluku.
Puluhan rumah warga terdampak, dan setidaknya 30 kepala keluarga harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan tempat tinggal dan akses dasar. Namun, di tengah musibah itu, kehadiran negara lewat pemerintah provinsi terasa nyata.
Tanpa menunggu waktu, Gubernur langsung mengerahkan tiga instansi penting, BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Ketahanan Pangan, untuk membawa bantuan tanggap darurat. Bantuan yang dikirim berupa 350 kg beras, 50 selimut, 50 matras, 50 paket makanan siap saji, dan 25 karton mie instan. Seluruh logistik ini dikirim melalui jalur darat dan penyeberangan Ferry menuju lokasi terdampak.
“Setelah Pak Wagub mengunjungi lokasi usai panen raya dan menyampaikan laporan resmi, hari ini kami langsung distribusikan bantuan. Puji syukur, logistik sudah siap,” ujar Gubernur Lewerissa saat melepas bantuan dari pelataran Kantor Gubernur Maluku, Selasa (5/8/2025).
Baginya, tanggap darurat bukan soal formalitas birokrasi, melainkan wujud nyata kasih dan kepedulian pemerintah kepada rakyat yang sedang menderita.
"Kami hadir untuk mengurangi beban mereka. Bencana ini tidak kami kehendaki, tapi ketika terjadi, pemerintah harus menjadi yang pertama datang,” ujarnya dengan nada tegas namun penuh empati.
Gubernur juga menyadari bahwa kekuatan pemerintah ada batasnya. Karenanya, ia menyerukan solidaritas dan gotong royong sebagai kekuatan utama masyarakat Maluku dalam menghadapi bencana.
“Sebagai Gubernur, saya mengimbau seluruh masyarakat Maluku, mari kita wujudkan rasa solidaritas dengan sorong bahu, gotong royong, bahu-membahu membantu saudara-saudara kita yang mengalami musibah. Pemerintah punya niat baik, tapi kami juga punya keterbatasan,” tuturnya.
Ia menambahkan, pelayanan kepada masyarakat yang terdampak tidak boleh diskriminatif. Semua harus mendapatkan perhatian yang sama, tanpa kecuali.
Bagi Lewerissa, kepemimpinan bukan sekadar urusan administrasi atau laporan kegiatan. Ia memandang tugasnya sebagai panggilan hati untuk hadir di tengah rakyat, terutama saat mereka berada dalam kesulitan.
“Kami ingin masyarakat tahu, bahwa pemerintah tidak tutup mata. Ini bukan sekadar logistik, ini adalah simbol kehadiran, kepekaan, dan cinta kami untuk rakyat Maluku,” tutup Gubernur.
Ditempat terpisah, atas arahan Gubernur, Dinas Sosial Maluku juga memberikan bantuan untuk keluarga terdampak banjir di Suli, Kabupaten Maluku Tengah.