20 Tahun Pelajar Di Batabual Bertarung Nyawa Demi Menuntut Ilmu | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

20 Tahun Pelajar Di Batabual Bertarung Nyawa Demi Menuntut Ilmu


AMBON - BERITA MALUKU.
Kondisi pendidikan di Maluku masih diwarnai dengan ketimpangan. Di sejumlah daerah, masih banyak dijumpai kondisi pendidikan yang memprihatinkan, karena pelajar belum terlayani dengan baik, mulai dari sarana prasara maupun akses jalan ke sekolah. Padahal pendidikan yang nyaman dan aman serta mendapatkan perhatian dari pemerintah merupakan hal yang sangat diinginkan oleh seluruh pelajar, termasuk anak-anak sekolah di Kecamatan Batabual, Kabupaten Buru. 


Karena tidak adanya jembatan, anak-anak di bumi Bupolo harus setiap harinya harus menyebrangi aliran sungai untuk pergi ke Sekolah. Seperti kata pepatah, Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Begitulah yang sering kita dengar agar kita mempunyai semangat dalam belajar. Seperti semangat yang dimiliki pada siswa ini. Mereka harus bertaruh nyawa hanya untuk mencapai sekolah.


Perjalanan anak-anak untuk menempuh pendidikan ini diunggah Muhammad O. Galela melalui laman Facebook, Selasa (9/8/2022). Dalam dua postingan video bedurasi 0:45 detik dan 0:15 detik, tersebut terlihat anak-anak sekolah berseragam SMA seberangi aliran sungai Dusun Waelawa yang mengalir deras. Mereka harus ceburkan diri ke dalam aliran sungai dan menerobos lebar sungai berkisar 10 meter lebih itu. Terlihat juga sejumlah pelajar yang meneteng tas sekolah nyaris tenggelam diseret aliran sungai, meski mereka sudah berusaha saling berpegangan tangan. 


Muhammad O. Galela, warga Dusun Waelawa dikonfirmasi via seluler Rabu (10/8/2022), mengatakan pelajar yang ada di dalam video tersebut merupakan siswa-siswi SMAN 11 Buru, yang berada di Dusun Waelawa, Desa Persiapan Waelawa. 


Para pelajar memilih pergi maupun pulang sekolah melewati aliran sungai dikarenakan dekat. Sedangkan jika melewati jalur darat, para pelajar harus berjalan kaki sekitar 3 kilometer. 


"Iya terpaksa harus seberangi sungai, Sekolah (SMA) berada di Dusun Waelawa, sementara anak-anak sekolah dari Waemorat harus terobos aliran sungai agar bisa mencapai sekolah, seperti halnya pelajar SMP N 25 Waemorat yang berasal dari Dusun Waelawa harus seberangi sungai dari Waelawa ke Waemorat," ucap Muhammad. 


Kondisi ini sudah berlangsung selama 20 tahun lantaran belum ada jembatan penghubung yang dibangun pemerintah. 


"Kami punya kecamatan Batabual ini sudah 20 tahun, sampai sekarang belum ada jembatan," jelasnya.


Untuk itu, dirinya berharap kepada Pemerintah Daerah baik Provinsi Maluku maupun Kabupaten Buru bisa melihat kondisi ini, dengan membangun jembatan penghubun, agar anak-anak bisa bersekolah tanpa mengorbankan nyawa mereka.

Peristiwa 5011667711403961922
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks