Saniri Negeri Liliboy, Desak Pemkab Malteng Kembalikan Dua Guru | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Saniri Negeri Liliboy, Desak Pemkab Malteng Kembalikan Dua Guru

BERITA MALUKU. Masyarakat Negeri Liliboy mengancam akan mengeluarkan anak-anak mereka yang bersekolah di SD Negeri 1 Liliboy, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, apabila dua guru asal Negeri Liliboy, masing-masing Jacoba Kakisina dan J Tulaseket tidak dikembalikan ke sekolah asalnya.

Ketua Saniri Negeri kepada awak media kemarin, mendesak agar Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah, untuk mengembalikan Jacoba Kakisina dan J Tulaseket ke sekolah asalnya Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Liliboy.


“Ini sikap tegas kita masyarakat Negeri Liliboy terhadap proses pemindahan dua guru asal Negeri Liliboy yang dipindahkan secara sepihak tanpa ada alasan yang mendasar oleh Kepala Sekolah, Obeth Momot tahun 2015 lalu. Bagi masyarakat, alasan pemindahan karena pemerataan guru merupakan alasan yang dibuat-buat. Buktinya, SDN 1 Liliboy saat ini kekurangan tenaga guru. Olehnya itu, pemkab Malteng melalui dinas teknis harus mengkaji ulang SK Pemindahan dua guru tersebut dan diharapkan dalam tahun 2017 ini keduanya bisa kembali bertugas di sekolah asal,” ungkap Ketua Saniri Negeri Liliboy, Titarsole.

Menurut Titarsole yang juga mantan wakil ketua Komite SDN 1 Liliboy, saat ini hanya empat guru tetap dan sisanya guru honor yang diangkat oleh kepsek.

“Kondisi belajar mengajar di SDN 1 Liliboy saat ini sangat memprihatinkan. Dua ruang kelas tidak ada guru kelasnya. Kini SDN 1 Liliboy hanya ada empat guru tetap, sisanya guru honor yang mengajar mata pelajar agama. Lantaran kekurangan guru kelas, akhirnya guru-guru honor ini diangkat menjadi guru kelas.

"Saya kira, persoalan ini harus di sikapi secara bijak oleh Pemkab Malteng. Kenapa dengan mudah SK Pemindahan dua guru ini begitu cepat diterbitkan tanpa ada kajian sebelumnya, dimana fungsi pengawasan pemerintah dalam hal ini UPTD terkait. Ini patut dipertanyakan juga," sesalnya.

Bagi Titarsole, ini sebuah kelalaian yang mestinya disikapi ulang sehingga tidak timbul polemik di masyarakat.

Kenapa Saniri Negeri Liliboy harus intervensi? Sebab ini menyangkut kepentingan masyarakat. Dua guru ini adalah anak asli negeri Liliboy yang sudah mengajar puluhan tahun di sekolah tersebut. Kenapa ketika pergantian kepsek yang baru di tahun 2015 lalu, tiba-tiba dua guru ini di pindahkan tanpa ada alasan yang mendasar.

"Olehnya itu, kita berharap, persoalan ini harus disikapi secara bijaksana oleh Pemkab Malteng. Kita akan terus mendesak pemkab hingga kedua guru ini dikembalikan ke sekolaha asalnya,” tegasnya.

Dirinya juga meminta agar kinerja dan kebijakan kepsek Obeth Momot harus dievaluasi. Kebijakan yang diambil selama ini sangat meresahkan orang tua dan siswa. Contoh nyata, komite sekolah yang baru saja dibentuk dan dilantik, kemudian dibekukan secara sepihak. Padahal peran komite sekolah sangat penting dalam memperlancar proses pendidikan di sekolah itu.

Selain itu, penjualan baju olah raga sebesar Rp75.000 per siswa tanpa ada persetujuan dari orang tua. Tiba-tiba siswa diwajibkan membeli pakaian oleh raga tanpa terkecuali. Orang tua yang mengusulkan agar baju olah raga itu, dibayar setengah dan sisanya di tanggung melalui dana BOS, namun kepsek menolak keras. Belakangan diketahui, penjualan baju olah raga ini diduga adalah proyek kepsek.
Pendidikan 6980645005719595013
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks