Natal Masyarakat Liliboy, Gubernur Ajak Masyarakat Maluku Berdoa Bagi Keutuhan Bangsa

BERITA MALUKU. Dalam perayaan Natal Pemerintah Provinsi Maluku bersama masyarakat Liliboy, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, pada Selasa (20/12/2016), Gubernur Maluku, Said Assagaff mengajak seluruh masyarakat Maluku untuk berdoa bagi keutuhan bangsa dan merawat hidup orang basudara “SALAM dan SARANE. Dan tentunya dengan memaknai spirit pela-gandong, sagu salempeng pata dua dan ale rasa beta rasa. Sebab cinta beta sama dengan cinta Maluku.

Ajakan Gubernur ini tertuang dalam beberapa pesan kado Natal lainnya, yakni jelang akhir tahun 2016 kita diajak bersykur untuk semua kemajuan pembangunan yang sudah dicapai, sambil terus berdoa, agar beberapa agenda penting, seperti pemilukada di lima kabupaten/kota se-Maluku, Hari Pers Nasional, Jambore Pemuda maritime dan tour sepeda de Molucca, bisa berjalan dengan lancar dan sukses.

Selain itu, karena Natal adalah perjumpaan Tuhan dengan manusia, maka perjumpaan bersama masyarakat Liliboy adalah bagian cara Pemerintah Provinsi Malluku dalam membangun komunikasi sambung rasa, dalam semangat orang basudara.

“Kebersamaan kita harus menjadi kekuatan damai sejahtera, untuk merawat ke-Maluku-an dan ke-Indonesia-an. Makanya kami ingin berdamai dengan hati, berdamai dengan sesama, juga lingkungan sambil meneduhkan jiwa, agar kita semua menjadi pembawa damai yang abadi,” ujarnya.

Dirinya mengajak masyarakat untuk menggunakan media komunikasi secara santun dan bermartabat, guna memberi pesan perdamaian/persaudaraan, sebab media komunikasi adalah alat pembelajaran membangun Maluku dan Indonesia yang damai dan sejuk. Termasuk untuk saling mengingatkan akan berbagai penyakit sosial seperti narkoba, judi, miras, HIV/AIDS, korupsi, dan nepotisme yang harus dihindari.

Tak lupa orang nomor satu di Maluku ini juga mengingatkan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi perubahan-perubahan sosial, termasuk dampak globalisasi pembangunan yang deras mengalir.

“Kami akan terus bekerja untuk Maluku rukun, religius, demokratis, damai dan sejahtera. Kalau ada keterbatasan dalam pelayanan selama ini, dari tempat ini, kami memohonkan maaf yang tulus, sebab tiada gading yang tak retak,” pungkasnya.

Ditambahkannya, perayaan Natal adalah peristiwa nyata, yang tampak dalam pelayanan dan pengorbanan Yesus Kristus, dan karenannya Natal harus bersifat faktual dan terpolarisasi di dalam sejarah dunia.

Hal ini tentu sejalan dengan tema Natal tahun ini “Natal Kristus : Karya Damai Sejahtera Allah Hadir Bagi Semua” adalah suatu proses iman, sebab damai sejahtera akan tampak bagi tiap usaha untuk hidup menjadi berkat bagi sesama.