Disperindag Malteng Intensif Awasi Stok dan Harga Gula Pasir

BERITA MALUKU. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Tengah intensif mengawasi, baik stok maupun harga gula pasir di pasaran guna menjamin kebutuhan masyarakat, terutama umat Islam yang menunaikan bulan suci Ramadhan 1437 Hijriah.

"Kami mengarahkan tim pengawasan untuk memantau, baik stok maupun gula pasir agar tidak dimanfaatkan oknum pedagang untuk memanipulasi dengan tujuan meraup keuntungan besar," kata Kadis Perindag Maluku Tengah, Kace Pattiasina, dihubungi dari Ambon, Senin (13/6/2016).

Harga gula pasir di pasar Masohi, ibu kota kabupaten Maluku Tengah Rp19.000/Kg.

Sedangkan, distributor gula pasir kristal dijual ke pedagang Rp830.000/karung atau Rp17.200/ Kg.

"Jadi para oknum pedagang hendaknya jangan melakukan manipulasi, baik stok maupun harga karena bila ditemukan dan berdasarkan proses penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) maupun tim pengawasan, maka pastinya dikenakan sanksi tegas," ujar Kace.

Dia mengakui, sedang berkoordinasi dengan Kadis Perindag Maluku, Frangky Papilaya untuk meminta penambahan stok gula pasir yang dipasok Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang ditunjuk Kementerian Perdagangan sebagai pemasok gula kristal putih.

"Staf Disperindag Maluku Tengah sedang mengecek permintaan penambahan stok gula pasir tersebut yang dibutuhkan 5 - 10 ton," kata Kace.

Bila mendapatkan penyaluran gula pasir, lanjutnya, maka berdasarkan koordinasi dengan Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal perlu melaksanakan operasi pasar (OP).

OP dilaksanakan agar bisa menstabilkan harga gula pasir yang sebelumnya bervariasi Rp15.000 - Rp16.000/Kg.

Dia mengemukakan, tim pengawasan saat ini mengintensifkan pemantauan agar para pedagang tidak melakukan manipulasi harga yang berlebihan sehingga meresahkan masyarakat, terutama basudara (saudara) Islam menunaikan ibadah Puasa.

Bila gula pasir yang dimintakan dari Disperindag Maluku dan PPI itu tiba di Masohi, maka dilakukan OP, terutama mobil keliling di sejumlah desa maupun kecamatan.

"Kami menginginkan umat Islam di Maluku Tengah tidak terganggu kesiapan Puasa dengan ketersediaan stok gula yang menipis sehingga dimanfaatkan oknum pedagang menaikkan harga," tandas Kace Pattiasina.