Tercemar Sianida, Puluhan Hektare Pohon Sagu dan Kakao Mati | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Tercemar Sianida, Puluhan Hektare Pohon Sagu dan Kakao Mati

BERITA MALUKU. Sekitar sepuluh hektar pohon sagu dan tanaman kakao milik warga di sekitar hutan dekat kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku, yang menjadi lokasi pencarian emas menjadi kering dan mati akibat tercemar bahan beracun berupa sianida.

"Di sekitar areal rumpun sagu terdapat genangan air seperti danau karena dijadikan penampungan limbah beracun yang dibuang penambang emas ilegal, sehingga pohon yang masih berukuran kecil atau sudah mendekati masa panen jadi mengering," kata koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aliansi Indonesia Kabupaten Buru, Putra Batmas yang dihubungi dari Ambon, Senin (28/9/2015).

Selain itu, pada sekitar hutan menuju kawasan Gunung Botak juga telah disulap para penambang menjadi tempat perendaman material bercampur bahan kimia untuk memisahkan logam mulia.

LSM peduli lingkungan tersebut bersama Camat Kayeli, Ismail Soamole dan TNI/Polri telah meninjau ke lokasi tersebut dan menemukan kawasan itu sangat tandus karena pencemaran akibat bahan kimia terus merembes ke kewasan pemukiman penduduk.

Bahkan, kata Putera Batmas, ada penambang yang membuat kolam rendaman di jalur B Desa Wamsaid.

"Yang lebih dikhawatirkan lagi bila tiba musim hujan dan banjir, maka limbah beracun ini akan mengalir ke kawasan Teluk Kayeli yang pesisir pantainya banyak perkampungan warga," ujarnya.

Bahan beracun ini bakal memusnahkan hutan mangrove di pesisir Teluk Kayeli hingga terumbu karang yang menjadi habitat berbagai jenis ikan di Walapia hingga Nametek dan sekitarnya bakal terancam," tandas Putra Batmas.

Menurut Jamil Waekabo, tanaman kakao miliknya setiap minggu bisa menghasilkan lima karung kering biji coklat kering, tetapi sekarang ini menurun jauh karena ada pohon yang mati.

"Produksinya sudah menurun karena tanaman kakao mati, termasuk pohon durian yang sudah bisa menghasilkan buah." tutur Jamil yang merupakan mantan Kepala SD Inpres Wamsait ini.

Salah satu ahli waris lahan Gunung Botak, Ibrahim Wael mengatakan, selain penggunaan kolam rendaman yang mencapai seribuan unit menimbulkan pencemaran, juga ada sejumlah investor yang merugi akibat ulah orang-orang tidak bertanggungjawab.

"Hj. Munde yang merupakan utusan salah satu investor asal Jakarta mengakui kalau pihaknya mengalami kerugian sekitar Rp1 miliar," katanya.

Penuturan Munde ini disampaikan di hadapan Camat dan Saniri pemangku adat)Negeri Kayeli ketika dalam perjalanan dengan kapal feri dari Namlea, Ibu Kota Kabupaten Buru menuju Ambon beberapa waktu lalu.

Para investor ini masuk melalui konsorsium tambang emas Gunung Botak yang dibentuk Mansur Lataka, dan mereka juga mencatut nama Ibrahim Wael masuk didalamnya.

"Kami pernah dihubungi Wakapolres Buru terkait konsorsium dimaksud, tetapi saya tegaskan tidak mau bekerja di luar ketentuan pemerintah daerah, karena itu merupakan sebuah proses pembodohan terhadap masyarakat adat Buru," katanya. (Ant/bm 01)
Lingkungan 2985017420330770181
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks