Pemkab Malra Bangun 70 Unit Rumah Umat Hindu | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Pemkab Malra Bangun 70 Unit Rumah Umat Hindu

BERITA MALUKU. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara membangun permukiman umat Hindu yang merupakan keturunan langsung dari Bali di Tanimbar Kei.

"Tahun anggaran 2015 melalui APBD dibangun lebih dari 70 unit rumah umat Hindu di Tanimbar Kei sebagai wujud kepedulian sosial," kata Wakil Bupati Maluku Tenggara Yunus Serang yang dihubungi dari Ambon, Sabtu (4/7/2015).

Di Tanimbar Kei saat ini terdapat lebih dari 150 kepala keluarga (KK) yang masih menjunjung tinggi adat istiadat Bali.

"Saya dan Bupati Anderias Rentanubun di periode kedua yang berakhir 31 Oktober 2018, memprogramkan permukiman umat Hindu di Tanimbar Kei rampung," ujarnya.

Pemkab Maluku Tenggara memprogramkan pengembangan permukiman yang bersih dan sehat.

"Jadi program membangun rumah di Tanimbar Kei dalam upaya menciptakan permukiman yang layak bagi warganya sebagai wujud kepedulian sosial Pemkab Maluku Tenggara," kata Yunus.

Apalagi, di Tanimbar Kei juga terdapat warganya yang Kristen Protestan, Kristen Katholik, Islam dan Budha.

"Jadi jalinan keharmonisan antarumat beragama sebagai cerminan Bhineka Tunggal Ika dijunjung tinggi warga Tanimbar Kei dengan masing - masing memelihara adat istiadat asalnya," ujar Yunus.

Terobosan pembangunan permukiman itu dalam rangka menjadi Tanimbar Kei sebagai salah satu objek wisata strategis di Maluku Tenggara.

"Jadi tidak semata pesona wisata religius. Namun, adat istiadat, bahari dan lainnya yang memiliki keunggulan komparatif bila dikelola secara profesional," ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Maluku Tenggara Anderias Rentanubun menjajaki penerbangan langsung Pulau Kei - Denpasar, Bali, dengan memanfaatkan Bandara Ibra yang telah diresmikan pengoperasiannya pada akhir 2013.

Penjajakan ini pun berkaitan dengan warga beragama Hindu di Kabupaten Maluku Tenggara merupakan keturunan langsung dari Bali.

Permukiman mereka saat ini di Tanimbar Kei dengan warganya tetap memeluk agama Hindu yang ritualnya merupakan peninggalan leluhur.

"Jadi peluang membuka rute penerbangan yang strategis untuk mendorong pengembangan pariwisata maupun sektor lainnya nantinya diusulkan ke maskapai Garuda Indonesia Air Lines. Garuda juga saat ini telah menerbangi Ambon - Bandara Ibra," ujar Bupati.

Bandara Ibra saat ini miliki landasan pacu sepanjang 1,6 kilometer sehingga memungkinkan untuk penerbangan langsung ke maupun dari Denpasar.

Apalagi, Kementerian Perhubungan memprogramkan landasan pacu Bandara Ibra diperpanjang hingga 2.300 meter.

"Peluang strategis ini perlu dimanfaatkan untuk menjajaki penerbangan langsung Kei - Denpasar dengan menawarkan maspakai yang siap mengoperasikan pesawat berbadan besar," ujar Bupati.

Warga Kabupaten Maluku Tenggara yang beragama Hindu memiliki Tom-Tad yakni hikayat - hikayat lisan yang disertai dengan benda -benda warisan tertentu sebagai penjamin keakuratannya.

Sebagian besar hikayat ini dibumbui dongeng atau lambang - lambang dan dianggap sepenuhnya benar secara harafiah oleh pribumi kepulauan ini pada umumnya.

Menurut hikayat setempat, leluhur orang Kei berasal dari Bal (Bali), wilayah kerajaan Majapahit di kawasan Barat Nusantara. Konon dua perahu utama berlayar dari Pulau Bali, masing-masing dinahkodai oleh Hala'ai Deu dan Hala'ai Jangra.

Setibanya di Kepulauan Kei, dua perahu ini berpisah. Perahu rombongan Jangra menepi di Desa Ler - Ohoylim, pulau Kei Besar, sedangkan perahu rombongan Deu berlabuh untuk pertama kalinya di Desa Letvuan, Pulau Kei Kecil.

Letvuan dijadikan pusat pemerintahan, tempat dikembangkannya hukum adat Larvul Ngabal (Darah merah dan tombak Bali) atas gagasan Putri Dit Sakmas. Bukti hubungan dengan Bali ini di Kei kecil mencakup beberapa benda warisan dan sebuah tempat berlabuh yang dinamakan Bal Sorbay (Bali-Surabaya), yakni tempat perahu keluarga kerajaan itu dulu berlabuh. (ant/bm 01)
Daerah 3564233283384205227
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks