Politisi Demokrat Aprepsiasi Program Kursus Bahasa Inggris Bagi Supir Taksi
http://www.beritamalukuonline.com/2015/02/politisi-demokrat-aprepsiasi-program.html
Riry yang ditemui di Paradise Café, pada Minggu (8/2/2015) mengungkapkan, dukungannya terhadap program tersebut, pasalnya menurutnya sopir taksi yang mengangkut penumpang dengan rute Ambon – Laha (Airport) menjadi garda terdepan dalam malayani tamu-tamu dari luar derah yang akan mengunjungi daerah ini.
“Sudah selayaknya mereka dipercayakan menjadi duta-duta kota Ambon dalam memberikan gambaran kepada para penumpang mengenai profil terkini dari kota yang berjuluk manise ini,” anjur Riry.
Menurut Riry, para tetamu yang melawat ke kota ini bukan hanya terdiri dari turis lokal tetapi juga turis mancanegara. Untuk itu para supir taksi sewaan itu sudah selayaknya juga dibekali dengan pengetahuan bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional.
”Sehingga penumpang baik itu WNI maupun WNA dapat kembali ke daerahnya dan menceritakan situasi kota Ambon,” pungkasnya.
Menurut Ketua Bidang Hukum dan HAM LSM Laskar Anti korupsi (LAKI) ini, dengan memiliki kedua jenis ketrampilan berkomunikasi tersebut, maka diharapkan para supir dapat menginformasikan spot – wisata di daerah kota Ambon khususnya dan Maluku umumnya, sehingga nantinya akan mendongkarak pendapatan meraka juga berpengaruh memberikan income bagi kota ini.
“Selain mengkomunikasikan spot wisata para supir taksi juga diharapkan dapat menceritakan kultur masyararakat Maluku serta potensi dari daerah ini.
Sebelumnya, saat pertemuan antara Walikota Ambon, Richard Louhenapessy,SH dengan para supir taksi rental yang berpangkalan di jalan DR Setia Budi di gedung SMPN 4 Ambon, pada Rabu(4/2)lalu, dimana Louhenapessy meminta supaya para supir taksi bisa manjadi Public Relation bagi pemerintah kota Ambon untuk tamu-tamu yang hadir di kota Ambon.
Menaggapi permintaan tersebut, salah seorang supir taksi Lerry Lekatompessy, meminta Pemkot Ambon untuk dapat menyelanggarakan kursus praktis Bahasa Inggris, pasalnya saat menjamu tamu asing para supir kesulitan untuk berkomunikasi.
“Katong hanya bisa pake bahasa isyarat saja, kalau berhadapan dengan tamu asing,” ungkap Lekatompessy.
Menanggapi usulan tersebut, Louhenapesy berjanji akan mengelar kursus singkat Bahasa Inggris yang dikoordinir oleh Dinas Pariwisata kota Ambon, dengan materi bahasa Inggris paktis.
”Jadi saudara hanya belajar yang bahasa gaulnya saja, misalnya what’s your name, where are you come from. Jangan sampai nanti turis tanya do you understand, lalu saudara jawab bapa mau stand apa saja? kelakar Louhenapessy.
Louhenapessy juga menjelaskan, kursus singkat ini mungkin tidak akan diikuti oleh semua pengemudi taksi.
“Hanya mereka–mereka yang betul-betul berminat dan mereka ini juga akan menjadi pilihan jika Kita kedatangan tamu asing,” kuncinya. (BM02)
