Pengepul Sisa Makanan di TPA, Berkontribusi Kurangi Sampah di Kota Ambon
http://www.beritamalukuonline.com/2015/02/pengepul-sisa-makanan-di-tpa.html
Sekolahkan Anak Sampai ke Jenjang Perguruan Tinggi
Ambon - Berita Maluku. Keberhasilan kota Ambon meraih trophy adipura tidak terlepas dari peranan pengepul makanan sisa, yang secara kontinyu setiap malam mengunjungi TPA-TPA untuk pakan ternak mereka.
Meski secara tidak langsung upaya mereka dalam mengais sampah mengumpulkan makanan sisa bagi ternak, diyakini telah mengurangi volume sampah di kota ini. Selain itu ada nilai plus dari aktifitas mereka yakni selain bisa menghidupi kebutuhan keluargannya juga mereka bisa menyekolahkan putra-putrinya sampai ke janjang perguruan tinggi.
Untuk mengetahui lebih dekat keseharian mereka, Berita Maluku menyambangi dua orang pengepul yang sedang berektifitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) depan café Joas baru, jalan Said Perintah, pada Minggu (8/2/2015) sekira Pukul 21.00 WIT.
Kedua orang pengepul itu masing – masing, Agus Samadara (54) dan Katje Manuwatan (69). Keduanya adalah warga kompleks perumahan Telkom, gunung Nona, kota Ambon.
Menurut Samadara, menjalani profesi sebagai peternak babi, maka aktifitas yang dijalani adalah siang dan malam hari.
”Siang itu katong manyimpang kandang dan kasih mandi ternak. Malam baru katong cari makanan sisa,” ungkap pria yang menjalani profesinya itu sejak 2010.
Dijelaskan olehnya, setiap malam mereka berkeliling ke TPA-TPA untuk mencari ampas kelapa, batang kangkung, dan sisa nasi untuk pakan ternak.
Adapun hasil yang diperoleh setelah menjelajahi TPA –TPA di kota Ambon, ternyata belum maksimal, yakni jumlah pakan tidak pernah memenuhi 50 kilogram. Di malam ini mereka hanya berhasil mengumpulkan satu kartun sisa makan berukuran sekitar 30 kiloan dan satu tas kresek.
Dengan jumlah pakan sebanyak itu, tentunya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan makan dari ternak babi-nya, yang saat ini berjumlah total 19 ekor. Untuk itu mereka mensiasatinya dengan mencampurkan pakan tersebut dengan pakan lainya seperti batang pisang, kulit pisang, dan dedaunan.
Namun jika pakan tersebut dicampur dengan pakan lainnya, maka pertumbuhan ternak mereka akan berlangsung lama.
“Kalo campur makanan dengan batang pisang dan kulit pisang serta dedaunan maka lama baru besar,“ ungkap Manuwatan patner kerja Samadara.
Menurut pria yang sudah menjalani profesinya sejak sebelum terjadinya kerusuhan sosial melanda negeri ini. Selain itu untuk pakan ternak juga kadang mereka menambahkan ampas tahu yang dibeli seharga 20 ribu perkilo, ataupun kulit kacang kedelai yang dibeli dengan harga yang sama.
Terkait harga jual ternak babi, Manuwatan mengungkapkan, harga jual babi adalah Rp23.000-Rp24.000 per kilo, sehingga kalau mereka menjual satu ekor ternak babi yang beratnya mencapai 100 kilogram maka mereka akan memperolah hasil Rp2.300.000 -Rp2.400.000. (BM 02)