Kainama: Penyandang Cacat Berhak Nikmati Pendidikan di Sekolah Umum
http://www.beritamalukuonline.com/2014/05/kainama-penyandang-cacat-berhak-nikmati.html
Ambon - Berita Maluku. Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon akan melaksanakan deklarasi kota inklusif bagi penyandang cacat (disabilitas) pada Agustus 2014.
"Penerapan Ambon sebagai kota inklusif akan dilakukan melalui deklarasi bersama seluruh sekolah sebagai wujud komitmen pendidikan untuk semua," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Benny Kainama, Rabu (14/5/2014).
Menurut dia, para penyandang cacat juga berhak menikmati pendidikan di sekolah umum bukan hanya di Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Kami memberikan kesempatan kepada anak-anak penyandang cacat yakni keterbatasan fisik dan mental untuk menikmati pendidikan di sekolah umum bersama anak normal lainnya," katanya.
Benny mengatakan, sekolah inklusif bukan hanya untuk penyandang disabilitas tetapi juga untuk siswa berbakat istimewa, khusus, serta anak yang memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata.
Pihaknya berkomitmen kaum difabel mempunyai hak yang sama dengan manusia normal lainnya.
"Pemerintah memiliki kewajiban menyediakan sarana dan prasarana serta infrastruktur. Karena itu kami berupaya menyiapkan 20 persen fasilitas untuk kaum disabilitas," ujarnya.
Ia mengakui, sarana dan prasarana kota inklusif mulai diterapkan di Ambon, tetapi dukungan pemerintah pusat dimulai tahun 2014.
"Hal ini dilakukan setelah pak wali kota, Richard Louhenapessy ketemu dirjen, dan pihak dirjen melihat minat dan motivasi Pemkot Ambon untuk menerapkan kota inklusif," tandasnya.
Benny menjelaskan, pihaknya juga telah menyiapkan ketersediaan tenaga guru pembina khusus (GPK), serta memberikan sosialisasi.
"Upaya ini telah berjalan sejak tahun lalu, penerapannya dimulai di SMAN 5 dan SMAN 3 , serta SMPN 19, semua ini dimulai dengan dana rangsangan. kami berharap setelah deklarasi maka seluruh sekolah memiliki motivasi untuk menjalankan kota inklusif," kata Benny.
Ditambahkannya, berbagai fasilitas publik telah dibangun namun belum semuanya memberikan akses pada kaum difabel.
"Salah satunya adalah pembangunan Sekolah Luar Biasa yang terletak di Jalan Tulukabessy yang sampai saat ini terkendala akibat persoalan lahan. Kami berupaya seluruh masalah ini dapat diselesaikan guna mewujudkan Ambon sebagai kota inklusif," ujarnya. (ant/bm 10)
"Penerapan Ambon sebagai kota inklusif akan dilakukan melalui deklarasi bersama seluruh sekolah sebagai wujud komitmen pendidikan untuk semua," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Benny Kainama, Rabu (14/5/2014).
Menurut dia, para penyandang cacat juga berhak menikmati pendidikan di sekolah umum bukan hanya di Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Kami memberikan kesempatan kepada anak-anak penyandang cacat yakni keterbatasan fisik dan mental untuk menikmati pendidikan di sekolah umum bersama anak normal lainnya," katanya.
Benny mengatakan, sekolah inklusif bukan hanya untuk penyandang disabilitas tetapi juga untuk siswa berbakat istimewa, khusus, serta anak yang memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata.
Pihaknya berkomitmen kaum difabel mempunyai hak yang sama dengan manusia normal lainnya.
"Pemerintah memiliki kewajiban menyediakan sarana dan prasarana serta infrastruktur. Karena itu kami berupaya menyiapkan 20 persen fasilitas untuk kaum disabilitas," ujarnya.
Ia mengakui, sarana dan prasarana kota inklusif mulai diterapkan di Ambon, tetapi dukungan pemerintah pusat dimulai tahun 2014.
"Hal ini dilakukan setelah pak wali kota, Richard Louhenapessy ketemu dirjen, dan pihak dirjen melihat minat dan motivasi Pemkot Ambon untuk menerapkan kota inklusif," tandasnya.
Benny menjelaskan, pihaknya juga telah menyiapkan ketersediaan tenaga guru pembina khusus (GPK), serta memberikan sosialisasi.
"Upaya ini telah berjalan sejak tahun lalu, penerapannya dimulai di SMAN 5 dan SMAN 3 , serta SMPN 19, semua ini dimulai dengan dana rangsangan. kami berharap setelah deklarasi maka seluruh sekolah memiliki motivasi untuk menjalankan kota inklusif," kata Benny.
Ditambahkannya, berbagai fasilitas publik telah dibangun namun belum semuanya memberikan akses pada kaum difabel.
"Salah satunya adalah pembangunan Sekolah Luar Biasa yang terletak di Jalan Tulukabessy yang sampai saat ini terkendala akibat persoalan lahan. Kami berupaya seluruh masalah ini dapat diselesaikan guna mewujudkan Ambon sebagai kota inklusif," ujarnya. (ant/bm 10)