Kepala Kantor Agama Malra Dituding “Main Mata” Soal Rekrutmen Tenaga Guru
http://www.beritamalukuonline.com/2013/11/kepala-kantor-agama-malra-dituding-main.html
Langgur - Berita Maluku. Kepala kantor Agama Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Hi Jamaludin Bugis dituding “main mata” soal rekrutmen tenaga guru agama di daerah julukan Lar Vul Ngabal itu.
Pasalnya, dari total 400-an lebih Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) kategori 2 untuk diseleksi menjadi calon guru agama, hanya 134 orang saja yang dinyatakan lolos berkas administrasi untuk disertakan mengikuti tes CPNSD dalam waktu dekat ini. Meski berbagai ketentuan administrasi yang diminta sudah terpenuhi namun sebagian besar pelamar tetap saja dinyatakan tidak lolos seleksi berkas administrasi.
Mereka pu menudig, pihak Kantor Agama Maluku Tenggara tidak objektif dalam proses perekrutan ini. Pasalnya, ratusan tenaga guru honor yang sudah bekerja selama 4 hingga 11 tahun, dan telah pengajuan berkas administrasi sebagaimana yang diminta dalam proses rekrutmen itu namun tidak diloloskan.
Anehnya menurut mereka, ada tukang ojek, tukang sayur atau orang yang tak punya latar belakang pendidikan yang jelas dinyatakan lolos seleksi administrasi.
Menyikapi itu, sejumlah pelamar yang tak lolos didukung salah satu OKP melakukan aksi protes di Kantor Agama Malra dan minta kepala Kantor Agama untuk menjelaskan persoalan tersebut.
“Kita sangat menyayangkan proses rekrutmen guru agama di sini. Untuk itu, kita minta Kepala Kantor Agama Malra menjelaskan hal ini, jangan kita mau dibodohi dengan rekrutmen yang tak jelas,” teriak Lahol Yeubun, koordinator aksi unjuk rasa di kantor tersebut, Jumat kemarin.
Yeubun yang juga aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMII) Tual-Maluku Tenggara ini, menyatakan akan terus mempersoalkan rekrutmen tenaga guru agama ini, karena cara yang dilakukan oknum-oknum di kantor Agama sangat mengotori, membodohkan dan merusak falsafah “Ain Ni Ain” yang ada di masyarakat yang tinggal di daerah julukan beradat ini.
Yeubun dan rekan-rekan dalam orasinya mendesak pihak Kementrian Agama dan Kepala Kantor Wilayah Agama Maluku menyikapi persoalan ini dan meminta pertanggungjawaban Kepala Kantor Agama Malra tersebut, bila perlu mencopotnya dari jabatannya saat ini karena dinilai subjektif dalam menangani proses rekrutmen guru agama di Kabupaten Maluku Tenggara.
Hal senada disampaikan Ketua PMII Malra, Jenny Divinubun. Dia mendesak Kepala Kantor Agama Malra menjelaskan persoalan rekrutmen kategori kedua ini kepada publik sehingga ke depan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak, Kepala Kantor Agama Malra Hi. Jamaludin Bugis secara tegas menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan proses rekrutmen ini dengan benar sehingga apa yang sudah diputuskan dari pusat tidak akan diganti. (o/e)
Pasalnya, dari total 400-an lebih Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) kategori 2 untuk diseleksi menjadi calon guru agama, hanya 134 orang saja yang dinyatakan lolos berkas administrasi untuk disertakan mengikuti tes CPNSD dalam waktu dekat ini. Meski berbagai ketentuan administrasi yang diminta sudah terpenuhi namun sebagian besar pelamar tetap saja dinyatakan tidak lolos seleksi berkas administrasi.
Mereka pu menudig, pihak Kantor Agama Maluku Tenggara tidak objektif dalam proses perekrutan ini. Pasalnya, ratusan tenaga guru honor yang sudah bekerja selama 4 hingga 11 tahun, dan telah pengajuan berkas administrasi sebagaimana yang diminta dalam proses rekrutmen itu namun tidak diloloskan.
Anehnya menurut mereka, ada tukang ojek, tukang sayur atau orang yang tak punya latar belakang pendidikan yang jelas dinyatakan lolos seleksi administrasi.
Menyikapi itu, sejumlah pelamar yang tak lolos didukung salah satu OKP melakukan aksi protes di Kantor Agama Malra dan minta kepala Kantor Agama untuk menjelaskan persoalan tersebut.
“Kita sangat menyayangkan proses rekrutmen guru agama di sini. Untuk itu, kita minta Kepala Kantor Agama Malra menjelaskan hal ini, jangan kita mau dibodohi dengan rekrutmen yang tak jelas,” teriak Lahol Yeubun, koordinator aksi unjuk rasa di kantor tersebut, Jumat kemarin.
Yeubun yang juga aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMII) Tual-Maluku Tenggara ini, menyatakan akan terus mempersoalkan rekrutmen tenaga guru agama ini, karena cara yang dilakukan oknum-oknum di kantor Agama sangat mengotori, membodohkan dan merusak falsafah “Ain Ni Ain” yang ada di masyarakat yang tinggal di daerah julukan beradat ini.
Yeubun dan rekan-rekan dalam orasinya mendesak pihak Kementrian Agama dan Kepala Kantor Wilayah Agama Maluku menyikapi persoalan ini dan meminta pertanggungjawaban Kepala Kantor Agama Malra tersebut, bila perlu mencopotnya dari jabatannya saat ini karena dinilai subjektif dalam menangani proses rekrutmen guru agama di Kabupaten Maluku Tenggara.
Hal senada disampaikan Ketua PMII Malra, Jenny Divinubun. Dia mendesak Kepala Kantor Agama Malra menjelaskan persoalan rekrutmen kategori kedua ini kepada publik sehingga ke depan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak, Kepala Kantor Agama Malra Hi. Jamaludin Bugis secara tegas menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan proses rekrutmen ini dengan benar sehingga apa yang sudah diputuskan dari pusat tidak akan diganti. (o/e)