Jan Mahulette Tepis Tudingan Guru-guru SMPN 6 Ambon
http://www.beritamalukuonline.com/2013/11/jan-mahulette-tepis-tudingan-guru-guru.html
Ambon - Berita Maluku. Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Ambon, Jan Mahulette menampik tudingan sejumlah stafnya terkait dugaan pungutan liar atas uang transport guru, dana akselerasi guru-guru honor, dan dugaan penggelapan anggaran pengadaan seragam olahraga.
Secara rinci Mahulette menjelaskan soal seragam olahraga sesuai kesepakatan baru dibayarkan setelah barangnya sampai di sekolah. ''Sampai saat ini Nona Lestuny yang kita tunjuk untuk membeli seragam-seragam olahraga belum datang, padahal kita sudah pesan. Kalau soal pembayarannya, itu akan dibayar setelah seragamnya sampai di sekolah,'' tepisnya melalui ponselnya, Selasa (12/11/2013).
Keterangan ini bertolak belakang dengan keterangan sejumlah oknum guru SMPN 6 Ambon, bahwa biaya seragam olahraga sudah termasuk dalam biaya masuk sekolah tersebut sebesar Rp 1.000.000 per siswa.
Menyangkut dugaan pemotongan uang transport dari guru-guru oleh bendahara Rohani, Mahulette tegaskan tak pernah ada kebijakan pihaknya seperti itu. ''Tak ada pemotongan uang transport di sekolah ini. Kalau memang ada guru yang uang transportnya kecil dari yang lain, itu karena mereka tak mengisi absen (daftar hadir) secara penuh meski mengajar penuh, sebab kita menerapkan sistem absensi,'' tegasnya.
Mahulette juga menepis ada pemotongan dan penundaan pembayaran honor kepada guru-guru, baik PNS maupun honorer, selama lebih kurang 10 bulan, dari dana akselerasi. Besaran dana akselerasi dari Pemerintah Pusat ke masing-masing sekolah tiap tahunnya sekitar Rp 30 juta.
''Karena tidak semua kelas akselerasi itu orangtuanya punya kemampuan (ekonomi), tentunya kita memberikan honor kepada guru-guru sesuai dukungan dana dari orangtua siswa. Besarannya Rp 350.000 per bulan. Memang dulu ada dana seperti itu, tapi saat ini tak ada lagi,'' ungkapnya. (bm 01)
Secara rinci Mahulette menjelaskan soal seragam olahraga sesuai kesepakatan baru dibayarkan setelah barangnya sampai di sekolah. ''Sampai saat ini Nona Lestuny yang kita tunjuk untuk membeli seragam-seragam olahraga belum datang, padahal kita sudah pesan. Kalau soal pembayarannya, itu akan dibayar setelah seragamnya sampai di sekolah,'' tepisnya melalui ponselnya, Selasa (12/11/2013).
Keterangan ini bertolak belakang dengan keterangan sejumlah oknum guru SMPN 6 Ambon, bahwa biaya seragam olahraga sudah termasuk dalam biaya masuk sekolah tersebut sebesar Rp 1.000.000 per siswa.
Menyangkut dugaan pemotongan uang transport dari guru-guru oleh bendahara Rohani, Mahulette tegaskan tak pernah ada kebijakan pihaknya seperti itu. ''Tak ada pemotongan uang transport di sekolah ini. Kalau memang ada guru yang uang transportnya kecil dari yang lain, itu karena mereka tak mengisi absen (daftar hadir) secara penuh meski mengajar penuh, sebab kita menerapkan sistem absensi,'' tegasnya.
Mahulette juga menepis ada pemotongan dan penundaan pembayaran honor kepada guru-guru, baik PNS maupun honorer, selama lebih kurang 10 bulan, dari dana akselerasi. Besaran dana akselerasi dari Pemerintah Pusat ke masing-masing sekolah tiap tahunnya sekitar Rp 30 juta.
''Karena tidak semua kelas akselerasi itu orangtuanya punya kemampuan (ekonomi), tentunya kita memberikan honor kepada guru-guru sesuai dukungan dana dari orangtua siswa. Besarannya Rp 350.000 per bulan. Memang dulu ada dana seperti itu, tapi saat ini tak ada lagi,'' ungkapnya. (bm 01)