Telkom Ambon Siapkan Infrastruktur untuk Bangun MCS
http://www.beritamalukuonline.com/2013/05/telkom-ambon-siapkan-infrastruktur.html
AMBON - BERITA MALUKU. PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) menyiapkan infrastruktur untuk mendukung pembangunan Maluku Cable System (MCS), kata Manajer Umum Telkom wilayah Maluku, IGD Edwin Ranuh.
"Jaringan telekomunikasi di Maluku saat ini didukung satelit, tetapi dalam waktu dekat akan didukung sistem komunikasi kabel laut (SKKL), karena itu kami menyiapkan infrastruktur pendukung MCS," katanya, di Ambon, Kamis (30/5).
Menurut dia, titik pusat (landing point) pemasangan serat optik bawah laut di Kota Ambon yakni Negeri Hukurila, kecamatan Leitimur Selatan.
"Landing point tersebut akan menghubungkan kabupaten lain di Maluku, karena itu infrastruktur pendukung disiapkan agar ketika proses penggelaran kabel laut berlangsung, setiap tahapan berjalan dengan baik," katanya.
Ranuh mengatakan, MCS merupakan bagian dari program pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) yang kelanjutan dari Mega proyek Palapa Ring.
Kabel serat optik akan ditarik dari Bitung (Sulawesi Utara) - Ternate (Maluku Utara) - Ambon serta Bitung - Papua, secara paralel.
"Jaringan kabelnya tidak lagi secara serial seperti rencana sebelumnya yakni Bitung - Ambon dan kendari (Sulawesi Tenggara), tetapi sistemnya paralel yakni Bitung - Ambon -Papua," katanya.
Ia menjelaskan, pembangunan SKKL SMPCS mencakup sepanjang 5.444 km kabel laut, sepanjang 655 km kabel darat.
Secara jarinigan SMPCS didesain terdiri atas tiga jalur utama, yaitu Manado-Ambon-Fakfak-Timika, Manado-Sorong-Biak-Jayapura, dan Ambon-Kendari.
Serta 13 cabang meliputi Jailolo, Ternate, Labuha, Sorong, Mangole, Sanana, Namlea, Masohi, Banda Neira, Bula, Manokwari, Sarmi, dan Kaimana.
Diakuinya, infrastruktur kabel laut ini diharapkan dapat beroperasi pada 2014, sehingga mampu meningkatkan ketersediaan layanan broadband di Kawasan Timur Indonesia khusunya Maluku sekaligus meningkatkan daya saing.
Program tersebut lanjutnya akan menyediakan teknologi komunikasi yang lebih efisien, aman dan berdaya jangkau luas bagi sektor publik maupun pemerintahan.
"Melalui proyek tersebut diharapkan akan meningkatkan jumlah titik akses ke jaringan untuk mendukung peluang persaingan dan prospek bisnis di wilayah-wilayah terbelakang di Indonesia," kata Ranuh. (ant/bm 10)
"Jaringan telekomunikasi di Maluku saat ini didukung satelit, tetapi dalam waktu dekat akan didukung sistem komunikasi kabel laut (SKKL), karena itu kami menyiapkan infrastruktur pendukung MCS," katanya, di Ambon, Kamis (30/5).
Menurut dia, titik pusat (landing point) pemasangan serat optik bawah laut di Kota Ambon yakni Negeri Hukurila, kecamatan Leitimur Selatan.
"Landing point tersebut akan menghubungkan kabupaten lain di Maluku, karena itu infrastruktur pendukung disiapkan agar ketika proses penggelaran kabel laut berlangsung, setiap tahapan berjalan dengan baik," katanya.
Ranuh mengatakan, MCS merupakan bagian dari program pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) yang kelanjutan dari Mega proyek Palapa Ring.
Kabel serat optik akan ditarik dari Bitung (Sulawesi Utara) - Ternate (Maluku Utara) - Ambon serta Bitung - Papua, secara paralel.
"Jaringan kabelnya tidak lagi secara serial seperti rencana sebelumnya yakni Bitung - Ambon dan kendari (Sulawesi Tenggara), tetapi sistemnya paralel yakni Bitung - Ambon -Papua," katanya.
Ia menjelaskan, pembangunan SKKL SMPCS mencakup sepanjang 5.444 km kabel laut, sepanjang 655 km kabel darat.
Secara jarinigan SMPCS didesain terdiri atas tiga jalur utama, yaitu Manado-Ambon-Fakfak-Timika, Manado-Sorong-Biak-Jayapura, dan Ambon-Kendari.
Serta 13 cabang meliputi Jailolo, Ternate, Labuha, Sorong, Mangole, Sanana, Namlea, Masohi, Banda Neira, Bula, Manokwari, Sarmi, dan Kaimana.
Diakuinya, infrastruktur kabel laut ini diharapkan dapat beroperasi pada 2014, sehingga mampu meningkatkan ketersediaan layanan broadband di Kawasan Timur Indonesia khusunya Maluku sekaligus meningkatkan daya saing.
Program tersebut lanjutnya akan menyediakan teknologi komunikasi yang lebih efisien, aman dan berdaya jangkau luas bagi sektor publik maupun pemerintahan.
"Melalui proyek tersebut diharapkan akan meningkatkan jumlah titik akses ke jaringan untuk mendukung peluang persaingan dan prospek bisnis di wilayah-wilayah terbelakang di Indonesia," kata Ranuh. (ant/bm 10)