Penelitian Bahasa Daerah di Maluku Utara Terbentur Anggaran | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Penelitian Bahasa Daerah di Maluku Utara Terbentur Anggaran

BERITA MALUKU. Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara menyatakan penelitian bahasa dan sastra daerah yang punah di Malut tidak bisa berjalan karena terbentur masalah anggaran dana.

"Kami membutuhkan penelitian terhadap bahasa dan sastra daerah yang diwariskan nenek Moyang kita sejak dahulu. Tetapi keterbatasan anggaran menjadikan lambat melakukan penilitian untuk mengumpulkan informasi dalam penyusunan kosa kata dalam bentuk kamus," kata Kepala Kantor Bahasa Malut, Hi Songgo Siru di Ternate, Selasa (22/11/2016).

Dia mengatakan, keterbatasan dana itu membuat Kantor Bahasa belum melakukan penilitan, karena dananya kecil sehingga lambatan melakukan penelitian Bahasa dan Sastra Daerah yang punah.

"Kita hanya teliti bahasa daerah Koloncucu Ternate, Bahasa Ibu dan Bahasa Tugutil, yang sudah memiliki Kamus kecil dan saat ini juga kita teliti Bahasa Siboyo, Kadai, Mange di Kabupaten Pulau Taliabu, namun saat ini kamusnya belum terbit," ujar Songgo Siua.

Menurutnya, sesuai aturan penelitian itu rata-rata tiga bulan, tapi dulu enam bulan, sekarang tidak bisa lama lagi karena soal anggaran.

"Kalau kita turun satu kali terhitung 20 hari jadi dua kali turun terhitung 40 hari untuk satu penilitian Bahasa dan Sastra Daerah, tentunya sajah waktu dan dana yang tidak cukup sehingga saya pikir 40 hari itu bisa mendata kosa kata Bahasa dan Sastra untuk penyusunan kamus dan tata Bahasanya logisintesisnya, jadi hanya itu yang kita lakukan karena keterbatasan anggaran," katanya.

Sesuai data-data seluruh Bahasa dan Sastra di Maluku Utara sesuai dengan data yang dikantongi Kantor Bahasa yakni sebanyak 36 Bahasa dan Satra Daerah dan untuk terbitan pertama Bahasa-Bahasa Daerah di Maluku Utara memuat 32 Bahasa Daerah dan 200 kosa kata.

Sementara empat Bahasa Daerah yang belum masuk di buku edisi pertama yaitu Tugutil, Mange, Kadai dan Siboyo, kita berharap di edisi kedua ini semua Bahasa Daerah sudah tergambarkan dalam buku.

Sehingga, sebagai Gambaran untuk penilitian, kata Songgo, Kantor Bahasa untuk dalam Bahasa Mange, Kedai dan Siboyo membutuhkan biaya Rp100 juta sekian tapi itu juga tergantung apa yang kita mau lakukan.

Sebab, kalau mau hanya kamus kecil Rp100 juta bisa cukup tetapi kalau kita mau yang betul-betul bagus mulai dari edisi pertama kemudian kita gali lagi berbagai informasi saya kira Rp 100-200 juta tidak cukup karena butuh bertahap jadi banyak hal yang terkait dengan penelitian.
Malut 1213386926838018688
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks