Bantuan Logistik Pemda Maluku Dikirim Kepada Korban Banjir Bandang Di Ambalau
AMBON – BERITA MALUKU. Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa menyalurkan bantuan logistik kepada korban banjir bandang di Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan.
Bantuan yang disalurkan menggunakan KM Sabuk Nusantara 33, berupa Beras 10 ton, selimut 310 lembar, matras 310 lembar, tenda gulung 100 lembar, kids ware 50 paket, family kit 50 paket, makanan siap saji 100 paket, mie instan 50 karton, dan obat-obatan 1 kotak.
“Ini adalah respon cepat dari Pemerintah Provinsi kepada masyarakat di Kecamatan Ambalau, agar bisa mengurangi beban penderitaan mereka menghadapi musibah banjir bandang ini,”ujar Gubernur kepada wartawan disela-sela menyaksikan proses pemuatan bantuan logsitik di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Rabu (02/07/2025). Turut didampinggi Wakil Gubernur, Abdullah Vanath.
Menurutnya, setiap orang tidak pernah menghendaki terjadi bencana, tetapi jika bencana terjadi, Pemerintah akan merespon secara cepat dan tepat, untuk memastikan kehadiran Pemerintah, untuk mengurangi dampak yang terjadi kepada masyarakat.
Ia mengimbau kepada seluruh komponen masyarakat Maluku, agar tergerak hati menunjukan rasa solidaritas gotong royong, untuk membantu saudara-saudara di Ambalau, bahkan di daerah lain yang terdampak bencana.
“Sebab tidak mungkin pemerintah menanggulangi dampak bencana ini sendiri, Pemerintah mempunyai niat baik tapi kemampuan terbatas. Karena itu saya imbau kepada seluruh masyarakat, untuk tunjukan rasa solidaritas dengan sorong bahu membantu saudara-saudara kita yang mengalami musibah entah itu banjir, entah itu tanah longsor, dan musibah yang lain,”pesan Lewerissa.
Sekedar tahu, banjir bandang yang terjadi akibat hujan deras disertai angin kencangg, minggu 29 Juni malam, menerjang enam desa di Kecamatan Ambalau, Selasi, Elara, Siwar, Lumoy, Masawoy, Ulima, dan Kampung Baru. Tiga diantaranya mengalami dampak terpara, Siwar, Elara dan Selasai.
Walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, namun mengakibatkan kerusakan berat pada rumah masyarakat, termasuk fasilitas umum seperti sekolah ikut terendam, bahkan jembatan utama yang menghubungkan desa-desa di wilayah itu roboh setelah dihantam derasnya arus air.