Budidaya Mutiara Maluku Utara Terkendala Aktivitas Pertambangan | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Budidaya Mutiara Maluku Utara Terkendala Aktivitas Pertambangan

BERITA MALUKU. Pengamat perikanan dari Universitas Muhammadiya Maluku Utara (UMMU) Mahmud Hasan mengatakan pengembangan budidaya mutiara di Malut saat ini terkendala aktivitas pertambangan sehingga pengusaha kurang berminat walaupun potensinya cukup besar.

"Penyebabnya di wilayah Malut banyak beroperasi perusahaan tambang, seperti tambang nikel dan tambang emas yang lokasinya tidak jauh dari pantai," kata Mahmud Hasan di Ternate, Jumat (11/11/2016).

Menurut dia, usaha atau budidaya mutiara sangat peka dengan pencemaran laut, oleh karena itu pengusaha mutiara selalu menghindari daerah yang rawan terjadi pencemaran laut, seperti dari aktivitas pertambangan.

Bahan kimia dan kekeruhan air laut yang disebabkan aktivitas pertambangan, kata Mahmud Hasan, tidak hanya menghambat pertumbuhan keran mutiara, tetapi juga dapat mematikannya. Karena itulah pengusaha budidaya mutiara pasti akan menghindari wilayah yang berpotensi menimbulkan masalah seperti itu dalam mengembangkan usahanya.

Ia mencontohkan perusahaan budidaya mutiara di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan beberapa waktu lalu terpaksa tutup dan memindahkannya ke provinsi lain karena di pulau itu masuk perusahaan tambang nikel.

"Oleh karena itu, kalau menginginkan ada pengusaha budidaya mutiara yang mengembangkan usahanya di Malut maka pemda setempat harus membuat semacam peta yang menggambarkan kepastian wilayah mana yang ada perusahaan tambang dan wilayah mana yang tidak ada," katanya.

Menurut dia, di wilayah Malut sebenarnya banyak daerah pesisir dan pulau kecil yang jauh dari aktivitas pertambangan dan potensial untuk usaha budidaya, seperti di wilayah Makian dan Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan.

"Untuk itu, pemda harus mampu meyakinkan kepada pengusaha budidaya mutiara bahwa di wilayah itu tidak akan ada aktivitas pertambangan atau kegiatan lainnya yang dapat mencemari lingkungan laut, terutama yang berpotensi merusak keberadaan usaha bidudaya mutiara," ujar Mahmud Hasan.
Malut 2835061642362106618
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks