Ini Penjelasan PPLD-LIPI Soal Kualitas Teluk Ambon Dalam 30 Tahun Terakhir | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Ini Penjelasan PPLD-LIPI Soal Kualitas Teluk Ambon Dalam 30 Tahun Terakhir

BERITA MALUKU. Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI) Augy Syahailatua mengatakan kondisi kualitas perairan Teluk Ambon mengalami penurunan secara perlahan selama 30 tahun terakhir.

"Memang dalam waktu enam bulan atau setahun tidak nampak, tapi dari data-data yang ada selama 10 hingga 30 tahun terakhir terlihat ada penurunannya kualitas perairan secara perlahan, ini yang kami takutkan karena habitat akan cenderung beradaptasi dengan kondisi ini," katanya di Ambon, Rabu (12/10/2016).

Augy mengatakan penurunan tersebut dapat terukur nyata dari lebih banyaknya jumlah ikan dari famili Apoginidae yang dapat bertahan hidup di perairan dengan tingkat turbiditas tinggi, dibandingkan dengan ikan-ikan pelagis yang cenderung akan berpindah habitat saat kondisi perairan memburuk.

Jenis ikan dari ordo Perciformes tersebut tidak dikonsumsi oleh masyarakat Maluku.

"Yang lebih bertahan kebanyakan adalah yang dapat hidup di kondisi air yang buruk, contohnya ikan yang oleh masyarakat kita disebut dengan gete-gete, jenis ini jika berlimpah menjadi indikator bahwa air keruh, tapi apabila dominan atau stabil berarti tingkat kekeruhannya sama," katanya.

Kendati mengalami penurunan kualitas, menurut Augy, baku mutu air laut di Teluk Ambon masih berada di atas standar baku mutu air laut yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam Peraturan No. 51 Tahun 2004, yakni 1.000 sel per 100 ml air laut.

"Kami sudah tidak bisa menggunakan air baku dari Teluk Ambon untuk pembenihan atau penetasan telur, ini menjadi indikator bahwa ada unsur-unsur tertentu di dalam air laut yang tidak mendukung dalam pembudidayaan walaupun masih bisa dalam proses pemeliharaan spesies," ucapnya.

Penurunan secara perlahan kondisi kualitas perairan di Teluk Ambon, katanya lagi, disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah semakin rusaknya ekosistem pesisir, reklamasi, pembukaan lahan baru untuk pembangunan dan pemukiman, dan sampah yang belum tertangani dengan baik.

Mengatasi hal tersebut, tidak hanya Pemerintah Kota Ambon, masyarakat juga perlu didorong untuk bersama-sama bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.

"Kemampuan Pemerintah Kota juga masih terbatas dalam penanganan sampah, menurut informasi yang saya dapatkan baru 60 persen yang bisa dikelola, ini menjadi tanggung jawab bersama masyarakat, bagaimana kita meminimalisir dan mengotrol kerusakan lingkungan," katanya.
Headline 6837250134192225446
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks