Ditengah Kekurangan, Bob Sudah Berbuat Yang Terbaik

BERITA MALUKU. Siapa pun dia pasti mengakui tak ada manusia yang tak luput dari kekurangan dan keterbatasan, kecuali malaekat. Demikian pun bupati Seram bagian Barat, Yacobus Frederick Puttileihalat, pasti memiliki kekurangan.

Namun ditengah kekurangan dan keterbatasannya, kita pun harus mengakui bahwa cukup banyak yang sudah dia lakukan untuk daerah ini.

Sektor perekonomian masyarakat perlahan mulai bergerak maju, sektor pendidikan, kesehatan, pariwisata, perikanan, pemberdayaan nelayan kecil dan lain-lain adalah sederet keberhasilan yang sudah terjadi dalam kepemimpinan Bob yang semulanya seorang aktivis Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).

Perusahaan kayu lapis yang menjadi salah satu kontribusi untuk mendongkrak PAD sudah gulung tikar sebelum SBB dimekarkan menjadi kabupaten sendiri. Hal ini membuat PAD SBB sangat kecil.

Jika kita membuka lembaran sejarah pemekaran kabupaten SBB, Bob memiliki andil yang cukup besar. Bukan saja sebagai inisiator dan penggagas pemekaran, tetapi keberaniannya untuk menembus batu-batu cadas yang menghalang dijalan pemekaran.

Perjuangan pemekaran memang membutuhkan kesungguhan hati keberanian, ketulusan tetapi juga kesabaran.

Mendapatkan sebuah rekomendasi dari kabupaten induk Maluku Tengah, tidak semudah membalik telapak tangan. Tetapi dengan tekad yang sungguh sebagai seorang anak adat Tiga Batang Air, Bob sangat yakin perjuangannya bersama teman-teman bakal direstui Tuhan dan tete nene moyang para leluhur, karena Seram Barat dengan potensi kekayaan alam yang berlimpah, harus diatur dan diurus oleh anak-anak Seram Barat sendiri.

Pengorbanan secara moril dan material pun dipikulnya tanpa bersungut-sungut. Meskipun demikian Bob, panggilan akrab bupati pertama SBB ini mengakui jika tanpa dukungan masyarakat dan para tokoh adat, tokoh-tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, para intelektual dan seluruh komponen masyarakat, semua gagasan pemekaran SBB tak bakalan berhasil.

Terlalu banyak kisah pahit bila diunggah pemekaran kabupaten Seram Bagian Barat. Apalagi menghadapi arogansi Kabupaten induk yang tak sudi melepaskan SBB dan SBT. Namun Bob dan kawan-kawan tidak pantang mundur, sehingga dengan beberapa teman bergabung dalam Consorciun Nusa Ina yang diketuai Bob sendiri.

Sebagai daerah pemekaran baru, dengan anggaran APBN yang terbatas belum lagi soal pendapatan Asli Daerah yang masih sangat minim, Bob bisa membangun SBB seperti saat sekarang ini.

Terkadang orang menyampaikan otokritik yang pedas, terhadap kepemimpinan Bob. Namun dia menerima itu dengan lapang dada.

Dalam kepemimpinannya, Bob telah membawa harum nama daerah SBB di kancah nasional yaitu SBB mendapat peringkat pertama soal lingkungan hidup. Sektor pendidikan SBB termasuk kabupaten terbaik di Maluku setelah kota Ambon.

Bicara pendidikan gratis, hanya SBB yang melaksanakannya secara baik. Dan kehebatannya, dalam melobi kepentingan daerah di tingkat pusat serta mampu melobi investor asing untuk membuka investasi di SBB.   

Coba kita bayangkan bahwa perjuangan memekarkan sebuah daerah membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit, baik material maupun moril.

Secara moril, banyak nada-nada sinisme tentang Bob dan rekan-rekan, bahkan tidak mendukung sama sekali. Tetapi sinisme-sinisme itu bagi Bob dan rekan-rekan termasuk saya yang ada di Consorcium Nusa Ina bidang publikasi, kami menganggap itu adalah hal biasa.

Kata pepatah, anjing menggonggong kafila jalan terus, karena itu tekad bulat yang tidak bisa mundur.

Ada yang berpendapat, "jangan dulu bikin pemekaran, tetapi siapkan sumber daya manusia dulu."

Pendapat ini bagi Bob dan rekan-rekan adalah pendapat mundur. Tetapi semua yang diperjuangkan Bob dan rekan-rekan ini dengan hati yang tulus maka Tuhan pun merestuinya lewat Kementerian Dalam negeri setelah mendapat persetujuan DPR-RI.

Jadi akhir kata dapat saya katakan, Yang menabur dengan tangis pasti menuai dengan sorak sorai. Terima kasih Bob Puttileihalat, semua karya nyatamu akan selalu dikenang oleh anak cucu Saka Mese Nusa. (Nusye L)