Sejumlah Proyek PNPM Yang Gagal di Moa dan Mdonahyera MBD | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Sejumlah Proyek PNPM Yang Gagal di Moa dan Mdonahyera MBD

BERITA MALUKU. Meskipun Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM – MP) dan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) telah berakhir pada tahun 2015 lalu, namun sejumlah proyek dari program tersebut masih terbengkalai di beberapa kecamatan, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).

Padahal uang miliaran rupiah sudah digelontorkan pihak pemerintah untuk membangun proyek di wilayah tertinggal tersebut.

Informasi yang dihimpun Berita Maluku Online, Kamis (19/5/2016), di beberapa wilayah kecamatan, seperti di Kabupaten MBD, sejumlah program PNPM dan MP3KI, diketahui belum beres dikerjakan.

Program ini tersebar pada beberapa kecamatan, diantaranya di Kecamatan Moa, yakni proyek Pembangunan Gedung SD Kristen Patti yang dibangun tahun 2011 hingga kini masih dibiarkan terbengkalai.

Selain itu proyek Pembangunan Gedung SDK Wakarleli yang dibangun dengan dana PNPM-MP, juga bernasib sama.

Pemandagan lain juga terjadi di Kecamatan Romang, Desa Hila Dusun Oirleli, yakni proyek bembangunan jalan rabat beton sampai saat ini tak kunjung selesai dibangun.

Sementara untuk Program PNPM-MP dan MP3KI yang berada di Kecamatan Mdona Hyera juga mengalami hal yang sama.

Contohnya proyek pembangunan gedung SD Impres Rotnama belum juga rampung hingga kini. Selain itu, proyek pembangunan gedung Poliklinik Desa Pupuliora juga masih terbengkalai, ditambah proyek pembangunan jalan rabat beton yang menghubungkan Desa Mahaleta ke Desa Elo, serta proyek pembangunan jalan rabat beton di Desa Luang Barat belum tuntas, karena belum diserahterimakan kepada pihak desa untuk dipergunakan masyarakat setempat. Padahal program tersebut dibiayai dengan dana APBN Program MP3KI tahun 2014 sebesar Rp2,8 miliar.

Untuk pembangunan jalan rabat beton yang menghubungkan Desa Mahaleta ke Desa Elo, tak kunjung selesai lantaran sejumlah gorong-gorong belum dibangun. Selain itu fisik pekerjaan jalan pun terkesan asal-asalan sebab pekerjaan tak menggunakan batu melainkan campuran semen langsung ditumpahkan ke atas tanah kemudian diratakan.

Remons Wolanteri, salah satu pekerja jalan rabat beton di Kecamatan Mdona Hyera mengatakan, seharusnya dalam pekerjaan pembangun jalan rabat beton di desa Romdara, Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) harusnya menyiapkan material berupa pasir, batu, krikil dan air supaya para pekerja mengerjakan proyek jalan rabat beton tersebut. Sedangkan upah kerja hanya diberikan Rp40 ribu per meter karena pekerja tak menggunakan batu hanya menyiram campuran di atas tanah.

Bahkan Ketua TPK di wilayah itu menjanjikan kalau ada kelebihan semen, itu pekerja bisa mengambilnya. Ini membuat para pekerja hanya mau kerja asal jadi, yang penting ada sisa semen untuk dibawa pulang.
  
Sekretaris Kelompok Kerja (Pokja) Badan Kerja Antar Desa (BKAD), Kecamatan Mdonahyera, Rony Delly saat dikonfirmasi sehubungan pengelolaan dana MP3KI untuk pekerjaan jalan rabat beton serta sejumlah program PNPM-MP di wilayah kecamatan tersebut mengatakan, Program MP3KI di Kemcamatan Mdona Hyera tahun 2014 telah ditetapkan dalam musyawarah antar desa. Diantaranya, pembangunan jalan rabat beton di Desa Luang Barat,  Desa Mahaleta ke Rotnama. Namun karena program daerah yang juga diarahkan ke wilayah itu, maka untuk MP3KI dialihkan pembangunan jalan rabat boton dari Desa Mahaleta ke Elo.

Pembangunan Pasar dan Kios dengan besaran dana Rp2,8 milyar, namun realisasnya hanya Rp2,6 milyar.

"Terkait dengan pengelolaan anggaran dan tender proyek, saya tidak tahu sebab saat itu saya hanya ditugaskan untuk memfasilitasi pembangunan jalan Rabat beton di Desa Luang Barat. Sementara untuk Pembangunan Pasar, kios dan jalan rabat beton Desa Mahaleta Elo, dikoordinir oleh Ketua saja karena itu dia yang paling bertanggung jawab terhadap pekerjaan jalan tersebut," kata Rony. (Tim)
Daerah 1766411508740368731
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks