Jembatan Repo-Repo, Atraksi “Cinta” Hubungan Kukar dengan Pulau Kumala
http://www.beritamalukuonline.com/2016/03/jembatan-repo-repo-atraksi-cinta.html
BERITA
MALUKU. Ada terobosan keren yang patut diacungi jempol dari Rita
Widyasari, Bupati Kutai Kartanegera (Kukar), Kaltim. Dia meresmikan
jembatan untuk jalan kaki yang menghubungkan Kukar dengan Pulau
Kumala, delta yang berada di tengah-tengah sungai Mahakam itu.
Penghubung
yang langsung ngetop dan tempat strategis anak-anak muda mangkal di
atas bentang sungai itu dia namai Jembatan Repo-Repo.
"Jembatan
ini diharapkan mampu mendongkrak wisatawan ke Pulau Kumala sekaligus
menjadi lahan untuk mendapatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Ke
depan, Kukar tidak lagi mengandalkan sektor migas dan batubara, yang
harganya cenderung turun dan potensi nya beransur-ansur menurun
setiap tahun. Kami mulai mengandalkan sector pariwisata," ujar
Rita.
Apa arti
Repo-Repo itu? Bahasa Kutai, maksudnya adalah gembok. Mungkin
terinspirasi dengan “gembok cinta” yang menghias jembatan
penyeberangan di Sungai Siene Paris, Sungai Moscow di ibu kota Rusia,
dan banyak sungai yang dijadikan tempat “berjanji” sehidup semati
kedua mempelai selepas melangsungkan akad nikahnya.
Prosesinya,
biasanya masih menggunakan gaun pengantinnya, terus di atas jembatan
itu, mengalungkan gembok yang sudah ditulis nama kedua pasangan itu,
dikunci, dan kedua kuncinya di lempar ke bawah, ke dalam arus sungai
yang dalam.
Pesannya,
biarlah kunci itu hilang entah ke mana. Tetapi gembok cinta tetap
terkunci, selama-lamanya, sehidup semati. Menurut Rita, jembatan
repo-repo ini kelak juga akan menjadi bukti cinta antar dua sejoli
yang akan terpasang selama-lamanya, mirip dengan di Eropa.
"Awalnya
saya mau menamakan jembatan cinta tapi saya pikir-pikir, itu kok sama
dengan jembatan yang di Paris. Kok sepertinya sudah habis ide dan
kreativitas saja? Harus mencontek mentah-mentah. Lalu saya pakai
bahasa Kutai, tercetuslah repo - repo yang artinya gembok, dan ini
pas karena saat peresmian jembatan juga bersamaan dengan hari ulang
tahun pernikahan saya ke-15," ujar Rita.
Usai
memotong pita, Bupati Rita dan Wakil Bupati Edi Damansyah, secara
simbolis seluruh pejabat unsur Muspida Kukar memasang gembok cinta,
tepat di tengah-tengah jembatan repo-repo.
Pulau
Kumala memiliki beberapa wahana Pariwisata. Seperti go kart,
kuda-kudaan, menyelam, memancing di pulau yang indah tersebut. Selain
itu, Rita juga juga meninjau kampung bahasa Inggris tepatnya English
Island di Lamin Etam. Didampingi ratusan ratusan pelajar Tenggarong,
perkampungan tersebut menarik karena berada di di tengah-tengah Pulau
Kumala.
Selain
itu, Pulau Kumala juga memiliki pemancingan yang letaknya di eks
resort Kumala. Lebih lanjut Rita mengatakan, dengan dibukanya
jembatan repo-repo untuk umum menuju pulau Kumala, maka Pemkab Kukar
memiliki harapan baru untuk pariwisata di Kabupaten Kukar, dan juga
sebagai sarana untuk mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk
Kukar.
Sejak
Selasa (22/3) kemarin, warga bisa berkunjung ke Pulau Kumala melalui
Jembatan Repo-repo. Menurut Ketua Forum Kukar Sehat (FKS), Abrianto
Amin, di Pulau Kumala terdapat sejumlah wahana bisa dinikmati
pengunjung. Seperti kolam pesut untuk pengunjung bermain RC Boat atau
speedboat remote. DPRD Kukar juga menyambut sumringah keputusan
Bupati Rita membangun jembatan untuk tujuan Pariwisata.
“Kami
merasa bangga dengan adanya jembatan penyeberangan ke Pulau Kumala
yang diberi nama Jembatan Repo-repo atau Bahasa Kutai, artinya
Jembatan Gembok. Memang ini menjadi konsep unik dalam upaya memancing
kehadiran wisatawan berkunjung ke Pulau Kumala. Harapan kami,
Jembatan Repo-repo bisa mengangkat Pulau Kumala supaya semakin
dilirik pengunjung,” kata Ketua DPRD Kukar, Salehuddin Sfil dalam
keterangan resminya saat menghadiri acara peresmian jembatan
tersebut.
Keberadaan
Jembatan Repo-repo juga harus mampu mendorong sejumlah Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) terkait di Pemkab Kukar, bersemangat dalam
menggali berbagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) lainnya.
Mengingat selama ini Pemkab Kukar juga telah memiliki sejumlah aset
daerah, itu diharapkan tidak menggerogoti keuangan daerah.
“Jumlah
aset besar di Kukar, jangan sampai menggerogoti anggaran. Tapi
sebaliknya, harus memberikan kontribusi pada PAD. Kami di DPRD siap
mendukung secara penuh untuk kebijakannya, sepanjang itu benar-benar
bisa menyumbang PAD. Bahkan harus bisa mendatangkan multiplayer efek
bagi perekonomian masyarakat Kukar,” urai Salehuddin.
Politisi
Partai Golkar ini juga menyarankan, Pemkab Kukar terus menggandeng
swasta dalam pengelolaan aset. Dengan catatan, kerjasama itu
memberikan kontribusi jelas kepada kas daerah. Sebab catatan dewan,
selama ini dengan aset mencapai Rp 400 miliar lebih, ternyata hanya
bisa menyumbang ke PAD sebesar Rp 500 juta per tahun.
“Nah
dengan semangat bupati dan wakil bupati serta jajarannya kini, saya
yakin PAD Kukar ke depan bisa meningkat. Terutama dari sektor
pariwisata, salah satunya Pulau Kumala ini,” katanya.
Menpar
Arief Yahya menyambut baik peresmian atraksi baru “jembatan cinta”
penghubung Kukar dengan Pulau Kumala itu. Dia juga senang, jika
Pemkab Kukar semakin serius menggarap sector pariwisata, sebagai
panglima. Dia meyakinkan, investasi di sector pariwisata, jika serius
dan dipikirkan tepat, akan mendongkrak devisa yang pasti menghidupkan
ekonomi lokal.
“CEO
yang menjadikan pariwisata sebagai sector prioritas itu, bisa dilihat
dari dua indicator. Apakah posisi Kadispar sudah dipilih pejabat
terbaik di sana? Apakah alokasi sumber daya, termasuk budgeting juga
sudah diarahkan ke pariwisata?” ucap Menpar Arief Yahya, yang
sering menyebut Bupati, Walikota dan Gubernur itu dengan istilah
Chief Executive Officer (CEO) itu.
Mantan
Dirut PT Telkom ini membenarkan statemen Bupati Rita, bahwa
pariwisata akan segera menggeser komoditas andalan lain yang
menghasilkan devisa. Lihat saja Oil and Gas, 2013 capaian USD 32,6
Miliar, 2014 masih USD 30 Miliar, 2015 tinggal USD 18,9 Miliar.
Batubara yang menjadi andalan Kaltim juga decline, 2013 tercapai USD
24,5 Miliar, lalu 2014 masih USD 20,8 Miliar, dan 2015 tinggal 16
Miliar.
“Coba
bandingkan dengan pariwisata, 2013 masih USD 10 Miliar, 2014 naik 11
M, tahun 2015 menjadi USD 12 M,” ungkap Arief Yahya.