Malut Target Loloskan Enam Petinju ke PON Bandung
http://www.beritamalukuonline.com/2015/08/malut-target-loloskan-enam-petinju-ke.html
Enam atlet itu akan diseleksi dari 10 yang akan dikirim mengikuti pra-PON tinju di Ambon, Maluku pada Oktober mendatang.
"Kami optimistis target itu bisa terpenuhi, karena ke enam petinju yang diproyeksikan meraih tiket ke PON Bandung adalah petinju berbakat dan selama ini sudah menunjukan prestasinya diberbagai kejuaraan, baik di tingkat ragional maupun tingkat nasional," kata Ketua Pengprov Pertina Malut Djasman Abubakar di Ternate, Sabtu (29/8/2015).
Bahkan empat petinju lainnya yang juga dikirim ke pra PON Ambon, meskipun mereka tidak terlalu diperhitungkan untuk lolos ke PON Ambun, tetap tidak tertutup kemungkinan untuk lolos pula, karena mereka selama ini juga menunjukan prestasi yang bagus.
Djasman Abubakar tidak merinci ke enam petinju yang diyakini lolos ke PON Bandung, namun mengatakan bahwa mereka kini tengah menjalani pemusatan latihan daerah (pelatda) di Ternate hingga menjelang keberangkatannya ke pra PON di Ambon.
Ke-10 petinju yang disiapkan ke pra PON tersebut, sebelum mengikuti pra PON di Ambon direncanakan untuk melakukan uji tanding di sejumlah daerah untuk lebih memantapkan persiapan mereka saat mengikuti pra PON.
Djasman mengatakan, Pengprov Pertina Malut tidak hanya berkonsentrasi menyiapkan petinju ke pra PON, tetapi juga melakukan hal serupa dalam pembinaan petinju di daerah ini karena untuk melahirkan petinju yang berprestasi harus melalui proses pembinaan yang berkelanjutan.
Pengprov Pertina Malut terus mendorong pembukaan sasana tinju di seluruh kabupaten/kota di Malut untuk memberi wadah bagi putra-putri terbaik di daerah ini yang ingin berlatih tinju, selain itu juga mengupayakan adanya dukungan dari pemda dan kalangan dunia usaha dari segi sponsor pendanaan.
Ia menambahkan, Pengprov Pertina Malut akan berupaya mengembalikan kejayaan olahraga tinju di daerah ini seperti pada era tahun 1980-an, yang saat itu di daerah ini muncul petinju berprestasi seperti Hamdani Tomagala dan Albert Papilaya. (Ant/bm 01)
