Mantan Bendahara Panitia Pembangunan Gereja Romean Sengaja Berkelit Soal Penyalahgunaan Rp 300an Juta
http://www.beritamalukuonline.com/2015/05/mantan-bendahara-panitia-pembangunan.html

Mereka menilai apa yang diutarakan Atua menunjukkan kalau yang bersangkutan sengaja berkelit dan lebih menjaga kredibilitasnya ketimbang mempertanggungjawabkan penggunaan dana pembangunan Gereja Silo Romean yang tidak transparan.
’’Dana pembangunan gereja dan pembangunan Gereja jauh lebih penting dari kredibilitas saudara Markus Atua,’’ kritik Simon, salah satu anggota Tim 10 Desa Romean kepada Berita Maluku melalui ponsel langsung dari Saumlaki, Selasa (5/5/2015).
Simon menyebutkan, persidangan ke-23 jemaat GPM Romean, 15-16 Februari 2015, telah melahirkan keputusan pengangkatan Wanda Ungirwalu sebagai bendahara yang baru menggantikan Markus Atua yang kini menjabat Ketua Fraksi Golongan Karya (Golkar) DPRD MTB.
’’Saat persidangan itu belum diketahui kalau ada penyalahgunaan anggaran sebesar Rp 300 juta lebih. Pada awal Maret 2015 baru diketahui ada kejanggalan ketika Ketua Panitia Pembangunan (Nickolas Ratumassa) dan bendahara yang baru (Wanda Ungirwalu) ingin memasukan uang ke rekening BRI. Ternyata saat itu saldo kas panitia hanya Rp 600 juta lebih, sementara Rp 300-an jutanya tidak jelas kemana?. Ada perbedaan nilai di mana di saldo buku tertera Rp 999.444.000 (hampir Rp 1 miliar), sementara di saldo rekening hanya Rp 600an juta. Padahal, waktu persidangan ke-23 jemaat GPM Romean itu, saudara Markus Atua tidak pernah melaporkannya,’’ jelasnya.
Setelah kejadian itu, kata Simon, Ketua dan bendahara Panitia langsung menyurati Atua untuk mengklarifikasi selisih anggaran dalam saldo buku dan saldo rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang setempat.
’’Tanggal 8 April 2015, malamnya, baru saudara Markus Atua datang ke Romean dan langsung mengikuti rapat dengan majelis jemaat dan panitia. Setelah itu yang bersangkutan (Markus Atua) teken pernyataan di atas meterai yang dibacakan di depan 10 unit pelayanan bahwa yang bersangkutan akan menggantikan Rp 300an juta dana pembangunan yang tidak jelas penggunaannya tersebut’’.
Simon memastikan dalam waktu dekat pihaknya beserta anggota Tim 10 Desa Romean akan melaporkan Atua ke Kepolisian Resort (Resort) MTB di Saumlaki terkait dugaan penipuan dan penggelapan yang dilakukan politisi Partai Golkar MTB itu.
’’Kita akan laporkan yang bersangkutan terkait dengan dugaan kasus penipuan dan penggelapan dalam waktu dekat ini. Sebab, kami memperoleh informasi kalau sumbangan warga Romean di Papua sebesar Rp 10,5 juta, tapi yang dilaporkan hanya Rp 2,3 juta. Biaya perjalanan panitia ke Ambon hanya Rp 2 juta, tetapi yang dilaporkan mencapai Rp 10 juta. Banyak penipuan dan penggelapan yang terjadi semenjak panitia diurusi mantan bendahara’’.
Menyinggung soal dana pinjam pakai, Simon menyatakan, semuanya sudah terakomodasi dalam saldo Rp 600an.
’’Jadi kalau dibilang dana yang dipinjampakaikan untuk masyarakat Romean, misalnya untuk biaya pengobatan atau biaya studi lanjut, masih dalam tunggakan Rp 300 juta lebih sama sekali tidak benar’’. Sayangnya ketika dikonfirmasi nomor ponsel Atua tidak diaktifkan. (bm12/bm01)