Sekolah-Sekolah di Kota Ambon, Wajib mengakomodir siswa inklusif | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Sekolah-Sekolah di Kota Ambon, Wajib mengakomodir siswa inklusif

Dr Praptono: Siswa Penyandang Disabilitas Memiliki Kompetensi Istimewa

....tanpa mata aku dapat melihat...
....tanpa kaki aku dapat berjalan ....
....tanpa suara kudapat bernyanyi....
....percayalah aku anak istimewa ...


PENGGALAN syair yang dinyayikan oleh tiga orang anak penyandang disabilitas, saat pembukaan Deklarasi Pendidikan Inklusif di kota Ambon, mengetuk hati hadirin yang memenuhi gedung Baileo Siwalima Karpan pada Sabtu (22/11/2014) pagi tadi.

Deklarasi yang mengusung tema "Melalui pendidikan inklusif, kota Ambon siap menyelenggarakan pendidikan tanpa diskriminasi."

Hadir dalam kegiatan tersebut, Sektretaris Kota Ambon, Anthony Gustav Latuheru, ketua DPRD Ambon, Jemy Maatita, Wakil Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Dr Praptono M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan kota Ambon, Benjamin Kainama beserta stafnya, para kepala sekolah, serta ratusan siswa dari sekolah-sekolah di kota Ambon yang didampingi gurunya.

Dalam penyampaian sambutannya, mewakili walikota Ambon, Sekkot A.G. Latuheru menyatakan, kota Ambon sebagai kota inklusif telah ditetapkan sejak perayaan Hut kota Ambon ke - 439 lewat kerja sama dengan Unicef.

Secara khusus, Latuheru juga menyampaikan rasa terima kasih atas peranan BKLK yang telah membantu Dinas APendidikan kota Ambon dalam menyelenggarakan sosialisasi pendidikan bagi masyarakat yang berkebutuhan khusus ini.

Diakui olehnya, ada sejumlah persoalan yang menjadi kendala dalam penyelengaraan pendidikan ekslusif yakni, kurangnya tenaga guru yang memiliki latar belakang keahlian akademik. "Saat ini memang mereka masih ditangani oleh guru kelas yang memiliki karakter melayani, tetapi mereka (para guru) telah melalui tahap pelatihan," jelas Sekkot.

Selain itu, hambatan lainnya adalah minimnya pengetahuan kepsek dan perangkat sekolah. Untuk menyelengarakan pendidikan inklusif ini, serta kurangnya pengetahuan masyarakat soal pendidikan bagi yang berkebutuhan khusus tersebut, sehingga orangtua tidak memahami adanya akses pelayayan bagi anak-anak inkklusif tersebut.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Dr. Praptono, M.Pd, mengapresiasi dukungan sekolah reguler dan Perguruan Tinggi yang menghadiri kegiatan deklarasi itu.

"Harmonisasi baru, pertama kali saya temui pada selama mengiukuti 52 deklarasi," ungkap Praptono.

Ditandaskannya, kendala utama dalam penyelenggaraan pendidikan ekslusif ini adalah kurangnya kesadaran orang tua untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk memperoleh pendidikan yang layak.

"Kebanyakan mereka merasa malu, dengan kondisi anak anaknya," cetus pria yang pernah terlibat dalam proyek pendidikan dasar di sekolah xaverius ini.

Di jelaskan oleh pria yang sebelumnya pernah mengunjungi kota Ambon pada tahun 1996 ini, bahwa kehadiran manusia di dunia adalah kehendak Tuhan, bukan sebagai pecundang, pasalnya ia harus berkompetisi dengan ribuan sel jantan untuk membuahi satu sel telur.

"Jadi kehadiran setiap manusia di dunia adalah pemenang,” cetusnya.

Kreatifitas anak–anak penyandang disabilitas tidak dapat dipandang sebelah mata, ini terlihat dari gelaran pameran kreatifitas yang berlangsung di halaman gedung Baileo Siwalima.

Selain itu, saat gebyar pameran di solo, ada anak penyandang disabilitas yang medemonstrasikan keahiliannya membatik di dengan menggunakan kaki.

Sementara Kadis Pendidikan kota Ambon, Benjamin Kainama, yang ditemui usai perhelatan deklarasi, menegaskan bahwa sekolah-sekolah di kota Ambon siap melayani anak anak yang berkebutuhan khusus.

“Jadi bukan hanya sekolah luar bisa saja yang dapat menampung mereka, sekolah reguler di Ambon terbuka buat mereka,” ungkap pria asal negeri Kamariang ini.

Di tandaskan Kainama, Untuk mengantisipasi program tersebut maka guru-guru di Ambon telah dibekali pelatihan khusus yang di sebut Guru pembimbing khusus GPK.

“Jadi GPK ini, punya kompetensi khusus, yang di dapat melalui pelatihan cepat yang dikenal dengan nama fast program,” urai Kainama.

Disingung mengenai peralatan khusus bagi penyandang disabilitas, Kainama tetap optimis. “Sebenarnya mengajar orang buta bukan hanya dengan braille tetapi ada cara tersendiri bagi guru, yang penting keinginan kita untuk mengajar,” jelas Kadis yang pernah mengajar di SMAN 2 Ambon ini. (BM02)
Pilihan 7554774292044726282
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks