Kreatifitas Anak-anak Penyandang Disabilitas, Laris di Pasaran
http://www.beritamalukuonline.com/2014/11/kreatifitas-anak-anak-penyandang.html
Ambon – Berita Maluku. Meski mengalami cacat tubuh, tetapi kreasi anak-anak penyandang disabilitas tidak boleh dipandang remeh. “Mungkin mereka kekurangan di bidang lain tetapi menonjol di bidang lainnya,” ungkap kepala sekolah Sekolah Luar Biasa (SLB) Batumerah, Gaeda Musin saat disambangi Berita Maluku disalah satu stan pameran, Sabtu (22/11/2014).
Dijelaskan Musin, ketrampilan yang dihasilkan anak-anak binaan SLB nya adalah ketrampilan menjahit, sablon, kerang-kerangan dan ketrampilan lainnya.
Adapun Hasil dari ketrampilan tersebut, cukup beragam, yakni jilbab, baju kaos sablon, gambar pigura, gelang, bros, kalung, gelas pin dan sandal.
Diungkapkan Musin, semua hasil kerajinan itu anak-anak tersebut, setiap tahunnya ditampilkan di acara, gebyar tahunan ketrampilan anak anak penyandang disabilitas tingkat nasional. “Kegiatan gebyar tahun lalu di Bali, sebelumnya di Bandung (Jawa Barat) dan Malang (Jawa Timur). Semua kegaiatan itu mengikuiti arahan dari Direktorat,” urai Musin.
Menurutnya, hasil ketrampilan anak-anak didikanya sangat diminati masyarakat, misalnya kerajinan jilbab sering diborong pegawai Direktorat dari Jakarta, sedangkan gelas, pin, kaos dan sandal diminati oleh wisatawan asal Belanda.
Hal tersebut juga diamini oleh Rita Tentua, guru SLB negeri Ambon.
Ia mengungkapkan, saat gebyar PPLK yang berlangsung di kota Solo pada (11/11/2014) hingga (15/11/2014) kemarin, hasil tenunan dari siswa-siswi SLB negeri Ambon tandas diborong di sana.
”Kemarin katong ada bawa tenunan disana, yaitu kerah kecil, kerah besar, dan syall. Masing masing sebanyak 10 potong habis di sana,“ urai Rita.
Disingung mengenai tenaga pelatihan bagi ketrampilan tersebut, Rita mengungkapkan, tenaga pelatihan biasanya dari direkrut dari guru-guru yang mengikuti pelatihan, setelah itu hasil dari pelatihan tersebut ditularkan kepada anak didik.
“Tetapi khusus bagi ketrampilan tenun, pelatihan itu didapatkan berkat kerja sama Dinas Pendidikan dan kebudayaan Provinsi Maluku dengan sebuah sentra produksi rumahan di desa Tawiri," tandas Rita. (BM 02)
Dijelaskan Musin, ketrampilan yang dihasilkan anak-anak binaan SLB nya adalah ketrampilan menjahit, sablon, kerang-kerangan dan ketrampilan lainnya.
Adapun Hasil dari ketrampilan tersebut, cukup beragam, yakni jilbab, baju kaos sablon, gambar pigura, gelang, bros, kalung, gelas pin dan sandal.
Diungkapkan Musin, semua hasil kerajinan itu anak-anak tersebut, setiap tahunnya ditampilkan di acara, gebyar tahunan ketrampilan anak anak penyandang disabilitas tingkat nasional. “Kegiatan gebyar tahun lalu di Bali, sebelumnya di Bandung (Jawa Barat) dan Malang (Jawa Timur). Semua kegaiatan itu mengikuiti arahan dari Direktorat,” urai Musin.
Menurutnya, hasil ketrampilan anak-anak didikanya sangat diminati masyarakat, misalnya kerajinan jilbab sering diborong pegawai Direktorat dari Jakarta, sedangkan gelas, pin, kaos dan sandal diminati oleh wisatawan asal Belanda.
Hal tersebut juga diamini oleh Rita Tentua, guru SLB negeri Ambon.
Ia mengungkapkan, saat gebyar PPLK yang berlangsung di kota Solo pada (11/11/2014) hingga (15/11/2014) kemarin, hasil tenunan dari siswa-siswi SLB negeri Ambon tandas diborong di sana.
”Kemarin katong ada bawa tenunan disana, yaitu kerah kecil, kerah besar, dan syall. Masing masing sebanyak 10 potong habis di sana,“ urai Rita.
Disingung mengenai tenaga pelatihan bagi ketrampilan tersebut, Rita mengungkapkan, tenaga pelatihan biasanya dari direkrut dari guru-guru yang mengikuti pelatihan, setelah itu hasil dari pelatihan tersebut ditularkan kepada anak didik.
“Tetapi khusus bagi ketrampilan tenun, pelatihan itu didapatkan berkat kerja sama Dinas Pendidikan dan kebudayaan Provinsi Maluku dengan sebuah sentra produksi rumahan di desa Tawiri," tandas Rita. (BM 02)