Borouw: Akomodasi dan Transportasi, Harus Jadi Evaluasi Jelang Pesparawi Nasional | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Borouw: Akomodasi dan Transportasi, Harus Jadi Evaluasi Jelang Pesparawi Nasional

Ambon - Berita Maluku. Bagi umat kristiani, momentum Pesparawi hendaklan dimaknai sebagai ajang untuk memberdayakan karunia yang diberikan oleh Tuhan. Hal ini tercetus dari penyampaian renungan oleh pendeta Nick Hetarie.

“Saudara- saudara yang berjumlah 1.600, dari 500 ribu lebih umat Kristen di Maluku adalah orang orang yang memperolah berkat tuhan, lewat suara. Untuk itu, sudah menjadi tangung jawab kita, supaya talenta yang diberikan Tuhan kepada kita harus digunakan untuk memuji Tuhan,“ kata Hetarie.

Penyampaian itu menepis rivalitas setiap kabupaten, untuk memperebutkan posisi terbaik dalam ajang ini.

Menurut Hetarie, orientasi soal siapa yang menang dan siapa yang kalah harus diletakan pada perpektif kristiani secara benar. “Pesparawi adalah hanya untuk memuji tuhan, menyanyilah bagi tuhan dan pujilah namanya,“ tandasnya mengutip ayat firman yang terdapat dalam kitab Mazmur.

Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa, setiap kali penyelenggaan lomba tiga tahunan ini, esensi utama mulai bergeser, pasalnya setiap kabupaten/kota berlomba–lomba untuk menjadi yang terbaik. Para kepala daerah tidak segan-segan memfasilitasi jagoannya, untuk bertarung dalam ajang ini. Bahkan, secara terang terangan Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy dalam pidato pembukaan mencetuskan, bahwa kota Ambon sebagai kontestan yang dibaca terakhir adalah jagoan. “Biasanya jagoan itu yang terakhir,” sumbarnya saat membacanama kontestan.

Aroma rivalitas makin berkembang, ketika kota Ambon tidak menjalankan fungsinya sebagai tuan rumah yang baik, misalnya akomodasi yang diberikan kepada kontestan dari 10 kabupaten/kota lainnya jauh dari kata memuaskan.

Kondisi ini menuai protes Wakil Ketua 1 kontingen kota Tual, Yacob Silubun, selaku tuan rumah penyelengara even ini, kota Ambon harus dapat menjamu tamu dari kabupaten lainnya dengan baik.

Menurut Silubun, masalah transportasi tidak diatur dengan baik, sehingga menghabiskan energy peserta, hingga berpengaruh pada performa timnya saat bertanding. “Saya harap kedepan, saat peyelengaraan di kabupaten SBB, hal seperti ini harus menjadi evaluasi agar jangan terulang kembali,“ kecam Pria yang juga menjabat anggota DPRD kota Tual ini.

Senada dengan Silubun, Ketua Pesparawi Maluku Tengah, Ulis Borou, juga heran dengan adanya permasalahan kekisruhan trasnportasi tersebut, pasalnya kota Ambon sebagai ibukota Provinsi Maluku, adalah barometer pembanguan di provinsi seribu pulau ini.

“Saya heran, kota Ambon sebagai pusat kota, seharusnya infrastrukturnya lebih lengkap, kok pelayanannya amburadul, ini juga bukan hanya menjadi keluhan dari kontingan Malteng tetapi seluruh kontestan,“ tandas Borou.

Meski demikian, Borou menafikan, kekisruhan ini sebagai upaya kota Ambon untuk menggerjai kontestan lainnya. “Saya kira kontur kota Ambon yang terdiri dari perbukitan yang menjadi masalah utama,” ungkapnya.

Ia juga mengharapkan, supaya situasi ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggaraan even Pesparawi Nasional, 2015 di kota ini, agar jangan ada kesan buruk dari kontestan Provinsi lain.

Disingung mengenai independesi dewan juri, Borou mengatakan, hasil yang disampaikan oleh dewan juri, adalah penilaian objektif yang didasarkan oleh ketentuan pertandingan.

”Mereka adalah orang-orang seni yang menilai secara profesional, mereka memahami seni serta mengahargai karya seni," dalilnya.

Kendati seluruh dewan juri berasal dari kota Ambon, Borou tetap bersikukuh. ”Mereka ini punya basic seni, dan beberapa dari meraka adalah juri bertaraf nasional hingga internasional,” cetusnya.

Tanggapan berbeda disampaikan oleh Silubun. “Kita berharap, kedepan masalah penjurian harus trasnparan, yaitu begitu selesai bernyanyi nilainya harus muncul di layar,“ ujarnya menyarankan.

Silubun yang menjagokan paduan suara dewasa campuran dari kota Tual ini, sangat yakin bahwa kontingennya, yang seharusnya meraih predikat terbaik dalan lomba tersebut. “Jika hasil penilaian baru dibacakan, beberapa hari setelah lomba berakhir, maka pasti akan ada intervensi pihak lain,“ protesnya.

Adapun ketujuh dewan juri yang bertugas saat even tiga tahunan tersebut yakni, Ridolf Hehanussa (ketua), Agus Gaspersz, Ronny Loppies, Edgard de Lima, Dharma Oratmangun, Maynard RN Alfons, DAE Matulapelwa dan Syane Lawalatta. (BM02)
Pilihan 8451302685421776917
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks