PU Janji Koordinasi dengan BWS Maluku Perbaiki Talud Diponegoro
http://www.beritamalukuonline.com/2014/02/pu-janji-koordinasi-dengan-bws-maluku.html
![]() |
Ilustrasi Normalisasi Sungai |
"Penanganan talud yang sengaja dibobol untuk dijadikan jalan masuk alat berat melakukan pengerukan matrial akan kami koordinasikan dengan pihak Balai Sungai," kata Satker PU setempat, Adece di Ambon, Jumat (21/2/2014).
Sayangnya, Adece tidak memberikan keterangan lebih rinci tentang program pengerukan sungai pascabencana banjir 1 Agustus 2012 lalu, apakah benar ditangani Setker ataukah pihak Balai Sungai.
Sebab, Kepala Balai sungai Wilayah Maluku, M. Marasabessy yang dihubungi lewat pesan singkat pada tiga nomor telepon genggamnya juga tidak memberikan jawaban.
Sejumlah warga di kawsan Ponegoro, Kota Ambon mengaku resah dengan ancaman bahaya banjir yang kembali melanda pemukiman mereka akibat datangnya musim hujan.
Keresahan ini diakibatkan talud penahan banjir yang dibobol sejak enam bulan lalu sebagai jalan masuk alat berat tidak ditutup kembali, padahal saat ini tidak ada lagi kegiatan pengerukan.
Dalam kondisi terbuka seperti itu, luapan air sewaktu-waktu bisa masuk dan merendam rumah penduduk seperti bencana yang terjadi sejak dua tahun lalu.
Kemudian ada beberapa rumah warga yang dilintasi alat berat saat masuk ke sungai juga mengalami kerusakan tapi tidak diberiganti rugi oleh kontraktor yang menangani pekerjaan pengerukan.
Ketua RT setempat, Yunus Kula mengakui pernah menghubungi pihak kontraktor untuk membicarakan masalah ganti rugi rumah warga yang rusak sekaligus menutupi talud yang dibobol tapi belum diperbaiki sampai sekarang sehingga menyebabkan warga resah dengan ancaman banjir.
Rumah warga yang mengalami kerusakan seperti jalan masuk atau atap bangunan akibat terkena benturan alat berat yang memaksa masuk ke sungai.
Dua warga Ponegoro atas nama Eric Diponegoro Ahmad Johan mendatangi kontraktor mendapat biaya ganti rugi rumah yang rusak antara sebesar Rp3 sampai Rp4 juta per orang. (ant/bm 10)