Usung KET, Bob-Arief Getol ’’Jual’’ Maluku ke Investor Asing
http://www.beritamalukuonline.com/2013/06/usung-ket-bob-arief-getol-jual-maluku.html
AMBON - BERITA MALUKU. Ribu massa pendukung pasangan Jacobus Puttileihalat-Arifin Tapi Oyihoe (Bob-Arief) datang bersesak-sesakan memadati Lapangan Merdeka Ambon saat kampanye akbar pasangan yang diusung Partai Demokrat itu dipanggungkan. Meskipun jumlah massa dari Ambon, namun kebanyakan massa pendukung juga didatangkan langsung dari Kota Piru dan wilayah sekitar Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), tempat di mana Puttileihalat membangun dinastinya.
Tampil di akhir agenda orasi politik, Puttileihalat dengan suara sedikit serak tetap bersemangat menjual visi dan misinya. Mantan pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini doyan mengusung Kawasan Ekonomi Terpadu (KET) Maluku sebagai komoditas unggulan politinya untuk mendongkrak perolehan suara saat pemilihan gubernur Maluku 2013-2018 yang akan dihelat Selasa depan (11 Juni 2013).
Bupati Seram Bagian Barat ini menyebutkan wilayah Maluku sebenarnya kaya akan potensi pertambangan, baik logam berat, emas, minyak dan gas (Migas), maupun melimpahnya potensi sumber daya perikanan, dan kehutanan.
’’Potensi tambang nikel di SBB akan dikelola untuk kesejahteraan seluruh rakyat Maluku. Begitu juga emas di Buru, Migas di laut Masela, dan laut-laut lain di daerah ini akan dikelola dengan baik, dan itu dilakukan melalui kerja sama dengan investor,’’ sebutnya di depan petinggi Demokrat, antara lain Meilina Leimena, Suaedy Marasabessy, dan Markus Sopacua.
Puttileihalat menyatakan dirinya sudah mengajak ahli-ahli geologi dan pakar-pakar perminyakan nasional dan internasional untuk meneliti potensi pertambangan dan permigasan di Maluku. Dan dari hasil penelitian itu ternyata ada 16 cekung migas di wilayah Maluku yang jika dikelola dengan baik akan mendatangkan kemakmuran bagi 1,8 juta jiwa rakyat Maluku. Diungkapkan Puttileihalat, penyebab rakyat Maluku masih hidup di bawah garis kemiskinan adalah belum dikelolanya secara maksimal seluruh potensi SDA, baik di darat maupun di dasar lautan.
’’Sekarang saja Maluku Utara masuk urutan ketujuh provinsi termiskin, sementara Maluku masuk urutan ketiga (termiskin) nasional. Kalau saya nanti dikehendaki rakyat menjadi gubernur Maluku, saya akan berupaya agar Maluku masuk peringkat ke-14, misalnya,’’ sumbarnya. Selama memimpin SBB, terang Puttileihalat dirinya telah menandatangani kerja sama dengan Pemerintah China untuk eksplorasi nikel, dan saat itu ikut disaksikan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Puttileihalat berobsesi jika kelak dia dan pasangannya dipilih rakyat Maluku, dia akan menjalin kerja sama apik dengan investor nasional dan luar negeri untuk mengatasi krisis kelistrikan dan memaksimalkan pengelolaan potensi SDA.
Sebelum itu, pasangan wakil Arifin Tapi Oyihoe tampil berapi-api membakar semangat para pendukungnya, terutama warga Maluku asal Sulawesi Tenggara, agar memilih dirinya sebagai satu-satunya keterwakilan Sultra dalam pemilihan gubernur Maluku 2013-2018. Dengan menggunakan bahasa Sultra, Arifin menggugah perasaan warga Sultra di Ambon untuk solid dan tetap mendukung pasangan Bob-Arief karena selama memimpin SBB dan kini mencalonkan diri sebagai calon gubernur Maluku, Puttileihalat tetap memilih pasangannya dari Sultra.
’’Orang Maluku itu ada dua, satu yang disebut anak adat Maluku, dan satunya lagi disebut anak Maluku. Tidak benar kalau Bob-Arief menang maka SBB akan dipimpin orang luar. Justru kalau bilang Bhineka Tunggal Ika, itu hanya ada di pasangan nomor urut 2,’’ teriak Roy Elwen Pattiasina, jurkam pertama yang naik ke podium kampanye akbar pasangan Bob-Arief.
Pattiasina mengajak pendukung Bob-Arief untuk tetap solid untuk memenangkan pasangan nomor urut dua itu karena selama lebih kurang 68 tahun terakhir, baru kali ini orang Seram tampil sebagai calon gubernur Maluku.
Sama seperti Pattiasina, jurkam Bob-Arief yang lain, Suaedy Marasabessy menyatakan di Maluku jarang ditemukan penduduk asli karena mayoritas orang Maluku merupakan pendatang. ’’Saya lahir, dibesarkan di Maluku, tapi marga saya berasal dari Maluku Utara. Ada juga Alhadad yang kabarnya dari Arab, ada juga marga Liem, de Fretes, de Queldjoe, dan marga-marga lainnya yang merupakan pendatang. Jadi, Bob-Arief ini juga orang Maluku, dan mereka layak pimpin Maluku,’’ ulas Marasabessy.
Wakil Ketua MPR RI Meilina Leimena mengatakan meski di dalam dirinya mengalir darah Jawa Barat dan Maluku, namun dia tetap konsern memerhatikan Maluku. ’’Monumen ayah saya ada di Poka (Johanis Leimena), dan saya ingin melakukan segalanya untuk Maluku agar bisa menjadi kenangan bagi daerah ini,’’ tekadnya. (ev/mg-bm 015/bm 01)
Tampil di akhir agenda orasi politik, Puttileihalat dengan suara sedikit serak tetap bersemangat menjual visi dan misinya. Mantan pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini doyan mengusung Kawasan Ekonomi Terpadu (KET) Maluku sebagai komoditas unggulan politinya untuk mendongkrak perolehan suara saat pemilihan gubernur Maluku 2013-2018 yang akan dihelat Selasa depan (11 Juni 2013).
Bupati Seram Bagian Barat ini menyebutkan wilayah Maluku sebenarnya kaya akan potensi pertambangan, baik logam berat, emas, minyak dan gas (Migas), maupun melimpahnya potensi sumber daya perikanan, dan kehutanan.
’’Potensi tambang nikel di SBB akan dikelola untuk kesejahteraan seluruh rakyat Maluku. Begitu juga emas di Buru, Migas di laut Masela, dan laut-laut lain di daerah ini akan dikelola dengan baik, dan itu dilakukan melalui kerja sama dengan investor,’’ sebutnya di depan petinggi Demokrat, antara lain Meilina Leimena, Suaedy Marasabessy, dan Markus Sopacua.
Puttileihalat menyatakan dirinya sudah mengajak ahli-ahli geologi dan pakar-pakar perminyakan nasional dan internasional untuk meneliti potensi pertambangan dan permigasan di Maluku. Dan dari hasil penelitian itu ternyata ada 16 cekung migas di wilayah Maluku yang jika dikelola dengan baik akan mendatangkan kemakmuran bagi 1,8 juta jiwa rakyat Maluku. Diungkapkan Puttileihalat, penyebab rakyat Maluku masih hidup di bawah garis kemiskinan adalah belum dikelolanya secara maksimal seluruh potensi SDA, baik di darat maupun di dasar lautan.
’’Sekarang saja Maluku Utara masuk urutan ketujuh provinsi termiskin, sementara Maluku masuk urutan ketiga (termiskin) nasional. Kalau saya nanti dikehendaki rakyat menjadi gubernur Maluku, saya akan berupaya agar Maluku masuk peringkat ke-14, misalnya,’’ sumbarnya. Selama memimpin SBB, terang Puttileihalat dirinya telah menandatangani kerja sama dengan Pemerintah China untuk eksplorasi nikel, dan saat itu ikut disaksikan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Puttileihalat berobsesi jika kelak dia dan pasangannya dipilih rakyat Maluku, dia akan menjalin kerja sama apik dengan investor nasional dan luar negeri untuk mengatasi krisis kelistrikan dan memaksimalkan pengelolaan potensi SDA.
Sebelum itu, pasangan wakil Arifin Tapi Oyihoe tampil berapi-api membakar semangat para pendukungnya, terutama warga Maluku asal Sulawesi Tenggara, agar memilih dirinya sebagai satu-satunya keterwakilan Sultra dalam pemilihan gubernur Maluku 2013-2018. Dengan menggunakan bahasa Sultra, Arifin menggugah perasaan warga Sultra di Ambon untuk solid dan tetap mendukung pasangan Bob-Arief karena selama memimpin SBB dan kini mencalonkan diri sebagai calon gubernur Maluku, Puttileihalat tetap memilih pasangannya dari Sultra.
’’Orang Maluku itu ada dua, satu yang disebut anak adat Maluku, dan satunya lagi disebut anak Maluku. Tidak benar kalau Bob-Arief menang maka SBB akan dipimpin orang luar. Justru kalau bilang Bhineka Tunggal Ika, itu hanya ada di pasangan nomor urut 2,’’ teriak Roy Elwen Pattiasina, jurkam pertama yang naik ke podium kampanye akbar pasangan Bob-Arief.
Pattiasina mengajak pendukung Bob-Arief untuk tetap solid untuk memenangkan pasangan nomor urut dua itu karena selama lebih kurang 68 tahun terakhir, baru kali ini orang Seram tampil sebagai calon gubernur Maluku.
Sama seperti Pattiasina, jurkam Bob-Arief yang lain, Suaedy Marasabessy menyatakan di Maluku jarang ditemukan penduduk asli karena mayoritas orang Maluku merupakan pendatang. ’’Saya lahir, dibesarkan di Maluku, tapi marga saya berasal dari Maluku Utara. Ada juga Alhadad yang kabarnya dari Arab, ada juga marga Liem, de Fretes, de Queldjoe, dan marga-marga lainnya yang merupakan pendatang. Jadi, Bob-Arief ini juga orang Maluku, dan mereka layak pimpin Maluku,’’ ulas Marasabessy.
Wakil Ketua MPR RI Meilina Leimena mengatakan meski di dalam dirinya mengalir darah Jawa Barat dan Maluku, namun dia tetap konsern memerhatikan Maluku. ’’Monumen ayah saya ada di Poka (Johanis Leimena), dan saya ingin melakukan segalanya untuk Maluku agar bisa menjadi kenangan bagi daerah ini,’’ tekadnya. (ev/mg-bm 015/bm 01)