Dukung MBG, Maluku Andalkan Produksi Lokal Pangan | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Dukung MBG, Maluku Andalkan Produksi Lokal Pangan


AMBON - BERITA MALUKU.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Ilham Tauda, memastikan ketersediaan pangan di Maluku relatif aman untuk mendukung Program Makanan Bergizi (MBG), meskipun beberapa komoditas strategis masih mengalami defisit.


Hal tersebut disampaikan Ilham Tauda dalam kegiatan coffee morning bertajuk “Ketahanan Pangan Mendukung MBG di Provinsi Maluku” yang berlangsung di Ambon, Selasa (16/12/2025).


Ilham menjelaskan, rata-rata produksi pangan Maluku saat ini mencapai sekitar 300 ton per hari. Jika dikonversi, kebutuhan pangan non-beras (NPG) diperkirakan mencapai sekitar 5.000 ton. Dari angka tersebut, sekitar 10 persen sebenarnya dapat dipenuhi dari kemampuan produksi lokal yang ada.


Untuk komoditas jagung, Maluku saat ini berada dalam kondisi surplus. Total produksi mencapai sekitar 7.500 ton dengan ketersediaan stok sekitar 3.800 ton. Surplus ini merupakan hasil dari Gerakan Tanam Serentak yang melibatkan tidak hanya pemerintah daerah, tetapi juga dukungan lintas sektor, seperti Polda Maluku dan TNI.


“Jagung kita surplus, ini berkat gerakan tanam yang dilakukan secara bersama-sama,” ujarnya.


Sementara itu, komoditas bawang merah masih mengalami defisit. Keterbatasan kemampuan produksi membuat pengembangannya lebih banyak dilakukan secara swadaya oleh petani. Pada tahun 2025, Maluku juga tidak lagi memperoleh alokasi dukungan APBN untuk komoditas bawang merah.


Berbeda dengan bawang merah, komoditas cabai rawit justru berada dalam kondisi surplus. Pada tahun 2024, Dinas Pertanian Maluku telah merencanakan Gerakan Tanam Serentak yang dimulai pada 13 Agustus. Dengan perhitungan masa tanam dan panen, produksi cabai dapat mencukupi kebutuhan hingga Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), khususnya Natal dan Tahun Baru.


“Harga cabai saat ini masih di bawah harga rata-rata, ini menandakan bahwa pasokan kita cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.


Untuk komoditas beras, tingkat pemenuhan kebutuhan baru mencapai sekitar 39 persen. Daging ayam masih berada di angka 30 persen, sementara daging sapi justru mengalami surplus hingga 180 persen.


Menurut Ilham, kondisi ini membuka peluang besar bagi Maluku untuk mengembangkan sektor peternakan, khususnya ayam pedaging dan telur ayam. Pada tahun depan, Provinsi Maluku ditetapkan sebagai salah satu lokasi pengembangan peternakan terintegrasi dengan target produksi mencapai 100.000 ekor.


“Kami berharap dengan dukungan Kementerian Pertanian, program ini bisa memenuhi setidaknya 70 sampai 80 persen kebutuhan konsumsi masyarakat,” katanya.


Selain produksi, Ilham juga menekankan pentingnya pengendalian inflasi pangan. Komoditas seperti bawang merah, cabai, dan sayur-sayuran selama ini dikenal sebagai penyumbang inflasi. Namun, upaya intervensi yang dilakukan secara menyeluruh di kabupaten dan kota mulai menunjukkan hasil.


“Hal ini bisa dilihat dari rilis BPS, kontribusi inflasi pangan sudah mulai terkendali,” ungkapnya.


Di Kota Ambon, pemerintah daerah telah memulai penggunaan naungan atau screen house untuk budidaya sayuran sebagai langkah antisipasi terhadap curah hujan tinggi. Strategi ini dilakukan dengan mempelajari siklus tahunan iklim dan cuaca, sehingga fluktuasi harga dapat ditekan.


Tak hanya itu, Dinas Pertanian Maluku juga menggagas berbagai terobosan, di antaranya Gerakan Tanam Serentak dan Gerakan Sekolah Menanam. Program ini bertujuan menanamkan kesadaran sejak dini kepada pelajar bahwa mereka merupakan bagian dari ekosistem ketahanan pangan dan pengendalian inflasi.


“Semua sekolah kita dorong untuk ikut berpartisipasi. Tahun depan, program ini akan diperluas di seluruh Provinsi Maluku,” ujarnya.


Pemerintah juga membuka ruang kolaborasi dengan media dan berbagai pihak lainnya untuk memperluas cakupan program, tidak hanya pada cabai, tetapi juga sayuran lainnya. Hasil produksi tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan program pangan, termasuk Program Pangan Bergizi, sehingga Maluku tidak lagi bergantung pada distribusi dari luar daerah, melainkan mampu memanfaatkan hasil produksi sendiri.


Paparan tersebut menjadi pengantar diskusi lanjutan dalam kegiatan coffee morning terkait penguatan ketahanan pangan dan dukungan terhadap Program Makanan Bergizi di Provinsi Maluku.

Ekonomi 5435031657435780605
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks