Dewan Turun ke Wailaha, Usut Sumber Tumpahan Oli di Laut Ambon
AMBON - BERITA MALUKU. Perairan Dusun Wailaha, Negeri Hatiwe Besar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, mendadak ramai diperbincangkan setelah warga menemukan tumpahan oli yang menghitamkan laut sejak Kamis (30/10/2025). Aroma minyak tercium tajam di pesisir, sementara batu-batu karang di bibir pantai tampak licin dan mengilap oleh lapisan oli.
Kondisi ini membuat warga gelisah. Mereka khawatir pencemaran tersebut berdampak pada kesehatan dan hasil tangkapan ikan yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat setempat.
“Kami lihat laut sudah hitam semua, dan baunya menyengat. Biasanya malam banyak yang turun cari ikan puri, tapi sekarang tidak berani lagi,” tutur Popi Kiriweno, warga Wailaha, saat ditemui di lokasi.
Menanggapi keresahan warga, Komisi II DPRD Provinsi Maluku bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Maluku, Pertamina, serta Pemerintah Negeri Hatiwe Besar langsung melakukan peninjauan lapangan, Senin (3/11/2025).
Ketua Komisi II, Irawadi, menjelaskan bahwa kunjungan tersebut merupakan respon cepat terhadap laporan masyarakat terkait dugaan pencemaran lingkungan di kawasan itu.
“Belum bisa dipastikan dari mana sumber tumpahan oli ini. Tapi dari hasil tinjauan, kami masih melihat sisa-sisa minyak di bibir pantai. Kami akan teruskan temuan ini ke DLH dan KSOP untuk penyelidikan lebih lanjut,” ujarnya.
Dewan juga berencana menggelar rapat gabungan bersama Komisi III DPRD Maluku agar penanganan dapat dilakukan lintas sektor, mengingat persoalan ini berkaitan dengan aspek lingkungan dan aktivitas pelayaran di sekitar Teluk Ambon.
Sementara itu, dari pihak DLH Maluku, Silvia, selaku pengawas lapangan, menyampaikan bahwa tim telah mengambil sampel air laut dan oli untuk diperiksa di laboratorium.
“Kami temukan ceceran oli di sepanjang garis pantai sekitar seratus meter. Hasil uji laboratorium akan keluar dalam dua minggu. Sambil menunggu hasil, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di laut dulu,” katanya.
Dari sisi perusahaan energi, Integrated Terminal Manager Pertamina Wayame, Novi Prasetyo, menegaskan bahwa hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan tumpahan tersebut tidak berasal dari aktivitas Pertamina.
“Semua kapal dan tangki penyimpanan kami diawasi ketat. Oli bekas selalu disegel dan dicatat. Jadi bisa dipastikan bukan dari sistem operasional Pertamina,” tegas Novi.
Komisi II DPRD Maluku berkomitmen mengawal proses investigasi ini hingga tuntas, agar penyebab pencemaran bisa diketahui dan langkah penanganan segera dilakukan.
