Jangan Remehkan Dua Suasana Hati Yang Berbeda | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Jangan Remehkan Dua Suasana Hati Yang Berbeda

SUASANA hati yang berubah-ubah atau yang di kenal dengan gangguan Bipolar atau yang disebut dengan manik, adalah syndrome, dimana seseorang mengalami perubahan suasana hati yang sangat persuasive dan drastic, kadang mereka tidak bisa mengontrol perasaan senang dan sedih yang terjadi secara bersamaan.

Nah, ciri khusus dari gangguan ini ada perubahan mood yang ekstrim dari depresi dan mania. Jika kalian punya teman, sahabat atau keluarga yang sering menangis histeris setelah itu bisa ketawa gembira, nah bisa jadi dia mengidap gangguan Bipolar.

Gejala Bipolar sangat bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya. Pada sebagian orang, masalah yang timbul ketika dalam kondisi mania, pada orang lain masalah timbul pada kondisi depresi.

Kadang kadang gejala mania dan depresi muncul secara bersamaan (campuran).

Pada kondisi mania, beberapa gejala yang muncul antara lain: euphoria (gembira), inflated self-esteem (percaya diri berlebihan), poor judgment (kemampuan menilai menjadi jelek), bicara cepat, racing thoughts (pikiran saling berkejar-kejaran), aggressive behavior (perilaku agresif), agitation or irritation (agitasi atau iritasi), kegiatan fisik meningkat, risky behavior (perilaku yang berbahaya).

Sedangkan pada kondisi depresi, gejala yang muncul antara lain: kesedihan, merasa tanpa harapan, keinginan atau tindakan bunuh diri, anxiety (kecemasan), perasaan bersalah, gangguan tidur, nafsu makan menurun atau bahkan naik, merasa lelah berlebihan, hilangnya minat pada kegiatan yang dulu dinilainya menarik/ menyenangkan, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, rasa nyeri kronis tanpa alasan yang jelas, sering membolos sekolah/kerja.

Gangguan bipolar disebabkan oleh berbagai macam faktor. Secara biologis dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial dikaitkan dengan pola asuh pada masa kanak-kanak, stress pada masa lalu, stress yang berat dan berkepanjangan, ada juga Faktor Genetik.

Terjadinya penurunan gangguan bipolar juga ditunjukkan oleh fakta bahwa kira-kira 50 persen pasien gangguan bipolar memiliki sekurangnya salah satu orangtua yang mengalami dengan suatu gangguan Bipolar, paling sering gangguan depresi berat.

Jika salah satu orangtua menderita gangguan Bipolar, terdapat kemungkinan 25 persen bahwa anaknya menderita suatu gangguan Bipolar juga. Jika kedua orangtua menderita gangguan Bipolar, terdapat kemungkinan 50-75 persen anaknya menderita gangguan Bipolar.

Faktor Lingkungan Menurut penelitian telah membuktikan bahwa faktor lingkungan memegang peranan penting dalam perkembangan seseorang yang mengalami Gangguan bipolar. Faktor lingkungan yang sangat berperan pada kehidupan psikososial seseorang dapat menyebabkan stress yang dipicu oleh faktor lingkungan itu sendiri.

Tahukah kalian, gangguan Bipolar juga terjadi pada para selebritis. Contohnya, Britney Spears, Mel Gibson, Catherine Zeta-jones, Kurt Cobain.

Tak terfikirkan bahwa selebritis terkenal seperti mereka juga bisa mengalami gangguan bipolar. Selebritis di Indonesia pun ada yang mengalami gangguan Gipolar yaitu Marsanda, yang mengaku memiliki gangguan tersebut.

Walaupun mereka memiliki gangguan Bipolar akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk tetap berkarya dan menghasilkan banyak karya yang sampai saat ini masih kita nikmati, dari movie sampai lagu-lagu yang mereka hasilkan.

Mereka yang terkena gangguan Bipolar memiliki penyebab dan gejala yang berbeda-beda. Gangguan Bipolar bisa terjadi dari usia anak-anak hingga lansia. Penderita gangguan Bipolar bisa pulih kembali, namun memerlukan waktu dan kemauan yang keras. Dukungan keluarga, teman (termasuk sesama penderita depresi) dan tenaga kesehatan akan memudahkan penderita depresi pulih kembali.

Jika ada teman, sahabat atau keluarga anda yang terkena gangguan Bipolar ini maka kita perlu menolongnya karena sebagian besar penderita gangguan Bipolar sulit untuk mengatasi penyakitnya tanpa pertolongan orang lain. Tutur kata kita saat berbicara dengan si penderita gangguan Bipolar juga perlu berhati-hati karena perkataan kita yang salah dapat menyinggung perasaan si penderita tersebut.

Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melakukan pengobatan, gangguan Bipolar biasanya memerlukan penanganan dari dokter spesialis jiwa, dengan melibatkan psikolog maupun perawat jiwa. Penanganan gangguan bipolar dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan psikoterapi. Akan tetapi peran keluarga lah yang paling penting dalam proses penyembuhan Bipolar, karena keluarga adalah unit terkecil dari lingkungan si pederita tersebut.


Ditulis Oleh: Hasdina Ratih Jena Siauta
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang
Aneka 4148683790684191696
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks