Dinkes Ambon Diminta Cegah Rabies dan Pengadaan Vaksin | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Dinkes Ambon Diminta Cegah Rabies dan Pengadaan Vaksin

BERITA MALUKU. Penjabat Wali Kota Ambon Frans J. Papilaya meminta dinas kesehatan setempat untuk melakukan pencegahan penyakit rabies, termasuk pengadaan vaksin yang mengalami kekosongan.

"Sembilan warga menjadi korban gigitan anjing dan setelah diteliti ternyata rabies. Saya telah turun langsung ke lokasi untuk melihat korban dan saya juga telah memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Ambon untuk melakukan pencegahan," kata Frans, di Ambon, Kamis (8/9/2016).

Ia menyatakan, kasus gigitan anjing menjadi perhatian pihaknya karena menyangkut ketersediaan vaksin pencegahnya.

"Kasus yang terjadi di Kudamati telah dilakukan vaksin dengan stok yang ada di Dinkes, tetapi setelah saya cek stok vaksin kita tidak tersedia, tetapi alokasi anggaran tersedia sehingga saya telah instruksikan untuk segera menyiapkan stok," katanya.

Frans juga meminta Dinas Kehutanan Pertanian dan Peternakan (Dishutanak) untuk melakukan vaksinasi anjing.

"Saya berharap ini menjadi perhatian serius dinas terkait untuk lebih memperhatikan terutama ketersediaan stok vaksin karena saat ini kita trekendala stok vaksin," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Treesje Tory mengatakan, setiap orang yang terkena gigitan anjing harus mendapat vaksin sebanyak empat kali suntikan.

"Harga vaksin yang tergolong mahal yakni Rp250ribu per pak membuat kami tidak menyediakan stok di puskesmas, tetapi di Dinas guna mempermudah laporan," ujarnya.
   
Dijelaskannya, vaksin gratis disiapkan untuk masyarakat kurang mampu, sedangkan golongan mampu dapat membeli setengah dari harga yang ditetapkan.Upaya ini dilakukan karena anggaran yang tersedia untuk vaksin hanya sebesar Rp400 juta per tahun.
  
Selain itu, pihaknya juga tidak mendapat alokasi anggaran dai pemerintah pusat, dan mulai tahun 2014 dinas kesehatan provinsi Maluku memberlakukan sistem pinjam vaksin.
   
"Jika kasus gigitan per tahun sebanyak 1.000, maka dikalikan empat maka kami membutuhkan vaksin untuk tahun berikutnya sebanyak 4.000 kali suntikan. Kami terkendala anggaran sehingga dilakukan kebijakan vaksin gratis hanya untuk masyarakat kurang mampu," tandasnya.
   
Treesje menambahkan, antisipasi penggunaan vaksin yang tinggi pihaknya mengajak masyarakat tidak membunuh anjing yang menggigit, untuk mengetahui anjing tersebut mengidap penyakit rabies atau tidak.
   
"Jika hewan yang menggigit tersebut dibunuh maka kita tidak dapat memantau kondisinya. Masa inkubasi manusia yang terkena gigitan selama enam bulan, sedangkan hewan dua minggu, karena itu harus dilakukan pemantauan terlebih dahulu," tandasnya.
Kesehatan 4585461503701208500
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks