Jika PDIP Tolak, Golkar Siap Gaet Barnabas Orno ke Pilkada MBD
http://www.beritamalukuonline.com/2015/05/jika-pdip-tolak-golkar-siap-gaet.html

Di satu sisi, pada dasarnya Golkar dari barisan Aburizal Bakrie (ARB), telah berkeputusan untuk hanya mengusung sosok incumbent (petahana) maupun figur yang punya elektabilitas tinggi. Di sisi lain, Partai berlambang pohon beringin ini juga berpeluang mematenkan koalisi Merah Putih (KMP) di Maluku.
Hasil rapat internal Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Maluku, Sabtu (2/5) resmi mengumumkan sosok-sosok yang bakal diutus berlaga di pilkada SBT, Aru, Bursel dan MBD.
Umpamanya, untuk SBT, Golkar telah mengerucut ke Mukti Keliobas (MK), Aru (William Kurnala, anggota DPRD Maluku 2014-2019), dan Bursel diberikan kepada Tagop Soulissa, Bupati Bursel 2011-2016.
Bagaimana dengan kabupaten MBD? Sesuai informasi yang diperoleh Rakyat Maluku, Minggu (3/5) malam, menyebutkan karena raihan suara Golkar di tiga daerah pemilihan MBD pada pemilu anggota Legislatif 9 April 2014 tidak meyakinkan untuk harus mengusung bakal calon (Balon) Bupati, meski merebut 3 kursi di parlemen, namun Golkar hanya menyetujui dua nama, Abraham Malioy (AM) dan Anos Yermias (AY), sebagai Balon Wakil Bupati yang akan berpasangan dengan incumbent, Barnabas Nataniel Orno (BNO), Bupati MBD 2011-2016.
Artinya, jika akhirnya DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maluku tidak memberikan rekomendasi kepada BNO, Golkar kemungkinan besar akan menggaet BNO untuk maju bertarung pada pilkada MBD 2015-2020 nanti.
Tapi, itu dengan catatan, BNO harus menggandeng satu dari 2 balon Wabup MBD yang disediakan Golkar sebagai ’nona-nona manis’ yang duduk di pelaminan menanti lamaran sang pangeran. Jika skenario ini terwujud, peluang BNO meminang AY jauh lebih besar karena AY mewakili konfigurasi politik Pulau-pulau Terselatan dan sekitarnya (Kisar, Wetar, Romang, Damer, Leti, Moa), yang memiliki basis pemilih dan jumlah penduduk terbesar di wilayah itu.
Kemungkinan keinginan BNO meminang AM sangat tipis karena sama-sama mewakili konfigurasi politik Pulau-pulau Babar dan sekitarnya, Luang Sermata, Lakor, Moa dan Damer. Yang bakal menerima getahnya atas skenario ’politik neraka’ ini adalah Benjamin Oyang Noach (BON), Direktur PD Kalwedo, yang telah direkomendasikan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) untuk berpasangan dengan BNO maju berlaga di pilkada MBD jilid II.
Kemungkinan lain, Golkar akan meminang Balon Bupati dari partai lain yang masuk barisan koalisi KMP. Sebut saja Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Jika koalisi ini terbangun apik dan harmonis di Maluku, lebih arif dan cerdik jika Gerindra merekomendasikan Ketua Dewan Pembina Gerindra MBD, Johanis Letelay (JL) yang juga Wabup MBD 2011-2016, untuk berpasangan dengan AM.
Alasannya karena JL yang mewakili kultur politik Pulau-pulau Terselatan dan sekitarnya sangat layak berpasangan dengan AM sebagai representasi kultur politik Babar dan sekitarnya. Keduanya merupakan sosok-sosok birokrat-politisi-penegak hukum yang cerdas dan tidak pernah tersentuh persoalan hukum.
Namun, skenario terburuk, amat berisiko dan fatal jika akhirnya Gerindra memaketkan Nikolaus Johan Kilikily (NJK) dengan AY bertarung di pilkada MBD. Mengapa? Sebab, pengalaman selama ini, kekuatan politik jemaat gereja-gereja kharismatik ternyata belum mampu menggusur dominasi politik sektarian warga jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) yang total presentase anggota jemaat GPM mencapai lebih dari 98 persen penduduk MBD. Dalam skenario lain, Gerindra bisa juga memaketkan JL dengan Arnolis Laipeny (AL) sebagai Balon Bupati dan Balon Wabup MBD memasuki ruang pendaftaran calon di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) MBD di Tiakur pada pertengahan tahun ini.
Toh, siapa sih yang meragukan kapasitas dan kapabilitas AL selama menjabat anggota DPRD MBD periode 2004-2009 dan 2009-2014. Skema JL-AL kini sementara disusun sebagian kader Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra MBD dan Golkar kubu Agung Laksono (AL) jika akhirnya Golkar kubu ARB lebih menyetujui BNO sebagai penerima rekomendasi partai ini dan berpasangan dengan AY.
Sementara itu, NJK dan John Frans disebut-sebut telah mengantongi rekomendasi Partai Demokrat, Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Jika Gerindra ingin menjadi petarung sejati, saatnya mereka berani memukul balik ’bola mati’ yang telah atau akan digelinding Golkar dan PDIP.
Dari markas PDIP hingga saat ini belum ada keputusan resmi menyangkut siapa kader atau pasangan calon yang telah mengantongi rekomendasi partai besutan Megawati Soekarnoputri ini. Itu pula yang menyebabkan atmosfer politik di MBD kian berkonfigurasi dari waktu ke waktu.
Banyak analis politik memprediksi pilkada MBD kemungkinan hanya diikuti empat pasang calon dengan beberapa opsi. Pertama, PDIP-PKPI mengusung BNO-BON. Kedua, Golkar-PKPI memaketkan BNO-AY. Ketiga, Gerindra-Golkar-Hanura mengusung JL-AL atau JL-AM. Keempat, PDIP mengutus Jafet Damamain-Edy Petrusz (JD-EP) dan kelima, NasDem-Demokrat-PKB menandemkan NJK-JF. (bm12/bm01/bm09)