<subtitle> In Memoriam RICKY RUMARUSON:</subtitle> Selamat Jalan Kawanku, Karyamu Selalu Kami Kenang | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

In Memoriam RICKY RUMARUSON: Selamat Jalan Kawanku, Karyamu Selalu Kami Kenang

Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. (Mazmur 116: 15) 

DUNIA pers di Maluku kembali diselimuti kabut duka. Salah satu wartawan senior Harian Suara Maluku, dulu Jawa Pos Grup, Ricky Rumaruson dipanggil pulang ke Haribaan Sang Pencipta. Jurnalis yang low profile dan suka senyum ini menghembuskan nafas terakhir di RSUD Haulussy Kudamati, Ambon, Senin pagi (5/5/2014) setelah didiagnosa mengalami tekanan darah tinggi.

Penulis dan almarhum adalah rekan seangkatan kerja di Suara Maluku pada paruh 1999, persis saat Kota Ambon dan sebagian wilayah Maluku masih berkecamuk perang saudara berhaluan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

Waktu gabung di Suara Maluku, kita masih diasuh jurnalis senior Koran ini, August Latumahina, Sien Luhukay, Novi Pinontoan, Darmo Sosebeko, Max Aponno, Frits Ohoiulun, Demianus Hattu, dan Poly Joris.

Seangkatan penulis dan almarhum waktu itu adalah Seggy Haulussy, Gina Wermasubun, Ely Ingratubun, Aner Leunufna, dan Mozes Fabeat.

Di angkatan kami, penulis lebih dulu dipercayakan Pimred Darmosius Sosebeko untuk menangani desk artikel dan opini Suara Maluku. Ringkasnya, baru tiga bulan bergabung di Kantor Suara Maluku di jalan PHB Halong Atas, Kecamatan Baguala, penulis diserahi tanggung jawab menulis pokok pikiran Suara Maluku sebagai batu loncatan menjadi editor dan redaktur halaman opini.

Setelah itu baru Aner Leunufna diangkat sebagai asisten editor Halaman Lintas Pulau, sementara almarhum ditugaskan menangani berita-berita metro dan wawancara orang-orang sukses dan public figure.

Selama ini, almarhum yang juga menjabat Redaktur Pelaksana Suara Maluku ini meliput berita-berita politik di kantor DPRD Maluku, kawasan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Ambon.

Di mata penulis dan rekan-rekan jurnalis Suara Maluku lainnya, almarhum termasuk sosok yang jujur, rendah hati, pekerja keras, suka senyum, dan suka meliput berita-berita wisata maupun seni dan budaya.

Almarhum juga dikenal tak neko-neko dengan yang namanya ketidakadilan karena kapasitasnya sebagai majelis di Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Nehemia, Benteng, selama dua periode.

Almarhum begitu alergi dengan yang namanya pemerasan apalagi suap menyuap. Ia termasuk sosok yang pendiam namun produktif. Meski belum menelurkan buku jurnalistik, namun banyak karyanya yang disimpan rapi sejumlah kalangan, termasuk para pelajar yang dekat dengan almarhum selama masih melakoni profesi ini.
   
Salah satu wartawan senior Suara Maluku Frits Ohoiulun mengaku awak redaksi Suara Maluku begitu kehilangan setelah kepergian almarhum. ’’Bagi kita yang senior di Suara Maluku, almarhum itu sosok yang baik, dia sastrawan muda yang dimiliki Suara Maluku, paling disiplin dalam pekerjaan, dan setia pada pekerjaan dan pimpinan,’’ kesan Ohoiulun kepada penulis, Senin malam.

Ohoiulun menambahkan, ’’Saya tak tahu senior yang lain, tapi saya bilang apa saja dia (almarhum) ikut. Saya tak duga dengan kondisi sekarang ini. Saya sangat saluti dia. Jujur kita di Suara Maluku sangat kehilangan dia. Dia kerja tanpa pamrih, dia punya nilai juang yang sangat tinggi.

Harapan kita kepada dia luar biasa, tapi apa boleh buat, Tuhan lebih memanggilnya pulang,’’ urai Ohoiulun dengan nada sedih. Bukan hanya Suara Maluku, dunia pers Maluku juga kehilangan salah satu asset berharga yang pernah dimiliki. Selamat jalan kawanku, karyamu selalu kami kenang dan patrikan dalam medan kerja kami. (rony samloy)  
Pilihan 6486104311819267037
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks