Ekosistem Terumbu Karang di Tual Butuh Pengawasan Maksimal
http://www.beritamalukuonline.com/2014/05/ekosistem-terumbu-karang-di-tual-butuh.html
![]() |
Ilustrasi |
"Perlu ada kegiatan patroli secara rutin serta sosialisasi tentang arti penting ekosistem mangrove dan imbauan ke masyarakat sekitar agar tidak membuang sampah di kawasan seperti itu," kata Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tual, Muktar A Pi di Ambon, Sabtu (3/5/2014).
Selama bulan Maret 2014, stasiun PSDKP setempat telah melakukan pengawasan khususnya ekosistem mangrove dan terumbu karang yang terdapat di Kota Tual.
Menurut Muktar, pihaknya melakukan pengawasan di dua lokasi, yakni ekosistem Mangrove di Desa Piditan dan Ekosistem Terumbu Karang di Meti Samaar.
Berdasarkan hasil pengawasan pada ekosistem Mangrove di Desa Piditan, tidak ditemukan adanya pelanggaran dalam pemanfaatan ekosistem mangrove, namun pada beberapa lokasi ditemukan sampah yang dibuang warga ke sekitar hutan mangrove.
"Masalah ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman masyarakat akan arti penting ekosistem ini. Kondisi mangrove pada lokasi ini relatif masih baik, namun kurang padat dengan luas sekitar 200 m2," katanya.
Komponen hutan mangrove terdiri dari jenis Rhizopora sp, dan Sonneratia sp, sedangkan substrat terdiri dari pasir berlumpur.
Berdasarkan hasil pengawasan ekosistem terumbu karang di Meti Samaar, kata Muktar, tidak ditemukan adanya pelanggaran tetapi dari hasil pemantauan ditemukan beberapa kerusakan yang terdapat dilokasi ini.
Kerusakan yang ada berupa patahan-patahan karang (Rubble), dan ini mengindikasikan pada areal tersebut pernah terjadi kegiatan destructive fishing dengan penggunaan bahan peledak.
Selanjutnya sesuai hasil pemantauan dengan metode Point Intercept Transect (PIT), kondisi terumbu karang pada site Meti Samaar tergolong dalam kondisi sedang dengan penutupan karang hidup 45,00 persen.
"Penutupan ini terdiri dari 26,67 persen karang bercabang (branching dan encrusting) serta 18,33 persen karang keras lainnya (Non Acropora) dengan model pertumbuhan massif, encrusting dan branching," ujarnya. (ant/bm 10)