Hanya 261 Honorer K2 Pemkot Ambon Dinyatakan Lulus
http://www.beritamalukuonline.com/2014/02/hanya-261-honorer-k2-pemkot-ambon.html
Ambon - Berita Maluku. Hasil tes honorer Kategori Dua (k2) akhirnya diumumkan di kabupaten/kota Maluku. Untuk Kota Ambon, dari 795 pegawai honorer K2 yang mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk tenaga honorer 2013, hanya 261 peserta yang dinyatakan lulus tes.
’’Hasil kelulusan para peserta tes itu disesuaikan dengan hasil ujian mereka, dan tidak ada campur tangan dari Pemerintah Kota. Dari hasil angka kelulusan ini, Pemerintah Pusat hanya memberikan 30 persen untuk setiap daerah. Ini tidak ada yang namanya nepotisme, karena ponakan saya juga tidak lulus, orang dekat saya juga tidak lulus, hasil ini berdasarkan dari nilai tes kalian,” tegas Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon Beny Selanno kepada Berita Maluku, Selasa (25/2/2014).
Sementara itu, hasil K2 untuk pegawai honorer Pemkot yang telah diumumkan lewat situs resmi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dan situs Berita Liputan6.Com itu ditanggapi berberapa peserta tes honorer K2 yang tidak lulus.
’’Jika hasil tersebut tidak sesuai dengan persayaratan yang sudah ditetapkan Pemerintah, para peserta tes menginginkan nilai hasil tes tersebut diumumkan, karena banyak keganjalan dari hasil tersebut. Sudah 12 tahun saya mengabdi, dan hasil K2 ini saya tidak lolos, sedangkan peserta yang baru honor 2012-2013 ko lolos. Ini perlu dipertanyakan. Bukannya persyaratan dari Pemerintah untuk peserta K2 harus mengabdi dari tahun 2005, tapi kenapa yang baru mengabdi 2012 bisa lolos,” tanya salah satu peserta tes honorer K2 yang dinyatakan tidak lolos, yang menolak disebutkan namanya.
Wanita yang berprofesi sebagai guru honorer ini mengaku heran karena ada beberapa peserta tes yang baru menjadi guru honor dinyatakan lulus menjadi CPNS, padahal masa kerjanya tidak memenuhi syarat.
Lain juga dengan Hasweru Ratunara, salah satu Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) di SD Negeri 9 Air Putri, Kecamatan Nusaniwe, yang sudah mengabdi dari tahun 2005 di mana dirinya merasa legowo dengan hasil tersebut. Dia hanya meminta agar Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy, bisa menjamin nasib mereka ke depan nanti.
’’Saya merasa legowo dengan hasil tes ini, namun saya meminta Pak Wali kota agar bisa memberikan satu jaminan terhadap nasib kami nanti. Mungkin menjadi tenaga kontrak atau gimana lah asalkan nasib kita jelas,’’ harapnya. ( ev/mg-bm 015)
’’Hasil kelulusan para peserta tes itu disesuaikan dengan hasil ujian mereka, dan tidak ada campur tangan dari Pemerintah Kota. Dari hasil angka kelulusan ini, Pemerintah Pusat hanya memberikan 30 persen untuk setiap daerah. Ini tidak ada yang namanya nepotisme, karena ponakan saya juga tidak lulus, orang dekat saya juga tidak lulus, hasil ini berdasarkan dari nilai tes kalian,” tegas Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon Beny Selanno kepada Berita Maluku, Selasa (25/2/2014).
Sementara itu, hasil K2 untuk pegawai honorer Pemkot yang telah diumumkan lewat situs resmi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dan situs Berita Liputan6.Com itu ditanggapi berberapa peserta tes honorer K2 yang tidak lulus.
’’Jika hasil tersebut tidak sesuai dengan persayaratan yang sudah ditetapkan Pemerintah, para peserta tes menginginkan nilai hasil tes tersebut diumumkan, karena banyak keganjalan dari hasil tersebut. Sudah 12 tahun saya mengabdi, dan hasil K2 ini saya tidak lolos, sedangkan peserta yang baru honor 2012-2013 ko lolos. Ini perlu dipertanyakan. Bukannya persyaratan dari Pemerintah untuk peserta K2 harus mengabdi dari tahun 2005, tapi kenapa yang baru mengabdi 2012 bisa lolos,” tanya salah satu peserta tes honorer K2 yang dinyatakan tidak lolos, yang menolak disebutkan namanya.
Wanita yang berprofesi sebagai guru honorer ini mengaku heran karena ada beberapa peserta tes yang baru menjadi guru honor dinyatakan lulus menjadi CPNS, padahal masa kerjanya tidak memenuhi syarat.
Lain juga dengan Hasweru Ratunara, salah satu Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) di SD Negeri 9 Air Putri, Kecamatan Nusaniwe, yang sudah mengabdi dari tahun 2005 di mana dirinya merasa legowo dengan hasil tersebut. Dia hanya meminta agar Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy, bisa menjamin nasib mereka ke depan nanti.
’’Saya merasa legowo dengan hasil tes ini, namun saya meminta Pak Wali kota agar bisa memberikan satu jaminan terhadap nasib kami nanti. Mungkin menjadi tenaga kontrak atau gimana lah asalkan nasib kita jelas,’’ harapnya. ( ev/mg-bm 015)