Prevalensi Narkoba Tinggi, BNP Maluku Programkan Sekolah Bebas Narkoba
http://www.beritamalukuonline.com/2013/06/prevalensi-narkoba-tinggi-bnp-maluku.html
AMBON - BERITA MALUKU. Badan Narkotika Provinsi (BNP) Maluku memprogramkan sejumlah sekolah menjadi proyek percontohan bebas narkoba guna mengantisipasi tingkat peredaran maupun penggunaannya di kalangan remaja.
"Kami kerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Maluku untuk program tersebut karena tingkat prevalensi penggunaan narkoba di kalangan remaja masih 9,9 persen," kata Kepala BNP Maluku Benny Pattiasina di Ambon, Selasa.
Tingkat prevalensi 9,9 persen itu menempatkan Maluku di nomor dua tertinggi penggunaa narkoba di Indonesia untuk kalangan remaja, sedangkan nomor satu adalah Nusa Tenggara Timur(NTT).
Tingginya tingkat prevalensi narkoba itu dipengaruhi kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman keras (Miras).
"Jadi melalui program sekolah bebas narkoba yang juga dilombakan pada 2013 ini diharapkan mengantisipasi tingkat prevalensi di kalangan remaja di Maluku sebagai bagian dari tanggung jawab menjamin kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa mendatang," ujar Benny.
Program lainnya adalah lomba artikel soal narkoba di kalangan wartawan, malam perenungan bebas narkoba dan mengintensifkan sosialisasi kepada pemangku kepentingan.
Diakuinya Maluku saat ini menempati menempati urutan 11 tingkat perevalensi narkoba di tanah air dengan tingkat prevalensi 1,99 persen dari target 2,61 persen.
Posisi ini disambut positif juga dibandingkan pada 2008 dengan menempatkan Maluku berada di urutan nomor 3 tertinggi penggunaan narkoba di Indonesia.
Sedangkan target 2014 tingkat prevalensi 3,42 persen dan 2015 yakni 3,57 persen.
"Pastinya diprogramkan Maluku bebas penggunaan narkoba pada 2015 dengan tingkat prevalensi di bawah 3,57 persen. Namun, diupayakan posisi 1,99 persen dipertahankan agar menjamin masa depan anak bangsa Indonesia di masa mendatang," kata Benny Pattiasina. (ant/ bm 10)
"Kami kerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Maluku untuk program tersebut karena tingkat prevalensi penggunaan narkoba di kalangan remaja masih 9,9 persen," kata Kepala BNP Maluku Benny Pattiasina di Ambon, Selasa.
Tingkat prevalensi 9,9 persen itu menempatkan Maluku di nomor dua tertinggi penggunaa narkoba di Indonesia untuk kalangan remaja, sedangkan nomor satu adalah Nusa Tenggara Timur(NTT).
Tingginya tingkat prevalensi narkoba itu dipengaruhi kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman keras (Miras).
"Jadi melalui program sekolah bebas narkoba yang juga dilombakan pada 2013 ini diharapkan mengantisipasi tingkat prevalensi di kalangan remaja di Maluku sebagai bagian dari tanggung jawab menjamin kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa mendatang," ujar Benny.
Program lainnya adalah lomba artikel soal narkoba di kalangan wartawan, malam perenungan bebas narkoba dan mengintensifkan sosialisasi kepada pemangku kepentingan.
Diakuinya Maluku saat ini menempati menempati urutan 11 tingkat perevalensi narkoba di tanah air dengan tingkat prevalensi 1,99 persen dari target 2,61 persen.
Posisi ini disambut positif juga dibandingkan pada 2008 dengan menempatkan Maluku berada di urutan nomor 3 tertinggi penggunaan narkoba di Indonesia.
Sedangkan target 2014 tingkat prevalensi 3,42 persen dan 2015 yakni 3,57 persen.
"Pastinya diprogramkan Maluku bebas penggunaan narkoba pada 2015 dengan tingkat prevalensi di bawah 3,57 persen. Namun, diupayakan posisi 1,99 persen dipertahankan agar menjamin masa depan anak bangsa Indonesia di masa mendatang," kata Benny Pattiasina. (ant/ bm 10)