Pasca Gempa Aceh, Terjadi 25 Gempa Susulan | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Pasca Gempa Aceh, Terjadi 25 Gempa Susulan

Sumber Gambar: www.bmkg.co.id
Jumlah Korban Gempa 52 Orang

NASIONAL - BERITA MALUKU. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Mata Ie, Provinsi Aceh, hingga sekarang telah mencatat terjadi gempa susulan sebanyak 25 kali pasca terjadinya gempa yang berkekuatan 6,5 skala Richter pada pukul 05.04 WIB, Rabu (7/12/2016).

Kepala BMKG Stasiun Mata Ie Eridawati, kepada wartawan mengatakan,, gempa yang terjadi pada pukul 05.03 WIB, berpusat di 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di daratan Kabupaten Pidie Jaya dengan kedalaman 15 kilometer.

Gempa ini tergolong gempa yang guncangannya kuat, sehingga menyebabkan berbagai kerusakan bagunan dan rumah warga. Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan jangan sampai terprovokasi dengan berita yang tidak benar, ujar Eridawati.

Eridawati menambahkan, gempa susulan masih terus berpotensi dan akan terus terjadi serta perkiraannya selama dua hari ke depan. Bahkan, sampai saat sekarang sudah tercatat 25 kali gempa susulan dengan kekuatan antara 3,3 sampai 4,4 Skala Richter.

Apabila ditinjau dari kedalaman Hiposenternya, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar lokal atau yang dikenal Sesar Samalanga. Berdasarkan peta pemetaan tektonik Aceh, tampak bahwa tampak bahwa di zona gempa terdapat struktur Sesar Mendatar.

"Sesuai dengan analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya, dibangkitkan oleh aktivitas Sesar Mendatar (strike-slip-fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa adalah Sesar Samalanga yang jalurnya arah barat daya-timur laut," tutur Eridawati.

Gempa yang terjadi pagi tadi tersebut, tidak berpotensi terjadi tsunami. Begitu juga dengan trend kekuatan gempa bumi susulan semakin kecil dan masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan jangan panik.
SUDAH 52 ORANG TEWAS

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah korban meninggal dunia akibat gempa 6,4 skala Richter (SR) di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, sebanyak 52 orang.

"Data kerusakan bangunan dan korban masih akan bergerak naik mengingat kerusakannya yang masif," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers perkembangan penanganan gempa Kabupaten Pidie Jaya di Jakarta.

BNPB merilis data dampak gempa Kabupaten Pidie Jaya hingga pukul 13.10 WIB, di mana secara keseluruhan terdapat 52 orang meninggal dunia, 73 orang luka berat 200 orang luka ringan, sekitar 10 ribu orang terdampak.

"Korban terdiri dari anak-anak, dewasa, hingga lanjut usia dengan jenis kelamin yang beragam," kata Sutopo.

Secara rinci, jumlah korban di Kabupaten Pidie Jaya yaitu 50 orang meninggal (empat korban teridentifikasi dan lainnya pendataan), 70 orang luka berat, dan 122 orang luka ringan.

Kemudian, jumlah korban di Kabupaten Bireuen yaitu dua orang meninggal dunia, tiga orang luka berat, 78 orang luka-luka, dan 10 ribu santri terdampak.

Sementara kerugian materiil yaitu 105 unit ruko roboh, 123 rumah rusak berat hingga roboh, 14 masjid rusak berat hingga roboh, satu RSUD Pidie Jaya rusak berat, dan satu unit sekolah roboh.

Secara rinci, di Kabupaten Pidie Jaya terdapat 105 unit ruko roboh, 86 rumah rusak berat, 13 bangunan masjid roboh, satu RSUD rusak berat dan beberapa ruas jalan mengalami keretakan. Di Kabupaten Bireuen, dua unit rumah roboh, satu masjid rusak berat, satu unit kampus STAI Al-Azziziyah roboh, dan 35 rumah rusak berat.

Pusat Gempa Sutopo menjelaskan pusat gempa Kabupaten Pidie Jaya yang terjadi Rabu (7/12) pukul 05.03 WIB terjadi di darat dan berkekuatan 6,4 SR dengan mekanisme gempa sesar mendatar.

Gempa tersebut diperkirakan dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya selama 15 detik, Kota Banda Aceh selama 5 detik, Kabupaten Aceh Besar selama 10 detik, dan Kabupaten Bireuen selama 10 detik.

"Gempa susulan juga terjadi 12 kali dalam kekuatan kecil, dan itu merupakan hal wajar dalam rangka mencari keseimbangan sistem tektonik," ujar Sutopo.

Dia menjelaskan pusat gempa yang berasal di darat menyebabkan dampak getaran dalam merusak pemukiman penduduk menjadi signifikan.

"Intensitasnya mencapai 6 hingga 7 skala MMI (Modified Mercalli Intensity) sehingga bangunan yang tidak didesain tahan gempa roboh," kata Sutopo.

Pusat gempa berasal sesar Samalanga-Sipopok yang aktif, meskipun pergerakannya tidak secepat sesar-sesar di laut. Pergerakan sesar tersebut dari Barat Daya ke Timur Laut.

Sutopo belum dapat mengonfirmasi apakah gempa tersebut memicu sesar aktif lain untuk bergerak.

"Hal tersebut masih perlu didalami oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)," kata dia. (ant/*)
Nasional 5206423566801501752
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks