Ketua HMI Masohi: Tindakan Polisi Tangkap PB HMI Irasional dan Arogan | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Ketua HMI Masohi: Tindakan Polisi Tangkap PB HMI Irasional dan Arogan

BERITA MALUKU. Pengurus Himpunan Mahaiswa Islam (HMI) cabang Masohi Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) Sangat mengecap tindakan aparat kepolisian yang secara arogan melakukan penangkapan secara paksa terhadap Pengurus besar HMI pada 7 November 2016 tengah malam lalu, yang bertempat di sekretariat Pengurus besar HMI jalan Sultan Agung, Jakarta.

Ketua Umum HMI Cabang Masohi, Nadif Wailisa, saat menghubungi media Berita Maluku Online, Rabu, (09/11/2016) mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian polda Metro Jaya adalah melanggar hak asasi manusia dan mengkerdilkan hak-hak demokrasi yang telah dibangun oleh mahasiswa dan masyarakt Indonesia.

"Tindakan tersebut sangat melukai hati umat Islam, sebab Himpunan Mahasiswa Islam adalah representasi dari umat yang melakukan aksi pada 4 November 2016. Terlebih khusus melukai hati kaders dan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang telah dibina dan dibesarkan oleh himpunan ini," tandas Wailisa.

Ia juga menegaskan, penangkapan kader Pengurus Besar HMI, Mulyadi P Tamsur dan sekjen Ami Jaya adalah bagian dari simbol organisasi yang selalu dihargai, dijunjung tinggi dan selalu dijaga kehormatanya, namun sikap kepolisian sangat tidak menghargai etika, norma dan tupoksi kepolisian yakni "mengayongi dan melindungi masyarakat".

"Sangatlah berlebihan tindakan kepolisian Polda Metro Jaya, yang dengan sengaja dan arogan masuk ke dalam sekretariat PB dengan penuh arogansi dan tidak mencerminkan dirinya sebagai pelayan masyarakat. Karena langsung membuat keributan sebab hendak menahan ketua Umum PB (Mulyadi P Tamsir) yang berhujung adu mulut dengan anggota HMI yang akhirnya menahan Sekjen PB (Ami jaya) dan 4 kader lainya. Apalagi kehadiran mereka tidak disertai dengan surat tugas sebagaimana yang dijelaskan pengurus PB kepada kami via telpon setelah penangkapan," Jelas wailisa.

"Sangat mustahil, bila HMI adalah dalang dari anarkisme yang terjadi pada 4 November kemarin," tandasnya.

Olehnya itu kata Wailisa, Kapolda Metro Jaya dan kepolisian haruslah belajar sejarah nasional karena di dalamnya akan ditemukan betapa besarnya perjuangan kader HMI dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Apalagi dalam mengisi kemerdekaan sekarang ini.

"Jadi jangan main tangkap dan grebek, Karena Kami bukan PKI. Kepada angota HMI se Indonesia dan khususnya di cabang Masohi untuk tetap ikhtiar, tenang dan menjalankan konsolidasi internal. Sambil menungu intruksi Pengurus Besar sebagaimana Pres Relation yang telah di berikan dari PB ke cabang se Indonesia. Saya mengharapkan agar kapolri, Tito Karnavian dapat mencopot Kapolda Metro Jaya, sebab perlakuanya membuat suasana nasional semakin memanas," Tutupnya. (K/*)
Malteng 1325034825128592257
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks