Singkatan “MBD” Berubah, Pemda Diminta Kembangkan Tradisi Lokal | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Singkatan “MBD” Berubah, Pemda Diminta Kembangkan Tradisi Lokal

BERITA MALUKU. Saat ini, perlahan-lahan Kabupaten Maluku Barat Daya tidak sadar mulai kehilangan jati dirinya akibat pengaruh kebudayaan luar.Ini tergambar dari maraknya tarian luar yang lebih diminati pemerintah dari pada tarian tradisional asli daerah setempat.

Akibatnya, saat ini ada definisi baru terkait singkatan dari MBD yang sejak awal dikenal dengan Maluku Barat Daya, kini lebih populer dengan istilah “Musik, Bunyi, Dansa”atau disingkat “MBD.”

Istilah atau definisi MBD yang baru ini memunculkan image negatif bagi pemerintah MBD yang dipimpin Bupati, Barnabas Orno dan Wakil Bupati, Johanis Letelai.

Sering ditampilkannya tarian luar seperti dance, joget, jospan dan lainnya pada sejumlah acara seremonial membuat Pemda dan masyarakat terlena dan melupakan budaya asli daerah sendiri.

Padahal, dalam visi dan misi pembangunan Pemda MBD, disana terdapat pengembangan budaya daerah yang merupakan salah satu prioritas program pemerintah.

Untuk itu, demi menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal maka sudah sepantasnya tampilan budaya daerah itu harus lebih diutamakan dari budaya luar sehingga masyarakat tidak mudah lupa dengan budaya sendiri dan tidak mudah terpengaruh budaya luar.

Sebagai budaya dan kearifan lokal, banyak sekali nilai serta pesan positif yang terkandung dalam setiap kebudayaan daerah, dan tidak sedikit budaya asli daerah yang ada di MBD.

Seperti masyarakat Desa Babiotang, Kecamatan Masela, saat ini masih dapat mempertahankan Tarian Budaya Adat, Seka (Seka ihaloun).

Selama ini pemerintah daerah belum terlihat melakukan berbagai kegiatan yang mengarah pada pembinaan dan pengembangan budaya lokal, padahal itu tertuang dalam program pemerintah.

Jika pemerintah tidak segera melakukan pengembangan budaya lokal, itu sama saja Pemda melecehkan keberadaan budaya lokal. Dan dapat dipastikan perlahan budaya daerah akan terkikis habis. Percuma saja semboyan Pemda Kalwedo sebagai salam pemersatu dan perdamaian antar masyarakat MBD jika budaya asli yang lain tidak dikembangkan, ungkap sejumlah tokoh masyarakat.

Senada dengan itu, G. Lowatu, salah satu pemerhati Budaya Lokal di Kabupaten MBD  kepada Berita Maluku Kamis (25/6) mengatakan, jika Pemerintah berniat baik untuk mengembangkan Budaya di Kabupaten ini maka dari sekarang pengembangan budaya ini perlu dimasukkan disekolah sebagai salah satu muatan lokal mulai dari tingkat SD, SMP sampai  SMA.

Ini dimaksudkan agar generasi baru ini tidak terlena dengan budaya luar yang sedang berkembang pesat saat ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MBD, Ir.John Tangkuman yang dikonfirmasi sebelumnya sehubungan dengan pelestarian budaya adat di kabupaten MBD mengatakan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten MBD saat ini tengah melakukan kajian serta observasi sejumlah objek wisata sejarah dan  budaya sehingga untuk mewujudkanya pihaknya akan melakukan pembentukan Lembaga Kebudayaan yang diambil dari setiap kecamatan di Kabupaten MBD.

“Kami akan merekrut dari kalangan yang memahami kondisi budaya di Kabupaten MBD saat ini sehingga mereka ini akan membantu dinas dalam rangka mendata dan mengkaji sejumlah objek budaya untuk di jual baik secara nasional maupun Internasional berdasarkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati,” jelas Tangkuman.

Dikatakan, saat ini Dinas Kebudayaan dan pariwisata telah melakukan sejumlah kajian yang akan menampilkan program yang akan menjurus kepada pelestarian dan pengembangan Budaya.(gl/e)
Kebudayaan 8518361721457641436
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks