Terkait Praktek Joki CPNS, Tamrin Minta Kepala BKD Bursel Harus Dicopot
http://www.beritamalukuonline.com/2013/11/terkait-praktek-joki-cpns-tamrin-minta.html
Namrole - Berita Maluku. Praktek Joki secara massal dalam proses tes seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari jalur honorer Katagori II atas sepengetahuan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Diklat Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Minggu (3/11/2013) kemarin, merupakan pelanggaran yang harus dipertanggung jawabkan sesuai hukum yang berlaku.
Karena itu, Ketua LSM Baman, Muhammad Tamrin mendesak Bupati Kabupaten Bursel, Tagop Soulissa segera mencopot Kepala BKD dan Diklat Kabupaten Bursel, AM Laitupa dari jabatannya.
“Ini merupakan pelanggaran hukum yang tak bisa ditolelir. Sebagai Kepala BKD Dan Diklat Kabupaten Bursel, AM Laitupa harusnya tidak bisa seenaknya mengizinkan hal semacam itu terjadi. Untuk itu, kami mendesak Bupati segera mencopot Laitupa dari jabatannya,” kata Tamrin, via telepon selulernya, Selasa (05/11/2013).
Menurut Tamrin, parktek Joki yang dilakukan secara massal itu atas sepengetahuan pihak BKD maupun pihak-pihak terkait lainnya, baik kepolisian, BPKP dan Inspektorat. “Kasus besar ini tak boleh dibiarkan berlalu begitu saja. Sebagai penegak hukum, pihak kepolisian harusnya segera mengusut kasus ini hingga tuntas agar ada efek jera sebagaimana aturan hukum yang berlaku di negara ini kepada mereka-mereka yang terlibat. Jangan ada yang dibiarkan lolos,” pintanya.
Lanjutnya, apapun alasannya, pihak kepolisian tidak bisa menghindari diri dari kasus yang telah diketahui secara umum ini. “Jangan ada upaya cuci tangan dari pihak BKD, kepolisian, BPKP maupun Inspektorat terkait kasus yang sudah diketahui bersama ini. Hal ini harusnya diresponi secepatnya, jangan ada yang tidur melulu,” cetusnya.
Sementara itu, terkait dengan dugaan keterlibatan Ketua Panwas Kabupaten Bursel, Hasan Souwakil dalam proses tes, padahal yang bersangkutan tak pernah melakukan aktivitas honorer, Tamrin mendesak agar pihak Bawaslu mencopot yang bersangkutan dari jabatannya.
“Sebagai seorang Ketua Panwas, yang bersangkutan haruslah jujur. Tapi, kalau Dia sudah terlibat dalam proses pembohongan itu, maka seharusnya Bawaslu mencopotnya dari jabatan yang dipegangnya saat ini dan segera di-PAW-kan dengan orang lain saja,” pintanya.
Tamrin pun meminta agar Anggota KPU Kabupaten Bursel, Gafar Solissa yang turut serta dalam proses tes tersebut pun nantinya tak diloloskan oleh Tim Seleksi (Timsel) Anggota KPU Kabupaten Bursel dalam proses seleksi Calon Anggota KPU Kabupaten Bursel periode berikut yang sementara diikutinya bersama 22 orang calon lainnya.
“Ya, kalau sudah seperti itu, harusnya ada sikap tegas dari pihak Timsel Anggota KPU Kabupaten Bursel, jangan lengah dan membiarkan oknum ini lolos dalam tahapan seleksi berikutnya. Sebab kalau seorang komisioner tak punya komitmen seperti ini, untuk apa dipercayakan amanah besar sebagai seorang komisoner,” paparnya.
Begitu pun dengan pegawai PNPM Mandiri, Simon Batuwael yang terlibat dalam proses itu, Tamrin mendesak agar pimpinannya segera memberikan sanksi tegas kepada yang bersangkutan. Begitu pun dengan oknum-oknum lainnya, termasuk anggota Koramil 1506-02/Leksula, Uma Umasugi yang terlibat dalam proses Joki pun tak boleh dibiarkan enak-enakan tanpa sanksi hukum yang berlaku.
“Kalau oknum TNI saja terjun sebagai Joki. Padahal, yang bersangkutan tidak punya kewenangan, apakah harus dibiarkan enak-enakan begitu saja. Inikan tak boleh. Olehnya itu, kami pun mendesak kepada pihak pimpinannya untuk segera meresponi kenakalan anak buahnya itu,” paparnya.
Terkait dugaan keterlibatan anggota TNI, Uma Umasugi dalam praktek Joki, Perwira Penghubung (Pabung) Namrole, Kapten Inf Ramses Jeans Orlando Habeahan yang dikonfirmasi langsung bertindak dan memanggil serta mengumpulkan Danramil 1506-02 Leksula Kapten Inf Heru Wahyunto, Uma Umasugi dan beberapa saksi yang saat itu ada di dekat Umasugi termasuk anggota polisi untuk memberikan penjelasan terkait temuan itu di Kantor Bupati Bursel.
Sementara itu, anggota TNI, Uma Umasugi yang diduga melakukan praktek Joki mengaku bahwa praktek yang dilakukan pihaknya itu tidak disengaja dan saat itu dirinya hanya mencoba memberikan penjelasan kepada salah satu peserta tes bernama Samad yang merupakan anak piaranya yang terlihat pusing kala mengikuti tes CPNS Honorer K2 saat itu.
“Waktu itu saya tanyakan Samad. Kamu mengapa, katanya saya pusing. Kemudian saya katakan, mana kertas kamu dan saya duduk bersamanya, saya bilang kamu titik-titik seperti ini saja, lalu simpan saja nomor tes kamu, jangan sampai hilang,” kata Umasugi sambil mereka ulang apa yang dilakukannya dan diiyakan oleh Samad yang turut hadir untuk memberikan keterangan.
Umasugi di depan wartawan maupun pimpinannya serta para saksi lainnya mengaku tak sengaja dengan apa yang dilakukannya itu dan meminta maaf. “Kalau memang itu salah, maka lain kali saya tidak akan mengulanginya lagi, kertas pun saya tidak akan memegangnya lagi. Saya minta maaf, kalau memang saya salah,” pintanya.
Pabung Namrole, Kapten Inf Ramses Jeans Orlando Habeahan didepan wartawan dan anak buahnya maupun saksi-saksi yang dihadirkan mengaku bahwa dirinya mengumpulkan anak buahnya yang diduga terlibat bersama para saksi. Ini merupakan aksi nyatanya untuk mmmenyikapi persoalan yang melibatkan anak buahnya itu.
“Ini merupakan langkah kita, kalau memang salah kita berikan sanksi sesuai dengan tindakan dan perbuatan. Apalagi, kalau itu diluar prosedur. Ini jangan sampai ada salah paham, makanya kita bawah saksi. Saya harap keterangan yang diberikan harus betul-betul, jangan karena teman kalian lalu dibela. Makanya saya bawa kesini, supaya semuanya clear. Jangan ada yang membela, salah ya salah, benar ya benar,” kata Habeahan. (**)
Karena itu, Ketua LSM Baman, Muhammad Tamrin mendesak Bupati Kabupaten Bursel, Tagop Soulissa segera mencopot Kepala BKD dan Diklat Kabupaten Bursel, AM Laitupa dari jabatannya.
“Ini merupakan pelanggaran hukum yang tak bisa ditolelir. Sebagai Kepala BKD Dan Diklat Kabupaten Bursel, AM Laitupa harusnya tidak bisa seenaknya mengizinkan hal semacam itu terjadi. Untuk itu, kami mendesak Bupati segera mencopot Laitupa dari jabatannya,” kata Tamrin, via telepon selulernya, Selasa (05/11/2013).
Menurut Tamrin, parktek Joki yang dilakukan secara massal itu atas sepengetahuan pihak BKD maupun pihak-pihak terkait lainnya, baik kepolisian, BPKP dan Inspektorat. “Kasus besar ini tak boleh dibiarkan berlalu begitu saja. Sebagai penegak hukum, pihak kepolisian harusnya segera mengusut kasus ini hingga tuntas agar ada efek jera sebagaimana aturan hukum yang berlaku di negara ini kepada mereka-mereka yang terlibat. Jangan ada yang dibiarkan lolos,” pintanya.
Lanjutnya, apapun alasannya, pihak kepolisian tidak bisa menghindari diri dari kasus yang telah diketahui secara umum ini. “Jangan ada upaya cuci tangan dari pihak BKD, kepolisian, BPKP maupun Inspektorat terkait kasus yang sudah diketahui bersama ini. Hal ini harusnya diresponi secepatnya, jangan ada yang tidur melulu,” cetusnya.
Sementara itu, terkait dengan dugaan keterlibatan Ketua Panwas Kabupaten Bursel, Hasan Souwakil dalam proses tes, padahal yang bersangkutan tak pernah melakukan aktivitas honorer, Tamrin mendesak agar pihak Bawaslu mencopot yang bersangkutan dari jabatannya.
“Sebagai seorang Ketua Panwas, yang bersangkutan haruslah jujur. Tapi, kalau Dia sudah terlibat dalam proses pembohongan itu, maka seharusnya Bawaslu mencopotnya dari jabatan yang dipegangnya saat ini dan segera di-PAW-kan dengan orang lain saja,” pintanya.
Tamrin pun meminta agar Anggota KPU Kabupaten Bursel, Gafar Solissa yang turut serta dalam proses tes tersebut pun nantinya tak diloloskan oleh Tim Seleksi (Timsel) Anggota KPU Kabupaten Bursel dalam proses seleksi Calon Anggota KPU Kabupaten Bursel periode berikut yang sementara diikutinya bersama 22 orang calon lainnya.
“Ya, kalau sudah seperti itu, harusnya ada sikap tegas dari pihak Timsel Anggota KPU Kabupaten Bursel, jangan lengah dan membiarkan oknum ini lolos dalam tahapan seleksi berikutnya. Sebab kalau seorang komisioner tak punya komitmen seperti ini, untuk apa dipercayakan amanah besar sebagai seorang komisoner,” paparnya.
Begitu pun dengan pegawai PNPM Mandiri, Simon Batuwael yang terlibat dalam proses itu, Tamrin mendesak agar pimpinannya segera memberikan sanksi tegas kepada yang bersangkutan. Begitu pun dengan oknum-oknum lainnya, termasuk anggota Koramil 1506-02/Leksula, Uma Umasugi yang terlibat dalam proses Joki pun tak boleh dibiarkan enak-enakan tanpa sanksi hukum yang berlaku.
“Kalau oknum TNI saja terjun sebagai Joki. Padahal, yang bersangkutan tidak punya kewenangan, apakah harus dibiarkan enak-enakan begitu saja. Inikan tak boleh. Olehnya itu, kami pun mendesak kepada pihak pimpinannya untuk segera meresponi kenakalan anak buahnya itu,” paparnya.
Terkait dugaan keterlibatan anggota TNI, Uma Umasugi dalam praktek Joki, Perwira Penghubung (Pabung) Namrole, Kapten Inf Ramses Jeans Orlando Habeahan yang dikonfirmasi langsung bertindak dan memanggil serta mengumpulkan Danramil 1506-02 Leksula Kapten Inf Heru Wahyunto, Uma Umasugi dan beberapa saksi yang saat itu ada di dekat Umasugi termasuk anggota polisi untuk memberikan penjelasan terkait temuan itu di Kantor Bupati Bursel.
Sementara itu, anggota TNI, Uma Umasugi yang diduga melakukan praktek Joki mengaku bahwa praktek yang dilakukan pihaknya itu tidak disengaja dan saat itu dirinya hanya mencoba memberikan penjelasan kepada salah satu peserta tes bernama Samad yang merupakan anak piaranya yang terlihat pusing kala mengikuti tes CPNS Honorer K2 saat itu.
“Waktu itu saya tanyakan Samad. Kamu mengapa, katanya saya pusing. Kemudian saya katakan, mana kertas kamu dan saya duduk bersamanya, saya bilang kamu titik-titik seperti ini saja, lalu simpan saja nomor tes kamu, jangan sampai hilang,” kata Umasugi sambil mereka ulang apa yang dilakukannya dan diiyakan oleh Samad yang turut hadir untuk memberikan keterangan.
Umasugi di depan wartawan maupun pimpinannya serta para saksi lainnya mengaku tak sengaja dengan apa yang dilakukannya itu dan meminta maaf. “Kalau memang itu salah, maka lain kali saya tidak akan mengulanginya lagi, kertas pun saya tidak akan memegangnya lagi. Saya minta maaf, kalau memang saya salah,” pintanya.
Pabung Namrole, Kapten Inf Ramses Jeans Orlando Habeahan didepan wartawan dan anak buahnya maupun saksi-saksi yang dihadirkan mengaku bahwa dirinya mengumpulkan anak buahnya yang diduga terlibat bersama para saksi. Ini merupakan aksi nyatanya untuk mmmenyikapi persoalan yang melibatkan anak buahnya itu.
“Ini merupakan langkah kita, kalau memang salah kita berikan sanksi sesuai dengan tindakan dan perbuatan. Apalagi, kalau itu diluar prosedur. Ini jangan sampai ada salah paham, makanya kita bawah saksi. Saya harap keterangan yang diberikan harus betul-betul, jangan karena teman kalian lalu dibela. Makanya saya bawa kesini, supaya semuanya clear. Jangan ada yang membela, salah ya salah, benar ya benar,” kata Habeahan. (**)