Sultan Hua Dari Tanah Seberang dan Gurita Laut Sarina | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Sultan Hua Dari Tanah Seberang dan Gurita Laut Sarina

KETIKA bangsa Belanda berhasil menguasai Maluku, mereka lalu mengadakan penjajahan bagi bangsa Alifuru di pulau Seram. Banyak anak cucu lari tercerai berai. Salah satu keturunan orang Alifuru adalah Sultan Hua.

Sultan Hua adalah rombongan kedua yang tiba di pulau Seram pada abad ke 13. Sebelumnya rombongan pertama tiba di pulau ini pada tahun 237 sebelum masehi.

Sultan Hua adalah seorang Raja dari negeri Ud di tanah Arab. Sultan datang ke pulau Seram dengan membawa isterinya yang bernama Fatima yaitu putri dari Raja Dama. Ketika tiba di Nunusaku, Sultan Hua membangun sebuah pemerintahan disana dan kemudian menikah lagi dengan tiga perempuan dari Nunusaku masing-masing Siti Kiem Makahalat, Siti Hagar dan Alas Kuling Besi.

Setelah menikah, Sultan mendapatkan gelar baru yaitu Sultan Ambon Luak. Sultan Hua membangun istananya di Buano dan meninggal disana. Kuburnya berada di atas gunung Hatumahu.

GURITA LAUT SARINA

Ada sebuah ceritera tentang Gurita Laut Sarina. Gurita Laut Sarina adalah jelmaan dari seorang putri yang dikutuki oleh seorang tuannya yang tinggal di Nunusaku dan menjadi seekor binatang laut gurita.

Binatang laut itu memiliki kekuasaan di seluruh lautan di kepulauan Maluku dan oleh sebab itu ia sangat dihormati oleh orang-orang Alifuru karena dianggap sebagai penguasa laut.

Gurita Laut Sarina memiliki sebuah nama yang lain yaitu Wabiinalah. Jika gurita sedang marah maka binatang itu langsung menyerang kapal yang sedang berlayar dan menenggelamkannya. Gurita termasuk binatang laut yang ganas dan berbahaya.

Gurita Laut Sarina memiliki tubuh yang aneh dan menyeramkan. Kepalanya menyerupai manusia dilengkapi dengan dua buah bola mata yang besar yang mengeluarkan cahaya berwarna merah dan hijau bagaikan dua buah sinar lampu yang terang benderang.

Binatang itu memiliki jari-jari kecil yang banyak yang digunakan untuk memegang mangsa yang ingin dilahap. Menurut orang-orang Alifuru, jari-jari binatang itu seperti jari-jari manusia sehingga sampai sekarang mereka tidak pernah memakan jari-jari jenis binatang laut ini.

Senjatanya yang paling ampuh dari tubuhnya ketika berada dalam keadaan bahaya. Melalui cairan ini, gurita dapat mengelabui musuhnya ketika tiba-tiba diserang dan sekaligus dapat dipakai untuk membalas atau menyerang lawannya.

Gurita Laut Sarina konon memiliki sebuah rencana untuk membangun laut Maluku menjadi sebuah daerah yang ramai dikunjungi oleh binatang-binatang laut dari belahan dunia lain karena laut Maluku memiliki banyak kekayaan yang tidak ada di tempat lain. Oleh sebab itu Sarina sering berkunjung ke laut Banda dan memerintahkan agar makhluk-makhluk laut di situ harus menjaga tempat itu agar selalu bersih.

Dalam rencananya itu laut Banda akan dijadikan sebagai tempat untuk beristirahat bagi segala jenis makhluk laut untuk berkembang biak sehingga bertambah banyak.

Sarina juga mempunyai rencana untuk membangunsebuah jalan yang aman yang menghubungi laut Asia dan laut Pasifik. Untuk itu setiap harinya binatang tersebut berenang kesana kemari untuk mengkawal daerah sekitarnya.

Bila ada musuh yang datang, binatang itu juga memiliki senjata andalan yang lain yaitu angin, arus, ombak dan gelombang. Dengan senjata-senjata inilah musuh dapat diusir sehingga daerah yang sedang ditempati oleh anak cucu Alifuru sekarang ini tetap menjadi aman.

Ceritera Rakyat 1597662254737717515
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks