Satu Tahun Bertugas Sebagai Danlantamal IX Ambon, Purwanto Nilai Laut Maluku Aman dan Terkendali

AMBON - BERITA MALUKU. Satu Tahun sudah Laksamana Budi Purwanto bertugas sebagai Komandan Lantamal (Danlantamal) IX Ambon, berdasarkan surat keputusan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, nomor Kep/588/VII/2020 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI, senin 27 Juli lalu, Purwanto kini menjabat Wakil Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut (Waka Pushidrosal), sedangkan jabatan Danlantamal diisi oleh Laksamana Eko Jokowiyono.

Selama bertugas di Ambon, Purwanto menilai keamanan laut Maluku relatif aman dan terkendali. Hanya saja, karena kondisi cuaca laut Maluku yang saat ini kurang bersahabat, mengakibatkan banyak terjadi kecelakaan di perairan laut Maluku, dalam hal ini masyarakat yang berproses sebagai nelayan.

“Saya sudah mengintruksikan kepada jajaran supaya membantu bagaimana keselamatan maupun mengedukasi nelayan agar tetap aman dilaut,” ujar Purwanto usai melakukan tatap muka sekaligus pamitan bersama pimpinan DPRD Provinsi Maluku, Senin (03/08).

Dalam tatap muka tersebut, ia juga memberikan saran dan masukan terkait Lumbung Ikan Nasional (LIN) yang saat ini diperjuangkan oleh Maluku. 

Menurutnya, perlu ada kerja keras dan terobosan dari pemerintah daerah dalam memajukan Maluku dengan potensi alam, mulai dari perekonomian, parawisata dan kelautan. Apalagi dengan wilayah luas laut 92,4 persen, ini perlu di gali potensinya untuk kemakmuran masyarakat Maluku.   

“Saya sangat menikmati selama bertugas di Maluku. Selain pulau yang indah, keindahan bawah lautnya sangat luar biasa tinggal bagaimana kita mengeksplor untuk meningkatkan perekonomian di Maluku,” pintanya.

Sementara Ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury mengatakan, selain berpamitan, Laksamana Budi Purwanto juga memberikan masukan terkait perjuangan Maluku terkait LIN dan provinsi Kepulauan.

Apalagi, menurutnya dengan jabatan beliau sebagai Waka Pushidrosal, untuk melakukan pemetaan laut, ini berkaitan dengan Maluku.

“Mudah-mudahan ada waktu kami akan datang ke kantor beliau bicarakan tentang pengembangan laut Maluku seperti apa, berkaitan dengan LIN atau provinsi kepulauan. Karena beliau ini datang melakukan pemetaan, jembatan itu posisi dimana yang bagus , karena dari sisi analisa laut dan sebagainya. Kadang membuat program jembatan, namun kapal tidak pernah singgah, padaha bagusnya sebelum pembangunan jembatan, pemetaan laut mesti dilakukan lebih awal dan itu ada istilah rekomendasi dari beliau,” pungkasnya.