Buaya Masuk Kampung, Warga Masnana Bursel Panik | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Buaya Masuk Kampung, Warga Masnana Bursel Panik

BERITA MALUKU. Masyarakat Desa Masnana, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) dibuat resah dan panik dengan berkeliaraannya seekor buaya di lingkungan desan mereka belakangan ini.

Wargapun enggan keluar rumah di waktu malam, karena takut disergap binatang liar mematikan tersebut.

Masyarakat setempat bahkan mengait-ngaitkan binatang tersebut dengan cerita mistis karena kemunculan hewan buas ini di perkampungan mereka jarang terjadi, sehingga perlu mewaspadainya.

Nurlatu, salah satu warga Masnana kepada Berita Maluku  Online di kediamannya, Senin (12/6/2017) mengatakan, hewan buas itu mulai ditemukan berkeliaran sejak Sabtu (9/6/2017) lalu.

“Pertama kali buaya ini ditemukan berkeliaran hari Sabtu lalu oleh Hendro Nurlaltu. Hendro kemudian mengejar buaya itu dan masuk di teras samping rumah saya,'' tutur Nurlatu.

Kata Nurlatu, buaya itu panjangnya diperkirakan sekitar tiga meter dan bertubuh tambun.

Setelah diketahui ada buaya berkeliaran, seketika warga menjadi panik karena sesuai kepercayaan masyarakat setempat bahwa apabila ada buaya masuk sampai pekarangan rumah atau masuk ke dalam desa, hewan itu dianggap buaya jadi-jadian jelmaan iblis sehingga harus dibunuh, dan buaya itu pun langsung dibunuh saat itu juga oleh Hendro Nurlatu.

Nurlatu mengisahkan, bahwa pada Kamis malam (7/6/2017) sekitar pukul 23:00 WIT, hewan itu mulai memasuki desa Masnana.

Mantan Kades Lektama yang melihat buaya itu, langsung berteriak "ada buaya masuk kampung," sehingga membuat panik warga.

Waktu mendengar teriakan buaya itu, Nurlatu juga turut keluar untuk melihatnya karena sangat dekat dengan rumahnya, namun Nurlatu tidak mebawa alat apa-apa. Setelah dilihatnya benar ada seekor buaya, Nurlatu lalu kembali masuk untuk mengambil alat berupa tombak.

"Saya lempar tombak tapi buaya itu lari ke hutan. Saya kembali ambil tombak lain dan saya tombak di bagian belakang, langsung buaya itu mati," jelas Nurlatu.

Menurut Nurlatu, buaya seperti itu adalah jelmaan iblis, sehingga tidak ada yang bernai menangkapnya hidup-hidup.

Dikatakan, baru pertama kali ada buaya yang masuk sampai kedalam perkampungan desa mereka, dan kalaupun ada buaya yang naik ke darat hanya sampai di pesisir pantai saja, tidak sampai memasuki perkampungan.

"Kalau buaya naik ke daratan, hanya sampai di pesisir pantai saja, kalau di pesisir pantai memang sering kami temukan buaya," ujar Nurlatu.

Dikatakan, buaya itu telah dibunuh dan dikuliti dan sedang dijemur di belakang rumahnya untuk dijual.

"Saya jemur sampai kering agar orang bisa datang untuk beli akang (buaya), karena kulitnya mahal," ujar Nurlatu. (LE)
Daerah 5015614615551081404
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks