Angka Kelahiran di Malut Tinggi, Peserta KB Rendah
http://www.beritamalukuonline.com/2015/04/angka-kelahiran-di-malut-tinggi-peserta.html
Ternate - Berita Maluku. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Maluku Utara menyatakan angka kelahiran di daerah ini masih tinggi, menyusul rendahnya peserta KB aktif dalam setahun terakhir.
"Untuk itu, BKKBN saat ini tengah mengevaluasi berbagai kekurangan dan pembenahan berbagai program menggunakan kuadran dengan upaya menurunkan angka kelahiran, karena di Malut rata-rata melahirkan tiga orang anak," kata Kepala Perwakilan BKKBN Malut, Ali Hi Ismail di Ternate, usai membuka Rakerda tahun 2015 di Ternate, Jumat.
Selain itu, kata dia, hampir setiap saat dilakukan pelayanan KB, tetapi peserta aktif masih rendah.
"Ini kelemahan, sehingga 2015 ini angka kelahiran harus diturunkan dan paling tinggi pasangan usia subur di Malut melahirkan dua anak saja," katanya.
Menurut Ali, selama lima tahun ini angka kelahiran meningkat dari 57,4 menjadi 57,9. Ini terjadi karena banyak peserta KB yang mengalami ketidakberlangsungan (drop out), kegagalan dan efek samping alat kontrasepsi, kebutuhan ber-KB yang tidak terlayani yakni 9,1 pada 2007 menjadi 8,5 pada 2012, dengan target 5,0 pada 2014.
"Ini disebabkan oleh keinginan pasangan usia subur (PUS) untuk memiliki anak lagi sangat tinggi," katanya.
Ia menambahkan, program KB yang gencar dilakukan selama lima tahun terakhir kurang berhasil. Data yang ada menggambarkan target penduduk tumbuh seimbang pada 2015 sulit dicapai.
Saat ini, BKKBN Maluku Utara berupaya mensosialisasi semua program untuk menggenjot pelayanan KB kepada masyarakat, terutama pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
"Kami terus melakukan berbagai rangkaian pelayanan KB kepada aksepetor guna menggenjot pengguna kontrasepsi MKJP, salah satunya dengan menggelar pelayanan KB gencar," kata Ali.
Selain itu, lanjutnya, melalui pelayanan KB gratis di sejumlah wilayah binaan di kabupaten/kota untuk menekan angka kelahiran. (ant/bm 10)
"Untuk itu, BKKBN saat ini tengah mengevaluasi berbagai kekurangan dan pembenahan berbagai program menggunakan kuadran dengan upaya menurunkan angka kelahiran, karena di Malut rata-rata melahirkan tiga orang anak," kata Kepala Perwakilan BKKBN Malut, Ali Hi Ismail di Ternate, usai membuka Rakerda tahun 2015 di Ternate, Jumat.
Selain itu, kata dia, hampir setiap saat dilakukan pelayanan KB, tetapi peserta aktif masih rendah.
"Ini kelemahan, sehingga 2015 ini angka kelahiran harus diturunkan dan paling tinggi pasangan usia subur di Malut melahirkan dua anak saja," katanya.
Menurut Ali, selama lima tahun ini angka kelahiran meningkat dari 57,4 menjadi 57,9. Ini terjadi karena banyak peserta KB yang mengalami ketidakberlangsungan (drop out), kegagalan dan efek samping alat kontrasepsi, kebutuhan ber-KB yang tidak terlayani yakni 9,1 pada 2007 menjadi 8,5 pada 2012, dengan target 5,0 pada 2014.
"Ini disebabkan oleh keinginan pasangan usia subur (PUS) untuk memiliki anak lagi sangat tinggi," katanya.
Ia menambahkan, program KB yang gencar dilakukan selama lima tahun terakhir kurang berhasil. Data yang ada menggambarkan target penduduk tumbuh seimbang pada 2015 sulit dicapai.
Saat ini, BKKBN Maluku Utara berupaya mensosialisasi semua program untuk menggenjot pelayanan KB kepada masyarakat, terutama pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
"Kami terus melakukan berbagai rangkaian pelayanan KB kepada aksepetor guna menggenjot pengguna kontrasepsi MKJP, salah satunya dengan menggelar pelayanan KB gencar," kata Ali.
Selain itu, lanjutnya, melalui pelayanan KB gratis di sejumlah wilayah binaan di kabupaten/kota untuk menekan angka kelahiran. (ant/bm 10)
