DPRD Bursel Prihatin Kondisi SD Fena Fafan
http://www.beritamalukuonline.com/2017/03/dprd-bursel-prihatin-kondisi-sd-fena.html
Menurut Latbual, SD Negeri Batu Karang tak memiliki gedung representatif untuk mendidik para siswa yang menjadi generasi penerus bangsa. Selain itu, SD Negeri Batu Karang juga minim guru, karena hanya memiliki empat guru honor dan seorang Kepala Sekolah (Kepsek) berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Saya sangat prihatin dengan keberadaan sekolah ini, masakan hanya dilayani kepsek dan empat orang guru honor,” ujar Latbual kepada Berita Maluku Online, Kamis (23/3/2017), usai melakukan reses ke kecamatan tersebut.
Dia mengatakan, saat mendatangi desa tersebut dia mendapati laporan soal kondisi SD Negeri Batu Karang, bahkan upah honor yang diperoleh empat guru honor ini sangat kecil, yang dibiayai dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dimana setiap bulan mereka masing–masing menerima Rp300 ribu.
Latbual yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Bursel mengaku, karena merasa prihatin maka dirinya ikut berinisiatif membantu menambah Rp200 ribu setiap guru honor.
Dikatakan, lebih memprihatinkan lagi hanya terdapat satu ruangan perpustakaan sejak dibangun tahun 2012. Ruang perspustakaan ini kemudian dipetak-petak menjadi ruang kelas 1 hingga kelas 6.
''Ruang perpustakaan itu dijadikan sebagai ruang kelas, mereka membaginya menjadi tiga petak, dua sebagai ruang kelas dan kantor kepala sekolah,'' ujarnya prihatin.
Menurut Latbual, empat guru ini mengaku kepadanya bahwa mereka prihatin melihat anak-anak yang tinggal di desa itu sehingga mereka membantu mengajar di sekolah tersebut.
Ditanya mata pelajaran apa yang diajarkan kepada anak-anak di sekolah, kata Latbual, semampu yang mereka ketahui dan kuasai.
Dikatakan, bahwa kunjungannyanya ke Kecamatan Fena Fafan dalam rangka reses yang tujuannya mendapat informasi maupun keluhan masyarakat, maka persoalan ini nantinya akan dibicarakan di tingkat komisi.
''Saya akan menemui pihak dinas untuk menyampaikan persoalan ini agar menjadi perhatian serius oleh pemda,'' tandasnya.
Dirinya sangat sesal tak ada putra/putri Buru Selatan yang ikut peduli terhadap persoalan pendidikan di daerah ini.
''Kalian tahu, empat orang guru honor itu, satu orang anak daerah Buru Selatan dan tiga orang lainnya dari luar daerah,'' ujar wakil rakyat dengan nada prihatin. (LE)
